yuni.wahyuni114Avatar border
TS
yuni.wahyuni114
Jangan Pukul Aku, Ayah!


"Jangan pukul aku, Ayah!"

Adalah teriakan favorit saat aku mendapati seorang anak kecil yang tergugu di tepian jalan ujung sana.

Matanya sayu, meski suara dalam tenggorakannya cukup jelas terdengar siapa saja yang berlalu lalang melewati tempatnya.

"Kamu kenapa, Dik?" tanyaku pelan tanpa mempedulikan tiap pasang mata sebagian mereka jijik, atau bahkan iba.

"Adik mau roti?" tanyaku lagi, sembari mengambil satu bungkus roti sobek dari dalam tas ransel yang segera dimakan olehnya.

"Rumah orangtuamu di mana?" ujarku memberondong pertanyaan tanpa ragu.

Dari kejauhan, aku terus memandang wajahnya lekat. Sambil sesekali mengabadikan keberadaan dirinya melalui kamera. Terlihat manis dan penuh kasih sayang antar sesama, ya?

emoticon-Big Kiss



Selesai proses pemotretan tersebut, aku kembali mendekatinya. Berharap kini, ia sudah cukup bertenaga.

"Dik, rumah orangtua adik di mana? Biar kakak bisa antar kamu pulang pada mereka."

Tanpa mau menjawab pertanyaan demi pertanyaan dariku, ia terus mengambil langkah, berlari sejauh-sejauhnya. Tapi kenapa?



Setelah aku telusuri sana-sini, jawaban yang kudapat sangat mengejutkan.

Efek dari kemarahan orang tua



Sebagai seorang anak yang pernah kecil juga, aku paham rasanya dibentak hanya karena hal-hal sepele---tidak mau mengambil makan sendiri---misalnya.

'Apakah apa yang kualami juga tengah dialami oleh adik yang tadi terjumpa di sana?' pikirku kian menerka-nerka.

Dari sekian banyak tulisan, aku catat bagian-bagian pentinya saja.

Hingga pada satu bagian itu, aku dibuat ternganga.

Quote:


"Memang kenyataan demikian, bukan?" kataku mengajukan pertanyaan yang tak mendapat apa pun jawaban.

kembali ku scroll ke bawah tulisan di layar monitor.

Dampak lain dari kemarahan orangtua adalah turunnya kadar kepercayaan diri anak



"Kadar kepercayaan diri anak menurun?" Aku hanya terus membaca sambil geleng-geleng kepala.

Setelah kepercayaan diri anak turun, hal ini akan memengaruhi rasa kecewa pada Tuhan. Lebih tepatnya, si anak akan sering mengajukan pertanyaan, "Tuhan, kenapa harus aku yang terlahir di keluarga ini? Mengapa bukan teman-temanku saja?"



Efek paling berat dan tanda bahwa orangtua gagal dalam hal parenting adalah saat anak mengakui jabatan yang melekat pada orangtua. Bukan atas peran mereka sebagai ayah atau ibunya.

Dalam hal ini, misal ayahnya seorang polisi. Sedangkan ibunya seorang guru. Saat di rumah, apa pun aturan harus sesuai dengan aturan kepolisian atau pun aturan seorang guru. Hingga si anak mulai bilang, "Dia polisi, bukan ayahku."




Beberapa efek dari kemarahan atau kekerasan ini pun, ada yang sifatnya jangka panjang, ada yang jangka pendek.

Jangka pendek semisal bekas luka, jatuh, kena sayat benda tajam, dan lainnya.

Sedangkan untuk jangka panjang semisal copy paste dari sifat apa yang orangtua tanam di memorinya sewaktu anak-anak.




Terkait hal ini, peran sebagai orangtua pun dijelaskan dalam beberapa hadits, tentang tidak baiknya melakukan kekerasan pada anak, meski sebatas bentakan.



Aku mengangguk paham. Sepenuhnya sadar, bahwa apa yang terbaca di sana dirangkum secara benar. Sambil sesekali mengusap air mata yang mulai menggenang, aku mencatat sebuah tulisan.

Quote:


Taiwan, 3 September 2019

Source pict: Pinterest dan Facebook
Diubah oleh yuni.wahyuni114 11-09-2019 07:15
ronalddch
kudanil.la
cheria021
cheria021 dan 30 lainnya memberi reputasi
31
8.5K
114
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.