Kaskus DeYudi69 -Ibu kota negara, atau pusat pemerintahan dari suatu negara sangatlah penting fungsinya, karena tanpa adanya pusat pemerintahan, suatu negara tidak akan dapat bertahan.

Belakangan ini wacana pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Pulau Kalimantan sedang ramai diperbincangkan, baik di layar kaca media masa, media cetak maupun digital, juga media sosial.



Sumber gambar DI SINI

Pro dan kontra atas keputusan pemerintah dalam pemindahan Ibu Kota RI dari Jakarta ke sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebagian di Kabupaten Penajam Passer Utara, Provinsi Kalimantan Timur, sudah tentu saja terjadi.

Mengingat pemindahan ibu kota suatu negara tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Membutuhkan banyak waktu dan juga dana.

Melihat sejarahnya, wacana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Pulau Kalimantan sudah pernah direncanakan sejak era pemerintahan Presiden Ir. Soekarno, yaitu Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Kala itu daerah yang terpilih menjadi calon ibu kota yang baru adalah Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Terbukti dengan dibangunnya Tugu Soekarno, yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 17 April 1957.



Sumber gambar DI SINI

Namun, hingga usai era pemerintahan beliau, ibu kota negara tak kunjung dipindahkan.

Seorang sejarawan bernama, Asvi Warnam mengatakan pemindahan ibu kota negara ke Palangkaranya kala itu urung terlaksana karena pada tahun 1960-an ada tawaran untuk melaksakan Asian Games di Indonesia. Presiden Soekarno tak bisa menolak tawaran itu.

Dalam sejarahnya, pusat pemerintahan dari Jakarta pada tahun 1945 juga pernah pindah ke Yogyakarta, lantaran Jakarta dalam keadaan tidak aman.

Pada tahun 1948 juga pernah terjadi pemindahan pusat pemerintahan secara darurat, dari Yogyakarta ke Bukittinggi, Sumatera Barat, karena terjadi Agresi Militer II oleh Belanda.

Sekarang, faktor pendorong yang membuat pemerintah memutuskan untuk memindah lokasi ibu kota negara dari Jakarta, karena banyak faktor. Diantaranya masalah kemacetan juga pemerataan kesejahteraan penduduk di seluruh Indonesia.

Terlebih lagi, berdasarkan riset tim peneliti geodesi ITB, setiap tahunnya kondisi permukaan tanah di Jakarta amblas hingga 15 senti meter lebih. Pada tahun 2050 diperkiraan 95 persen permukaan tanah di Jakarta akan tenggelam.

Pengeboran dan penggunanan air tanah dalam jumlah besar, pembangunan gedung bertingkat, hingga laju infrastruktur, ikut andil dalam membuat penurunan permukaan tanah di Jakarta setiap tahunnya.



Menurut ane sendiri Gan-Sis, keputusan pemerintah untuk memindah ibu kota negara dari sekarang sudah tepat, karena pemindahan itu tidak bisa dalam jangka waktu setahun atau dua tahun, pasti memerlukan waktu yang cukup lama, sampai sebelum Jakarta benar-benar mengalami penurunan permukaan tanah secara drastis.

Mengenai lokasinya, menurut ane sendiri juga, pasti sudah dipikirkan secara matang sebelumnya oleh para ahli. Terlebih Pulau Kalimantan termasuk ke dalam wilayah yang minim terjadinya gempa bumi atau bencana alam lainnya.

Namun, agar tidak terulang lagi kemacetan dan kepadatan penduduk seperti halnya yang sudah terjadi pada Jakarta, pemerintah perlu melakukan penataan pembangunan yang terstruktur untuk jangka panjang di masa depan.

Juga tetap, menghargai alam dan penduduk setempat. Mengingat Pulau Kalimantan juga merupakan salah satu pulau terbesar, dan sebagai salah satu paru-paru dunia.

Pemerataan penduduk demi kesejahteraan bersama juga perlu, tanpa harus melakukan perusakan lingkungan hutan.

31/08/2019

Penulis: DeYudi69


Sumber referensi :
DI SINI DI SINI DI SINI DI SINI