i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
6 Bulan PKL di Hotel Berhantu Kawasan Sudirman


6 Bulan PKL di Hotel Berhantu Kawasan Sudirman


Prolog


Selamat malam kaskuser. Untuk menutup kekosongan cerita di trit sebelah mengenai cerita-cerita seram yang pernah ane alami bersama teman ane atau kala sendiri karena belum adanya alur cerita yang pas, ane ingin membagi kisah cerita anak ane yang diceritakan kembali olehnya kepada ane kala masih melakukan PKL di sebuah hotel bintang 5 di kawasan Sudirman, Jakarta.

Namun ane berjanji akan tetap menulis semua cerita-cerita seram yang akan ane tuangkan di trit sebelah.

Langsung aja ane akan menceritakan kisah anak ane.

Anak ane yang kedua, sekarang telah duduk di kelas 12 sebuah SMK Negeri di bilangan Jakarta Selatan. Nah, pada semester genap kelas 11, dia berkesempatan untuk melaksanakan PKL di sebuah hotel terkenal di kawasan Sudirman, Jakarta, karena jurusan yang diambil oleh anak ane adalah Perhotelan.

Awal mula anak ane PKL, sebut aja Dilla, sebenarnya biasa-biasa aja. Sesuai jadwal penugasan, selama 6 bulan dia akan dirolling menempati pos-pos yang ditentukan oleh pihak hotel tempat dia PKL. Hal itu untuk membiasakan diri dan menambah ilmu perhotelan kelak jika dia telah lulus sekolah.

Dilla, anak ane ini sebenarnya cenderung penakut. Ane tahu benar. Cuma semenjak masuk SMK, rasa takutnya mendadak hilang sedikit demi sedikit. Dan karena ane berharap dia dapat menjaga dirinya, ane biarkan dia mengikuti kegiatan bela diri sejak SMP hingga masuk SMK. Dengan bekal Karate sabuk Coklat, bagi ane cukuplah untuk dia jaga diri diluaran. Sebenarnya saat itu dia hampir ambil sabuk Hitam, namun berhubung sakit, maka ane melarang. Nah, setelah teman-teman seangkatannya telah memakai sabuk Hitam, dia mulai merasa minder untuk latihan sehingga lambat laun dia tidak aktif. Ya sudah, terserah dia. Ane membiarkan saja.

Ane sendiri gak tau, apakah ada hubungannya antara bela diri yang diikutinya dengan hilangnya rasa takut di diri dia pada hal-hal yang diluar nalar dan logika, tepatnya hal-hal ghaib. Tapi suatu ketika dia bercerita sepulang dari latihan Karate. Dia memang pulang berjalan kaki dari sekolahnya di SMP sampai kerumah. Lumayan jauh, tapi itu untuk melatih pernafasannya juga. Dan kadangkala di pulang hampir Maghrib, bahkan setelah Adzan Maghrib.

Dia cerita.
"Yah, aku tadi kan lewat jalan sepi, itu lho yang dari rumah kosong besar itu arah jalan raya," katanya ketika beberapa saat sampai rumah.
"Ehem, iya tau. Kenapa," tanya gw datar.
"Aku nggak tau yang aku lihat itu tadinya beneran manusia atau bukan ya Yah. Jadi pas aku jalan, didepan aku, sisi kiri jalan, ada perempuan Yah, pakai baju putih, rambutnya panjang, nunduk aja. Dia nempel di dinding dekat lorong sempit."
Gw mulai serius mendengarkan ceritanya.
"Aku sih nggak mikir apa-apa. Aku pikir itu perempuan, lagi capek, istirahat. Yaudah aku lewatin aja. Tapi nggak berapa lama, aku penasaran, soalnya dia nggak bergerak sama sekali. Nah, aku nengok Yah kebelakang. Tau nggak Yah..."
Gw gak menjawab. Hanya memandang serius anak gw sambil menunggu kelanjutan ceritanya.
"Dia masih ada disitu Yah. Eh, nggak lama dia terbang Yah!"
"Serius?" tanya gw.
"Beneran Yah. Dia terbang begitu aja. Bajunya berkibar. Taunya dia bukan orang. Pantesan aku sekilas waktu ngelewatin dia, aku nggak lihat kakinya."
"Terus?" gw penasaran.
"Aku kabur. Lari. Sepi banget Yah, nggak ada orang lewat sama sekali.Aku nggak liatin lagi kebelakang, pokoknya aku lari buru-buru sampai ujung jalan. Yang aku ingat, aku dengar suara ketawa cekikikan." Dia bergidik membayangkan kejadian yang dia alami.
"Lagian kenapa jalan sendiri sih. Emang gak ada teman barengan pulangnya?"
"Ada, tapi misah beda arah. Aku sengaja lewat situ buat motong jalan. Kalau tau, ngapain juga aku lewat situ," jelasnya.
"Akhirnya aku kan sampai tuh dijalan raya. Nah, aku myeberang, lewat gang kecil. Aku nggak jalan lewat pinggi jalan raya." Dia terdiam sesaat. "Eh, pas aku udah ditengah-tengah gang, aku merasa merinding. Aku pikir kuntilanak yang tadi masih ngikutin aku. Aku nengok kebelakang, nggak ada. Pas aku nengok keatas tembok, tau nggak Yah apa yang aku lihat? Pocong!" katanya setengah teriak.




Jelas aja gw bengong. Mimpi apa nih anak bisa ketemu memedi sampai beruntun begitu?

"Dia ngelongok ke aku Yah. Berdiri diatas tembok. Dah, aku nggak mikir lagi, lari lagi sampai ujung gang, sampai hampir nabrak motor." "Orang yang naik motor sampai bingung kenapa aku lari ngos-ngosan. Tapi aku nggak ngomong apa-apa. Yang penting aku udah ketemu orang lain dijalan. Tumben bener Yah jalanan sepi."

Itu adalah cerita pertama dia bertemu penampakan secara langsung, meskipun mungkin bukan yang pertama kali, sebab sewaktu dia berusia 1 tahun, dia suka memandang ke tangga dan langit-langit rumah yang gw kontrak dulu saat kumandang Adzan Maghrib. Seperti melihat sesuatu yang tak nampak beterbangan keluar dari lantai atas menuju luar rumah.

■■■■■■

Awal Mula Gangguan Mahluk Tak Kasat Mata


Awal anak gw PKL, dia mendapat posisi di Laundry. Tak ada kejadian apa-apa disini, mengingat Laundry selalu banyak orang lalu lalang. Meskipun sore, suasana Laundry selalu ada orang lain, sehingga anak gw gak merasa sepi sendiri.

Cerita seram dimulai ketika dia sebulan di Laundry, kemudian ditugaskan di bagian Ameneties.

Ameneties sendiri adalah perlengkapan kamar hotel, dimana semua perlengkapan kamar hotel itu dibawa dengan rak beroda dan mempunyai tingkat-tingkat. Dan tinggi rak Ameneties itu sendiri lebih tinggi dari tinggi anak gw, sekitar 1,7 meter.

Kejadian bermula, saat anak gw berada di ruang Ameneties (Pantry) yang memang sepi. Disana dia merasa ada sesuatu yang memperhatikan dia. Suasananya begitu sunyi. Sendiri dia mempersiapkan segala sesuatunya untuk kamar hotel sesuai kebutuhan kamar mana saja yang harus segera dilengkapi. Nah ketika dia selesai beres-beres, dia mulai mendorong rak Ameneties yang berisi perlengkapan kamar hotel. Tiba-tiba pel lantai yang bergagang besi alumunium, yang tersandar di dinding kamar Ameneties melayang keras dari tempatnya dan membentur bahu anak gw. Anak gw spontan kaget. Dia heran kenapa pel lantai yang sejak tadi bersandar di dinding bisa tiba-tiba bergerak melayang dan membentur badannya. Dia merasa ada yang janggal. Dia sadar, sesuatu yang dari tadi seperti memperhatikan dirinya memang benar ada di kamar ini, sejak dia masuk kamar Ameneties. Nampaknya sesuatu itu merasa terganggu dengan kehadiran anak gw. Ruang pantry menurut anak gw emang selalu sepi.

Tanpa pikir panjang lagi, anak gw langsung meraih pel lantai bergagang alumunium itu lalu kembali menyandarkan ditempatnya semula, untuk kemudian bergegas keluar kamar dengan mendorong rak perlengkapan kamar hotel. Ada rasa was-was dihati anak gw, tapi dia sama sekali tidak merasa takut.

Dengan segera dia mendorong rak tersebut kearah lift menuju lantai atas, lantai 6. Sendirian.



Sesampainya dilantai 6, dia bergegas keluar lift. Menurut cerita dia, lantai 6 hotel ini adalah lantai yang tidak direnovasi sejak lama, karena dekorasi lantainya berbeda dengan lantai-lantai lain. Dan lampu di lorong lantai 6 tergolong redup, tidak terang seperti lantai lain.

Dengan perlahan dia menuju ke kamar hotel yang membutuhkan perlengkapan kamar. Tak ada orang lain yang dia temui disini. Ketika dia tengah membuka pintu kamar, tiba-tiba sebuah barang jatuh dari rak. Jatuhnya melayang, bukan bergulir jatuh tegak lurus. Bingung dia. Tapi dia yakin bahwa ada mahluk ghaib yang tengah mengganggunya. Dengan memberanikan diri menganggap biasa-biasa saja, dia kemudian meraih benda yang terjatuh dari rak. Seketika rak dihadapnnya bergeser sendiri!

"Diam kenapa sih!" teriak dia marah.
Sepi, tak ada apapun yang merespon. Tak ada room boy, tak ada kawannya yang tadi katanya ada di lantai 6. Tak ada juga tamuyang menginap di lantai ini. Kebetulan lantai ini memang sebagian diperuntukan bagi staff WNA, dan sebagian lagi diperuntukan bagi tamu hotel.

Akhirnya anak ane masuk kamar untuk menaruh beberapa barang yang dibutuhkan dikamar tersebut. Disini, anak ane merasa masih diperhatikan. Meskipun kamar hotel yang sekarang ini telah dimatikan ACnya, seharusnya hawa kamar masih terasa dingin. Tapi yang dirasakan anak ane justru panas.

Setelah urusan menaruh barang kebutuhan kamar selesai, anak ane beranjak keluar dari kamar. Nah saat keluar itulah sekilas dia melihat ada kelebatan hitam berjalan cepat dari kanan ke kiri, melewati depan pintu kamar. Bergegas dia keluar dan mencari. Tapi tak ada siapapun juga.

Dengan perasaan yang makin tidak enak, anak ane kembali mendorong rak Ameneties kearah lift. Ditekannya tombol lift. Tak ada yang aneh disini. Diapun masuk lift setelah pintu lift terbuka.

"Ya Allah. Jauhkan aku dari hal-hal yang membahayakan diriku," ucapnya pelan.




Dia menekan tombol naik ke lantai 12. Pintu lift tertutup. Dan lift bergerak naik.
7,8,9,10,11,12,13,14....
13?14? Kan yang ditekan lantai 12. Kenapa ini langsung naik terus tanpa berhenti lagi di lantai 12????? Jantung anak ane berdetak kencang. Selama di hotel ini, baru kali ini dia ditugaskan untuk mengantar keperluan kamar hotel. Kebetulan selama masuk PKL, dia hanya di area Laundry, jadi tidak perlu kemana-mana. Lagipula tak ada satupun orang yang memberitahu soal kejadian-kejadian aneh disini.

Lift terus bergerak naik. Dan berhenti di lantai 29! Perlahan pintu lift terbuka. Sejenak anak ane menunggu, mungkin ada seseorang yang masuk. Tapi tak ada sama sekali. Penasaran, anak ane melongok keluar. Sepi.

Dan ketika anak ane memundurkan tubuhnya kembali, terasa ada angin semilir yang menerpa wajahnya. Dingin. Dan tak lama pintu lift tertutup kembali. Naik? Tidak. Lift kembali turun. Kali ini turun dengan cepat, dan..... berhenti tepat di lantai 12! Lantai yang diinginkan anak ane. Bingung sekaligus muncul rasa takut dihati anak ane. Bagaimana gak? Lift yang dinaikinya seperti ada yang menggerakan sesukanya. Akhirnya dengan memberanikan diri, anak ane keluar dari lift dengan menarik rak troly Ameneties. Saat setelah berada diluar lift, dia bertemu dengan Room Boy yang tampaknya baru selesai merapikan kamar.
"Hei, anak baru ya?" tanyanya ramah.
"Iya," jawab anak ane sambil senyum.
"Itu kamarnya udah saya rapihin. Langsung aja kesana." "Emmm, mau dibantu?" tanyanya lagi.
"Gak usah, terima kasih."
"Oh, ok deh. Saya kebawah dulu ya," pamitnya kemudian.
Anak ane mengangguk, lalu mendorong rak kearah kamar hotel yang telah dirapikan tadi oleh Room Boy.

Disini, tak ada kejadian apapun juga. Sampai selesai ke kamar-kamar yang lainpun tak ada kejadian apapun lagi.

Namun anak ane tak sekalipun bertanya perihal kejadian aneh yang dialaminya hari itu, begitu pula keinginan untuk bertanya. Seolah ingin hal itu hanya untuk dirinya sendiri.

■■■■■■



Berikutnya :

Page 01 Post #10

Teman Satu Sekolah Pingsan Melihat Penampakan Sosok Hitam Besar Di Pojok Pintu Darurat


□□□□□□

Kunjungi Trit Mistis Ane Yang Lain :


[REBORN] KISAH MASA LALU : MISTERI CIREMAI (CINTA, PERSAHABATAN, PETUALANGAN)







Diubah oleh i.am.legend. 10-09-2019 05:49
KnightDruid
someshitness
lusilverstalker
lusilverstalker dan 35 lainnya memberi reputasi
34
32.9K
156
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.