Kaskus

Story

aniesdayAvatar border
TS
aniesday
Topi Pramuka dan Rambut Anti Cinta
Topi Pramuka dan Rambut Anti Cinta

Mengenal Kak Annday sebagai pembina Pramuka kualami ketika masa SMA. Waktu itu masih kelas 2 atau 11 seumpama sekarang. Ya, cerita ini terjadi saat sekitar 12 tahun yang lalu. Aku masih culun waktu itu, belum paham betul isyarat cinta yang sesungguhnya.

Maksudnya, saat itu aku mudah sekali baper. Kalau ada wanita tersenyum, aku langsung menyangka dia sudah mau jadi gebetanku. Maklum dari semua wanita yang kukenal semua mahal senyum. Kalau tertawa ngakak sambil guling guling sih sering tapi kalau sekedar senyum tersungging, ini yang langka bin ajaib, binti bikin aku terkapar panah asmara.

Sebetulnya aku mengerti banget mengapa para wanita temanku itu selalu tertawa ngakak setiap bertemu denganku. Ya, ini gegara rambut di kepalaku. Selalu mengacung menantang langit seperti rambut Upin Ipin. Mana lancip lagi.

Hadeeh, ditambah makin kenceng kalau mataku sedang terpesona pandang pada wanita. Ini sungguh buatku tak nyaman, potongan rambutku kayak tentara, tapi sebentuk rambut merupa antena ini tak bisa diajak kompromi. Pernah mau kupotong, tidak bisa, malah gunting kapsternya yang jadi tumpul, maksimal harus disisakan seukuran jari tengah. Kata ibuku ini adalah tanda lahir. Bukan kutukan tapi keistimewaan, dia baru mau rebah bila ada wanita yang tulus mencintaiku.

Makanya aku selalu memakai topi ke manapun, kecuali di dalam kelas tentu saja. Ada aturan keras dilarang memakai topi dalam ruangan. Tidak ada jalan lain, terpaksa nurut. Inilah yang membuatku jadi bahan tertawaan, untuk itu aku selalu minta izin duduk di pojok belakang. Biar tidak bebas dipandang kawan. Syukurlah guru- guru mengizinkan, lagian tubuhku menjulang, dengan tinggi 180 senti tentulah akan jadi penghalang jika duduk di kursi depan.

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang kuikuti pada awal tahun adalah permainan bola basket, aku jago memasukkan bola ke jaring. Pelatih suka, teman begitu juga. Namun aku berhenti mengikuti ketika pelatihnya berganti perempuan, kece lagi. Berhubung tidak selalu memakai topi, rambut antenaku selalu berdiri tegak bak tiang bendera tiap kali dia datang. Cinta terpendam, aku jadi bahan tertawaan. Termasuk sang pelatih itu, Bu Atiqah saja, gak pake Hasiholan dia biasa dipanggil, meski dia emang sekeren ntu artis perempuan Indonesia.

Beralih menekuni Pramuka, aku suka di sana. Teman -temanku menyadari betul keistimewaan ini, tak ada yang menertawakan, ditambah dengan kebiasaan memakai topi ketika latihan. Nyaman, aku suka menekuni Pramuka. Kesukaan ini makin bertambah ketika ada Kak Annday yang jadi pembina. Dia, yang juga mahasiswa semester akhir salah satu perguruan tinggi di kotaku hadir membantu Kak Sigit, pembina utama yang telah bertahun-tahun mengajar di sekolahku.
Topi Pramuka dan Rambut Anti Cinta
Sumber gambar: CNNIndonesia.com

Kak Annday ini ramah, suka membantu langsung anggota yang kesulitan, seperti kasus yang kualami waktu itu. Mengikuti perkemahan Sabtu Minggu, Persami di lapangan sekolah. Kak Annday yang mengetahui regu putra kesulitan menyiapkan sarapan, langsung turun tangan. Dengan sigap dia memasak untuk kami, meski hanya dengan menu dadar telur dan oseng daun sawi hijau. Kami suka, sarapan jadi, sumber energi utama kegiatan hari ini.

Pada kesempatan lain dia datang lagi menengok tenda kami ketika malam datang. Biasa, kami lelaki susah tidur meski sudah dijadwalkan masuk tenda untuk tidur pada pukul 10 malam usai kegiatan. Ngobrol, bercanda, main skak, itu yang kami lakukan.Dengan gaya khasnya dia menenangkan datang, meminta kami tidur berjajar.

Satu hal yang takkan kulupa dengan caranya dia membuat kami menuruti maunya adalah cerita. Ya, dia bercerita, membaca kisah sejarah yang dia browsing. Dia kisahkan bagaimana Lord Baden Powell mulanya mengadakan kegiatan yang sekarang di Indonesia disebut Pramuka ini. Yakni berawal saat Pria yang bernama lengkap Lord Robert Baden Powell Gilwell ini mengadakan kegiatan kemah, sejumlah 22 anak laki-laki mengikuti perkemahan itu, kemah pertama yang diadakan pada tanggal 25 Juli 1907 di Pulau Brownsea, Inggris. 

Dia ceritakan kisah itu termasuk apa apa yang dilakukan 22 anak laki laki peserta kemah di sana. Aku terkesima, semua temanku tertidur karenanya. Hanya aku yang tak bisa, suara merdunya membuat telingaku enggan tak mendengar, mengusap usap daun telinga.

" Kau tak ingin tidurkah Diano?" Kata Kak Annday begitu tahu aku masih melek.

" Tidak bisa kak, jadi ingin tahu lanjutan cerita terus."

" Baiklah, besok-besok kulanjutkan, sesudah kemah selesai tentu, tapi sekarang kamu tidur ya. Besok kita harus bangun pukul 4 pagi loh. Persiapan sholat subuh."

" Benar ya Kak. Dilanjutkan."

" Iya, tidurlah. Eh, kalau tidur itu ya mbok dilepas topinya. Jangan dipakai terus."

" Tidak kakak, saya suka pakai topi meskipun tidur. Tak apa ya, saya akan tidur mengenakan topi ini."

" Ya sudah serah kau saja, asal dijaga jangan jadi jelek topinya."

" Siap kakak, saya bawa stok selusin kok."

" Ha, banyak amat, sudah tidurlah, besok kita ngobrol lagi ya. Ceritakan tentang topimu itu besok."

Tiba esok hari kami sudah sibuk dengan kegiatan perkemahan, ada penjelajahan menyusuri lingkungan sekolah yang menjadi kegiatan utama sebelum penutupan. Kak Annday tidak tampak, dia mendampingi regu putri rupanya, sementara yang bersama kami ada Kak Sigit. Tiap pos pemberhentian ada yang harus kami kerjakan. Pos pertama, menemukan kertas yang disematkan diantara ranting pohon, ada 10 soal tentang sejarah Pramuka yang harus kami kerjakan, dikumpulkan ke panitia, baru bisa melanjutkan perjalanan.

Begitulah, ada 5 pos yang kami lewati dengan masing masing tugas. Ada yang harus mencermati soal dengan morse, semaphore, sandi rusia, sampai melewati halang rintang dengan merayap dibawah jalinan temali sebelum mencapai finish. Kuikuti semua, senang, riang gembira. Seru loh, itu adalah kemah pertamaku, sesudah kuputuskan aktif di kegiatan kepramukaan.

Mata Kak Annday kudapati berbinar kala mengetahui regu kami mencapai finish. Ada yang aneh kurasakan di kepalaku. Duh, ini pasti rambut anten. Yang selalu memberikan sinyal tegak tiap kali aku tertarik dengan lawan jenis. Kusentuh topi, memastikan dia tetap menempati posisi kepala dengan benar.

Ah, rambut ini. Sungguh aku dibikin tak percaya diri karenanya. Rambut ini jadi pengingatku untuk jaga hati supaya tak mudah jatuh cinta. Kunamakan rambut ini Rambut Anti Cinta. Biar aku selalu ingat untuk tidak tergoda. Karena kalau tidak aku akan jadi bahan bully an karenanya.

Sejak itu rambut, topi, dan hatiku senantiasa kujaga. Syukurlah bisa, tak lagi jadi bahan tertawaan lagi aku karenanya. Sekarang aku bisa mengikuti kegiatan Pramuka dengan leluasa. Ada banyak topi, termasuk selusin topi Pramuka kumiliki, siap menutupi panjang rambut yang tak mempan kupotong ini. Lebih dari itu, rambut ini sudah tak lagi mudah berdiri. Pramuka mengajariku banyak hal, termasuk hati-hati dengan hati agar tak mudah jatuh hati. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Itu saja yang selalu kutumbuh dan latihkan pada diriku saat itu.


Ditulis oleh: Anis Hidayatie untuk Kaskus
Sumber gambar : CNNIndonesia.com
Sumber referensi: mediaharapan.com









Diubah oleh aniesday 30-08-2019 23:32
KnightDruid
anasabila
someshitness
someshitness dan 15 lainnya memberi reputasi
16
4.8K
59
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.1KThread45.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.