powerpunkAvatar border
TS
powerpunk
BPJS Naik, Defisit Turun. Situ Sehat?

Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
emoticon-Nyepi




Seperti dugaan banyak orang, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, badan yang bertanggung jawab menyelenggarakan jaminan sosial secara nasional akhirnya berencana menaikkan iurannya. Ini tentu tak lepas dari defisit yang dialami oleh badan ini sejak beberapa tahun belakangan. Akibat defisit ini, layanan terganggu, banyak rumah sakit menolak melayani pasien yang menggunakan BPJS karena tagihan dari rumah sakit belum di bayar oleh BPJS.

Ujung - ujungnya tetap saja rakyat yang harus menanggung kerugian. Terutama rakyat kecil yang terlanjur menggantungkan biaya perawatannya pada rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS. Tak ingin terus defisit, pemerintah putar otak dengan melakukan berbagai macam cara. Mulai dari pemberlakuan denda bagi peserta BPJS yang terlambat melakukan pembayaran, penerapan kewajiban pembayaran seluruh anggota keluarga, hingga rencana pemberlakuan subsidi dari hasil cukai rokok pun pernah dilakukan. Semua dilakukan agar defisit di tubuh BPJS Kesehatan dapat segera teratasi.


Namun lagi - lagi segala cara yang telah ditempuh oleh pemerintah tersebut tak mampu menutupi selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang didapat oleh BPJS Kesehatan, dan defisit pun terus berlanjut. Lalu, seperti yang telah disampaikan diawal, kali ini pemerintah memutuskan akan menaikkan iuran BPJS Kesehatan yang besarannya hampir dua kali lipat dari iuran sebelum kenaikan, dengan harapan agar pemasukan semakin meningkat dan akhirnya membuat BPJS Kesehatan mampu "sehat" kembali.

Pertanyaannya, benarkah sesimpel itu? Tak semudah itu Ferguso.Alih - alih menambah pemasukan, justru banyak yang menilai kebijakan menaikkan iuran BPJS ini akan menjadi blunder. Analoginya sederhana. Jika pada saat iuran belum dinaikkan saja, tingkat tunggakan iuran sudah begitu tinggi, bahkan menurut data yang dikutip dari Kompas.com mencapai 53 persen, bagaimana mungkin setelah kenaikan persentase tunggakan iuran bakalan turun? Salah satu alasan kenapa persentase tunggakan begitu tinggi adalah karena ketidakmampuan dan ketidakmauan masyarakat kita membayar iuran BPJS setiap bulannya.

Tidak mampu, karena memang bagi sebagian orang nilai iuran BPJS dirasa masih cukup tinggi. Menurut kajian yang dilakukan oleh UI dan UGM besaran iuran untuk kelas 3 sebelum kenaikan sebesar Rp. 25.500,- masih lebih tinggi ketimbang daya beli kelompok mandiri yang hanya berkisar di angka Rp. 18.500,-. Lalu "tidak mau" karena pelayanan BPJS Kesehatan kita dinilai masih kurang memadai. Terkadang pasien BPJS dianggap pasien "kelas 2" dibanding pasien yang membayar dengan biaya pribadi. Bahkan ada pula anggapan banyak pihak jika pasien BPJS Kesehatan dipandang sebelah mata. Tak jarang pula, mereka yang tak sabar dengan pelayanan menggunakan BPJS Kesehatan, akhirnya menggunakan biaya pribadi demi mendapat layanan yang lebih cepat dan lebih baik.


Berlatar belakang hal itulah kenapa sebagian besar orang menjadi malas membayar iuran BPJS. Lalu, apakah menaikkan iuran BPJS akan menjadi solusinya? Jelas bukan. Bagi masyarakat tak mampu, hal ini akan lebih memberatkan. Terlebih bagi mereka yang anggota keluarganya banyak. Dari pada untuk membayar BPJS Kesehatan yang belum tentu digunakan setiap bulan, mending dipakai untuk hal lain yang lebih urgent. Ada yang beranggapan, kalau selama ini BPJS - nya tak pernah digunakan, sama saja hanya buang - buang uang saja. Sehingga bisa dipastikan kenaikan iuran BPJS ini bukannya membantu mengurangi defisit BPJS, tapi justru sebaliknya.

Hal ini setidaknya sudah tergambar dari penyampaian Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi yang mengatakan bahwa sebagain besar, bahkan 100 % masyarakat menolak kenaikan iuran BPJS ini. Ia pun menyampaikan masih ada cara lain yang bisa ditempuh oleh pemerintah, yakni dengan mengalihkan subsidi energi ke BPJS Kesehatan. Menaikkan cukai rokok yang sebagian hasilnya digunakan untuk menambal defisit BPJS juga menjadi salah satu solusi lain agar BPJS dapat mampu "sehat" kembali.





Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur Gambar : Om Google
Referensi : Ini, Ini, dan Opini Pribadi TS






ngejleb
swiitdebby
swiitdebby dan ngejleb memberi reputasi
2
2.5K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.