Mempermalukan orang lain dengan cara mem-posting poto seseorang yang wajahnya tidak cantik atau tampan mungkin sudah menjadi kebiasaan sebagian orang. Awalnya mereka hanya berniat bercanda, lalu berujung pada memperolok-olok orang yang dirasa wajah, atau tubuhnya tidak sempurna tersebut. Menjadikan bahan guyonan seakan-akan mereka sudah paling perfect. Tanpa mereka sadar, kalau yang punya wajah tentunya sangat kecewa dan terluka potonya dijadikan bahan ejekan.

Parahnya, netizen yang katanya berakal itu bukannya menegur malah ikut ramai-ramai membully dan memberikan komentar buruk yang sangat tidak pantas diucapkan oleh orang yang katanya beradab, berakal dan berbudaya.

Body shamingseakan-akan telah menjadi budaya baru yang terus menggurita seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi.



Tidak ada yang berhak menghakimi orang lain. Wajah yang rupawan, wajah yang menawan, itu hanya sementara. Seiring bergulirnya waktu semua itu akan memudar. Lalu, atas dasar apa kita menghina dan mempermalukan orang lain?

Banyak netizen yang begitu lincah jemarinya mengetikkan kata-kata kasar dan penuh penghinaan, seakan-akan tidak bertuhan. Bukankah kita sebagai manusia, khususnya Muslim, selalu ada malaikat pengawas di kiri dan kanan? Senantiasa mencatat semua amal baik dan buruk yang kita kerjakan?

Bukankah karma itu selalu ada? Semua hal buruk yang kita kerjakan akan diganjar dengan hukuman setimpal dari Pemilik jiwa? Lalu, kenapa kita tidak berpikir ribuan kali sebelum menghujat dan menyakiti orang lain dengan kata-kata yang kita tulis?

Ingatlah selalu, apa pun tindakan buruk yang kita kerjakan, suatu saat akan dikembalikan ke kita. Makanya, berhati-hatilah dalam mengomentari sesuatu.



Kalau dulu ada istilah harimaumu akan menerkam kepalamu, begitu juga sekarang, akan selalu ada balasan untuk setiap keburukan yang kita lakukan.

Kalau dengan membaca tulisan ini kalian masih bebal, tanyakan pada diri sendiri, apakah ada jaminan aku akan hidup sedetik ke depan?

Oh, ya sebagai tambahan, undang-undang untuk pelaku body shaming sudah diterbitkan pemerintah. Jadi, siapa pun yang merasa dirugikan sudah bisa melaporkan ke pihak berwajib.

Berikut kutipannya,