Surobledhek746
TS
Surobledhek746
Akan Tetap Nol Besar, Jika Olahraga Ada Politik Di Sana
sumber kaskus


Hallo Gan/Sist, Selamat datang di tread Gw lagi. Maaf ya, kali ini Gw lagi marah besar. Kecewa berat. Tolong doa ya, jangan sampai Gw darah tinggi. Mengapa?

Gw teringat beberapa peristiwa olahraga, pertama ketika kita juara dunia lomba lari 100 meter. Lalu Muhammad Zohriberhasil menjuarai lomba lari 100 meter dalam kejuaraan atletik Grand Prix Malaysia Terbuka 2019 di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur. Bagaimana ceritanya tentang betaoa kerja kerasnya sendirian. Biaya sendiri. Latihan mandiri. Di mana negara saat itu. Ketika juara baru dielu-elukan.

Siapa yang tidak marah, ketika juara dunia angkat besi. Sahari Dumaini Sinamo berhasil menjuarai kejuaraan World Masters Weightlifting Championship 2019 di Montreal, Kanada untuk kategori kelas umur 45-49 tahun. Tidak hanya itu, Sari berhasil memecahkan rekor dunia angkat besi di kelas master 48 kg. Di mana dia sekarang? Bagaimana sisa hidupnya? Luput dari perhatian.

Lalu tentang kisruh Persatuan Bulu Tangkis Djarum secara resmi menghentikan audisi pencarian bakatnya mulai tahun 2020. Keputusan tersebut diambil usai Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai ajang tersebut memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok. Apa hubungannya dengan olahraga? Jelas-jelas negara tak kuasa melakukan pembinaan.

Beberapa dasa warsa terakhir, hanya bulutangkis yang jadi olahraga andalan yang coba mengharumkan nama bangsa. Ketika Jarum mundur dari sponsor bulu tangkis. Apakah pemerintah mampu melakukan pembinaan. KPAI, ada di mana ketika anak-anak miskin harus bekerja. Kerja hanya protes dan melarang saja. Tidak memberi solusi sama sekali.

Soal sepak bola juga, dahulu katanya Indonesia akan mampu berdiri sama tinggi fengan negara lain setelah banyak pemain asing di rekrut. Lalu perserikatan dan klub bola beramai-ramai mengambil pemain dari luar negeri. Hasil apa? Nol besar. Pemain nasional kian terisish, dengan honor yang berbeda menurunkan semangat juangnya. Beda perlakuan juga.

Bukan malah meningkatkan prestasi kita, malah menghancurkan dan memporakporandakan tatanan kepelatihan. Kesenjangan preoritas turun lapangan. Malah diperparah dengan skor mapia bola. Ada judi skor di dalamnya. Kian hancurlah. Boro-boro menang. Setiap pertandingan selalu dipecundangi musuh.

Kalah telak 0-3 dari Thailand, yang sebelumnya kualat dengan Malaysia. Apa yang kita banggakan. Mustahil sebenarnya dari 300 juta rakyat Indonesia tak ada yang berbakat main bola. Jika pembibitan kontinu dilakukan. Pemain dan pelatih dibebaskan dari politik kepentingan. Niacaya kita bisa menang. Kita bisa juara.

Kunci sebuah kejuaraan adalah pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan sejak usia dini. Harus dilakukan pemilihan bibit untuk setiap lomba dan pertandingan. Kemudian secara sungguh-sungguh dipersiapkan memjadi pahlaean bangsa di bidang olahraga. Gw rasa bisa. Tinggal komitmen dari pemerintah saja yang harus kuat dan bersedia berkorban untuk juara.

Demikian Gan/sist. Marah Gw reda. Semoga ada manfaatnya ya. Sampai ketemu dimarahnya Gw lagi di tread-tread dan event selanjutnya. Salam.

sumber
sumber
sumber
Diubah oleh Surobledhek746 11-09-2019 01:49
kudanil.laiissuwandiCahayahalimah
Cahayahalimah dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.7K
101
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.