johanariwAvatar border
TS
johanariw
Go Indonesia: Tidak Ada Eksploitasi Anak, KPAI Bunuh Karakter PB Djarum


Beritahati, Jakarta: Ajang pencarian bakat pebulutangkis muda yang biasa digelar PB Djarum Kudus sejak 50 tahun lalu akan diakhiri pada tahun 2020. Keputusan PB Djarum yang mengejutkan tersebut disinyalir sebagai respons atas tuduhan eksploitasi anak-anak dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Banyak pihak termasuk Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dan Generasi Optimis (GO) Indonesia menyayangkan tudingan KPAI terhadap PB Djarum tersebut. Terlebih, penghentian ajang pencarian bakat pebulutangkis muda itu terjadi di tengah sulitnya regenerasi pebulutangkis Indonesia.

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, Minggu (8/9/2019), mengatakan, "Ya, di saat kami sedang berjuang untuk mempopulerkan bulutangkis, sebagian pihak ingin menyetop. Sedangkan kami tahu bulutangkis kan olahraga yang andalan Indonesia tiap event, yang diharapkan meraih medali. Kalau tidak ada suplai dari bawah (klub) siapa yang akan membantu PBSI untuk menjaring bibit-bibit?"

Peraih medali emas Olimpiade 1992 di Barcelona itu mengatakan bahwa pencarian bibit atlet olahraga tepok bulu yang selama ini dilakukan oleh banyak klub bulutangkis, termasuk PB Djarum memiliki kaitan erat dengan PBSI. Susy menjelaskan bahwa mencari bibit unggul atlet tepok bulu angsa tersebut tidak mungkin dilakukan oleh PBSI sendiri.

"PBSI kan terima jadi, artinya punya potensi yang terseleksi dan sudah prestasi. Jadi istilahnya sudah setengah matang. Sekarang istilahnya siapa yang punya tugas untuk mengumpulkan bibit bulutangkis lalu mencari bibit-bibit bulutangkis sampai pelosok Tanah Air kan?" Ujar Susy.

Sejalan dengan pemikiran Susy, Sekretaris Jendral GO Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga menyatakan bahwa polemik yang dipicu oleh KPAI tersebut berisiko mematikan ikhtiar pembibitan atlet bulutangkis yang sudah berlangsung 50 tahun.

"Penghentian pencarian bakat atlet bulutangkis ini kan karena tudingan eksploitasi anak oleh KPAI, walaupun Ketua KPAI Susanto berdalih pihaknya tidak menghentikan audisi bulutangkis dan mendukung pengembangan bakat anak-anak Indonesia, termasuk bulutangkis. Tapi tudingan dari KPAI itu sudah menciderai nama baik PB Djarum. Karena tudingan 'eksploitasi anak' itu sudah seperti pembunuhan karakter dan integritas PB Djarum, padahal justru PB Djarum ini adalah salah satu markas para pahlawan bulutangkis nasional," tegas Horas.

Horas menganggap pernyataan Ketua KPAI Susanto yang menjelaskan bahwa KPAI tidak memberhentikan audisi bulutangkis dan justru mendorong semua pihak agar men-support anak-anak Indonesia sebagai retorika kosong. Pernyataan Ketua KPAI tersebut, menurut Horas adalah suatu bentuk 'defense mechanism' atau pembelaan diri dari KPAI akibat banyaknya pihak yang geram dengan tudingan KPAI terhadap PB Djarum.

Horas mengatakan, "Jika Ketua KPAI memang ingin organisasi yang dia pimpin mengembangkan bakat dan minat termasuk di bidang bulutangkis, maka jangan menuding PB Djarum mengeksploitasi anak Indonesia. Itu tudingan serius lho. Apa KPAI tidak memikirkan bahwa tudingan mereka akan berdampak memicu polemik seperti sekarang?" kata Horas kepada wartawan, Senin (9/9/2019)

"Sekali lagi saya tegaskan, dalam situasi ini KPAI jangan menggunakan pendekatan legal-formal semata. KPAI harus melihatnya dengan lensa yang lebih luas dan jelas, perlu pendekatan budaya, historis, dan nasionalisme di sini. Ingat, PB Djarum itu sudah sangat berjasa bagi bangsa dan negara kita," tegas Horas.

Sekjen GO Indonesia yang juga pakar manajemen itu menyayangkan KPAI menggunakan UU No. 35 Tahun 2014 sebagai alasan menuding PB Djarum melakukan tindak eksploitasi anak. Horas mengatakan, "Kenapa KPAI baru sekarang angkat suara kepada PB Djarum? UU No, 35 No. 2014 itu sudah diundangkan sejak lima tahun lalu. Kenapa dari tahun-tahun kemarin diam? Ke mana saja KPAI selama ini? Apa yang mereka sudah kerjakan?"

Horas mengatakan bahwa posisi KPAI saat ini tampak tersudutkan oleh blunder yang mereka lakukan sendiri. Menuding PB Djarum melakukan ekploitasi anak adalah tudingan serius yang lahir dari penafsiran sepihak dari KPAI, padahal para atlet alumni PB Djarum dan orangtua mereka tidak ada yang merasa dieksplotasi.

Horas juga melihat bahwa saat ini ada upaya dari KPAI untuk "cuci tangan" dan membenturkan PB Djarum dengan regulasi. Ini tampak dari pernyataan Ketua KPAI Susanto, Minggu (8/9/2019), "Dalam hal ini, Djarum Foundation bukan berhadapan dengan KPAI. Tapi berhadapan dengan regulasi yang berlaku. Baik UU 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak maupun PP No 109 Tahun 2012."

Horas menilai argumen yang KPAI gunakan tersebut tidak tepat waktu jika dipakai dalam situasi yang sudah memanas seperti ini.

"Lho kan selama ini tidak ada anak yang dieksploitasi oleh PB Djarum, jadi siapa yang dieksploitasi? Justru para orangtua bangga putra-putrinya bisa masuk pelatihan PB Djarum. Silakan kroscek ke para alumni PB Djarum, apa ada yang merasa dieksploitasi? Tidak ada! Tudingan 'eksploitasi anak' justru datang pertama kali dari KPAI, ini bisa jadi tuduhan yang serius," kata Horas.

GO Indonesia, kata horas, akan berdiri bersama anak bangsa, termasuk para calon atlet bulutangkis yang dirugikan oleh tudingan KPAI terhadap PB Djarum. Dengan ditutupnya audisi bakat muda bulutangkis Indonesia, ratusan bibit muda terancam tak mendapatkan kesempatan dilatih secara profesional dan ketat di salah satu klub bulutangkis terbaik di dunia, PB Djarum.

Sumber: Beritahati.com
0
1.6K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.