• Beranda
  • ...
  • Sports
  • Sepenggal Kisah Bulu Tangkis dan PB Djarum yang Sedang Hangat Dibicarakan

weshley07Avatar border
TS
weshley07
Sepenggal Kisah Bulu Tangkis dan PB Djarum yang Sedang Hangat Dibicarakan
Baru-baru ini, dunia bulu tangkis di Tanah Air dihebohkan oleh keputusan Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum untuk menghentikan pergelaran "Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis" untuk tahun 2020. Sebuah kegiatan yang sudah digelar sejak 2006 oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation.



Banyak berita beredar soal tidak adanya kesepakatan antara KPAI dan PB Djarum dalam pengelolaan pencarian bakat bulu tangkis itu terkait eksploitasi anak dengan perusahaan tembakau tersebut.



Kita berharap semoga segera tercapai kesepakatan yang sama-sama dapat diterima semua pihak untuk kebaikan olahraga bulu tangkis di Tanah Air.

Di thread ini, ane ingin mengembalikan kenangan kita terhadap kiprah PB Djarum yang memiliki segudang atlet berprestasi nasional dan internasional. Semoga masih ingat kejadian heboh 35 tahun lalu.

Piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia. Tim Indonesia melaju ke final menantang China, sang juara 2 tahun sebelumnya ketika mengalahkan Indonesia 5-4.

Tim Piala Thomas Indonesia melaju ke final setelah menundukkan Korsel 4-1. Di semifinal satu lagi, China mengalahkan Inggris juga dengan 4-1.

Namun, ketika itu banyak yang ragu-ragu apakah tim Indonesia bisa mengalahkan China yang saat itu diperkuat pemain-pemain jago seperti Luan Jin hingga pasangan Tian Bingyi dan Sun Zhian.

Benar saja, di tunggal pertama, Lim Swie King tumbang dari pemain berjulukan "Mesin Giling", yakni Luan Jin. Namun, Hastomo Arbi berhasil menjaga harapan Indonesia. Sebagai tunggal kedua, Hastomo menundukkan "Tembok China" Han Jiang. Skor 1-1.

Akan tetapi, tunggal ketiga Indonesia, Icuk Sugiarto, kembali takluk dari pemain China yang menjadi rival bebuyutannya, Yang Yang. China unggul 2-1.

Gawat, kondisi tim Indonesia saat itu goyah akibat pemain ganda putra andalan kita, Heryanto, tak bisa diturunkan mendampingin pasangannya, Kartono. Keduanya adalah jawara All England ganda putra 2 bulan sebelumnya.

Mau tak mau, pasangan Christian/Hadibowo naik menjadi ganda pertama Indonesia melawan Hee Sang-guang/Jian Guo-liang yang terkenal dengan permainan cepat.

Kehebohan terjadi. Indonesia bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Pencinta bulu tangkis di Tanah Air semakin deg-degan menanti hasil tim pimpinan pelatih Tan Joe Hok itu.

Ganda kedua, Lim Swie King dan Kartono turun untuk melawan Tian Bingyi/Sun Zhian. Bisik-bisik mengemuka, soalnya sempat terdengar keengganan Lim Swie King bermain ganda karena dirinya ingin fokus ke tunggal saja.

King kemudian bersedia turun sebagai pemain ganda berkat bujukan manajer tim, Rudy Hartono, pelatih Tan Joe Hok, dan bos PT Djarum, Robert Budi Hartono.

Hanya, duet Lim Swie King dan Kartono memang tidak dilatih sebagai pemain ganda putra dalam masa persiapan di Jakarta.

Kejutan. King dan Kartono seolah memperlihatkan mereka tak butuh waktu lama untuk menjalin kerja sama. Keduanya memang pernah sama-sama sekolah di Kudus, namun semangat bersatu untuk membela Indonesia di Piala Thomas adalah kunci ganda dadakan ini.

Tian Bingyi/Sun Zhian tumbang! Indonesia menang di partai terakhir untuk memastikan kedudukan menjadi 3-2.


(Wordpress)

Inilah sepenggal kisah kejadian di mana kontribusi PB Djarum tak bisa dipungkiri dalam perjalanan tim bulu tangkis Indonesia.

Ya, di tim Piala Thomas 1984 itu, hanya Icuk Sugiarto yang bukan pemain dari PB Djarum. Sebutan "Tujuh Pendekar"disematkan pada atlet binaan PB Djarum, yaitu Lim Swie King, Kartono, Christian Hadinata, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Heryanto, dan Hadibowo

Dalam buku "Setengah Abad PB Djarum, dari Kudus Menuju Prestasi Dunia", Budi Hartono mengaku tak punya motivasi pribadi dalam membiayai PB Djarum. "Saya menaruh harapan bahwa bulu tangkis bisa mengharumkan nama bangsa. PB Djarum ingin terlibat dalam upaya mempersatukan bangsa melalui olahraga bulu tangkis."



Lewat buku yang sama, Ketua PB Djarum, Yoppi Rosimin, menegaskan ingin membawa bulu tangkis sebagai alat pemersatu bangsa, menghapus sekat-sekat yang bisa memecah-belah bangsa Indonesia.

"Kalau kita menonton pertandingan bulu tangkis di Istora, misalnya, apakah kita melihat siapa di sebelah kita, apa rasnya, apa agamanya? Kan gak. Yang kita lihat adalah yang di lapangan, yakni anak Indonesia," kata Yoppi.

Semoga, kisruh pembinaan atlet muda bulu tangkis di Tanah Air segera menemukan jalan terbaik demi kejayaan Indonesia.
Diubah oleh weshley07 09-09-2019 08:43
HernandezJoe
surip_sumo
indramamoth
indramamoth dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sports
Sports
icon
22.9KThread10.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.