"kamu nggak apa - apa mas?"  tanya mamah abis kita salaman
"iya mah, aku nggak papa."  jawab gue singkat
"mamah tau kok kalau kamu sedih?"
"bingung mah, aku harus senang apa harus sedih."
"lhaa kenapa?"
"senang karena akhirnya Dewi nikah, tapi juga sedih karena nikahnya nggak sama aku."
"mas Dana tenang aja, jodoh udah ada yang ngatur, nggak usah khawatir." sambil menatap mata, "mamah doain yang terbaik buat kamu, jangan sedih, jangan galau, kalau emang masih pengen main ke rumah tinggal mampir aja nggak usah ragu."
"iya mah makasih ya."

Begitulah percakapan antara gue dan nyokap dari pengantin wanita di sebuah acara resepsi

Habis datang ke acara resepsi orang yang pernah di sayang (sebut saja mantan) gue jadi pengen cerita dan mencurahkan isi hati bahwasanya ditinggal pas lagi sayang - sayangnya itu emang nggak enak. Mau makan nggak ada selera, mau jalan - jalan tapi mager, kerja juga jadi nggak produktif, pokoknya nggak enak deh alias enek. Emang sih belakangan ini lagi banyak viral postingan tentang seseorang yang datang ke acara resepsi mantannya, ada yang nyumbang lagu, foto bareng terus pelukan, ada juga yang sampai nangis di hadapan para tamu undangan, pokoknya macem - macem. Untungnya gue bisa tahan diri dan berusaha menikmati suasana dengan beberapa kali menebar senyum palsu kepada para undangan, walaupun di dalam lubuk hati yang paling dalam ada dorongan kuat buat berulah dan bikin onar di acara resepsi hari itu.




Hhh iya, sebelumnya gue mau kasih tau dulu, dalam kejadian aslinya hampir semua percakapan menggunakan bahasa daerah. Tapi supaya bisa dinikmati oleh banyak kalangan, hampir semua dialognya gue ganti dengan bahasa anak kekinian, untuk latar tempatnya gue samarkan demi keamanan privasi dari setiap tokoh yang ada disini.