ndutsetiawanAvatar border
TS
ndutsetiawan
Pindah, Siapa Takut?




Ya, nggak lah. Pan, memang harus pindah. Sudah habis masa kontrakan, ya kudu pindah. Gampang, tinggal bungkus-bungkus, rapi-rapi, cari mobil bak untuk ngangkutnya. Beres deh.

Quote:


Jadi, mau pindah berapa kali. Nggak masalah to! It's a easy and so simple.

Eits! Wait!
Kok, jadi ngaco belo. Ini mau ngetrit apaan neh.
Ah, maaf pemirsa kurang mimik akyuajadi begini jadinya.

Maaf, sekali lagi neh.


Ini mau mindahin ibu kota. Entu yang udah puluhan tahun dan penuh sejarah.

Ibu kota Indonesia di Jakarta mau dipindah ke Kalimantan.


Ape aje yang pindah ye, kire-kire?
Ape Monas dipinde juge?
Kayak patung Liberty di Amrik sono?


Yok, kite kepoin dimari!





sumber dari kompas.com

Lha, emang kenapa ibu kota harus pindah?


Sebenarnya keinginan pindah ibu kota ini sudah pernah di gagas lamaaa... lama sekali.

Dari jaman, Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto, gagasan pindah ini sudah ada.

Namun, mencuat lagi dan heboh bin viral saat Presiden Jokowi melanjutkan cita-cita pendahulunya merubah dari mimpi menjadi nyata.

Meski pemindahan ini banyak menuai pro dan kontra. Tapi live must go on.

Begindang, ini beberapa alasan mengapa harus pindah:

1. Beban Jakarta terlalu berat

Emang Dilan cuey! Kuat menanggung beban rindu.

Jakarta mah beda.

Catat!

Berat, mah tanggung Jakarta, segala status dan seabrek kegiatan yang membuat Jakarta sebagai kota yang tidak pernah tidur. 24 non-setop, kuy!

Sebagai pusat pemerintah, ade.
Sebagai pusat bisnis, hayuk.
Sebagai pusat keuangan, pan emang tempatnye.
Sebagai pusat perdagangan barang dan jasa, hooh.
Punya bandara dan pelabuhan terbesar di Indonesia, betul.

Semua kegiatan, semua roda perekonomian, semua tetek benget yang mengangkut hajat hidup orang, semua tumplekblekdi Jakarta.

Nggak hanya, kegiatan, kantor, juga manusianya.

Jangan-jangan Jakarta jadi miring. Nyungsep ke laut duluan, sebelum kena tsunami. Oh... Tidak!

2. Beban Pulau Jawa yang terlalu berat.

Ini juga ngaruh, bukan Melia saja yang berat.

Nggak cuman Jakarta yang padat merayap, tapi skala melebar, kali memanjang yaitu Pulau Jawa juga termasuk pulau terpadat penduduknya.
Hampir 50 persen lebih penduduk Indonesia ada di pulau Jawa.
Apa nggak takut ambles, tenggelam nih?

Selain padat penduduknya, juga kegiatan perekonomian pun ada di pulau Jawa.
Sehingga kesan Jawasentris melekat erat.

Karena semua di pulau Jawa, maka pembangunan, kesempatan kerja, lapangan kerja dan lain-lainnya mengumpul di pulau Jawa.


Tidaklah seimbang dibandingkan dengan pulau-pulau yang lain.

*

Sesuai dengan amanat bangsa, kesejahteraan dan keadilan harus merata maka untuk menghilangkan stigma Jawasentrisharus dihilangkan.

Jangan, pembangunan di Jawa, kemajuan di Jawa, kemakmuran di Jawa, kapan jadi adil makmur merata?Merata dalam berkeadilan?

So, pindah adalah pilihan.
Pindah bukan tabu.




Jadi, kalo mau pindah untuk tujuan lebih baik, hayuk mari didukung!


Akhirnya setelah melalui kajian, studi yang menyeluruh hampir selama 3 tahun belakangan ini, kepindahan ibu kota bulat akan diwujudkan. Adapun tempat yang dipilih adalah di daerah Kalimantan Timur. Di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagai Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur.


Nah, kalo harus pindah mengapa ke Kalimantan?


Nggak ke Papua, Sumatra, Sulawesi atau wilayah Indonesia yang lain. Nanti wilayah lain jadi iri dong?

Dijamin nggak lah yauw. Karena wilayah yang memenuhi syarat sebagai ibu kota Indonesia baru harus mampu dipenuhi.

Salah tiganya bisa dicek di bawah ini.

1. Harus wilayah strategis dan pas di tengah Indonesia.

Nggak kebeneran nih, mentang-mentang ada garis katulistiwa di Kalimantan?
Bukan, lah. Meski alasan ini yang tidak dipunyai oleh wilayah yang lain, namun masih ada kreteria yang merupakan hasil dari kajian itu.

2. Sarana fisik dan lingkungan yang aman

Pindahan ibu kota butuh dana yang banyak, maka jangan sampai dengan pindah harus memulai dari nol. Dari melengkapi sarana yang dibutuhkan.

Tidak. Kalimantan sudah siap.
Di sana ada tanah yang luas ribuan hektar yang sudah dimiliki pemerintah ( tanah BUMN Perkebunan )

Sehingga pemakaian tanah ribuan hektar nantinya tidak perlu beli lagi. Hemat toh.

Sarana, fasilitas Kalimantan juga sudah bagus.
Infrastruktur sudah siap. Jalan yang memadai, ada bandara, ada pelabuhan, layanan air minum, layanan jaringan komunikasi, listrik, sanitasi dan lain-lain juga sudah siap.

Segi lingkungan? Kalimantan adalah wilayah yang mempunyai lingkungan alam yang aman dari bencana. Tidak akan ada gempa karena di sana tidak ada gunung berapi atau dilintasi cincin api istilahnya.

Ketersediaan air yang melimpah dan terhindarnya dari pencemaran udara.
Karena di Kalimantan masih terdapat hutan hujan tropis yang besar di sana.
Polusi bisa diserap oleh pepucuk daun yang rimbun di sana.

3. Budaya terbuka

Di Kalimantanlah wilayah yang sudah mempunyai budaya terbuka. Bisa menerima budaya dari mana saja atau multikulturjuga bisa menerima etnis dari mana saja atau multietnis.

Penduduk Kalimantan sudah biasa seperti ini, maka sudah siap jika nanti terjadi eksodus besar-besar tidak hanya manusia saja yang pindah atau etnisnya, segala sesuatunya juga pasti ikut pindah atau kulturnya.
Kemampuan untuk menghadapi keberagaman hidup akan menjadi peredam timbulnya konflik horizontal antar masyarakat di sana.


Nah, kreteria itu sudah lengkap di Kalimantan. Tinggal cap cus deh.

Nah, timbul pertanyaan jika benar terjadi?
Nasib Jakarta bagiamana setelahnya?




1. Jakarta bakal sepi.

Yoi, semua bakal cabut.

Para pegawai, para pekerja. anak kuliah, anak sekolahan, dari semua lapisan yang terkait langsung tidak langsung dengan bagian ini. Semisal :

Bagian pemerintahan dari atas sak andahane, cabuttt.

Bagian keuangang dari BI, Bank Pusat, BPK, Peruri, cabuttt.

Bagian hubungan luar negeri, Kedutaan, Konsulat sak bawahane, cabuttt.

Banyak yang cabut, atau malah pada pulang kampung.

Semua pindah, semua cabut...

Tinggal pusat bisnis, yang kehilangan konsumen, kehilangan penghuni.

Jakarta akan jadi sepi, jangan-jangan yang dulunya ada Kota Tuananti akan jadi Kota Mati.


2. Jakarta berubah jadi Kabupaten?

Nah, ini. Jika gelar Jakarta sebagai Kota Metropolitan, sebagai Ibu kota Negara, mempunyai status KHUSUSnya, diCABUT

Apakah Jakarta masih bisa jadi wilayah khusus atau Daerah Khusus lagi?

Ataukah turun derajat menjadi Kabupaten?
Atau sekelas Walikota?
Atau Kota Administratif?
Atau gabung dengan Bogor atau Depok?
Atau ngikut ke Bandung?
Atau ngikut ke Banten?

Apa pun pilihannya nanti. Cukup saySAYONARA metropolitanku.


3. Asyik dong aturan masuk kota Jakarta berubah.

Sekarang lho mau masuk kota Jakarta aja ribet. Dengan alasan mengurangi kemacetan dan polusi udara diterapkanlah aturan yang "nyusahin " orang yang tanggung hidup. Cuma motor satu, punya mobil satu. Apa pasal?

Lha, iya. Masuk Jakarta ada banyak aturan segambreng yang terus membatasi volume apa pun yang masuk ke kota ini.
Adanya aturan three in one, ganjil genap, entah apa lagi nanti.

Orang kaya sih enak, punya kendaraan banyak, ganjil genap nggak masalah, malah bisa dipakai sebagai ajang pamer. Gonta-ganti pakai kendaraan tiap hari.
Ngenesss!.



4. Gedung penting jadi museum

Kepindahan yang heboh ini. Pasti menyisakan gedung-gedung yang dulu ditempati sebagai kantor pemerintahan, kantor bisnis dan jasa, kantor keuangan/perbankan juga.

Gedung perkantoran itu, pasti menyimpan dan mempunyai nilai sejarah. Dari pada kosong lebih bagus dijadikan tempat wisata sejarah atau museum.

Coba bayangkan, jika gedung bundar iconnya lembaga tertinggi dan tinggi negara ( MPR dan DPR )jadi Museum Bundar.

Ih, keren. Pasti memorable pisan.


Masih banyak yang lain tentunya.

Gedung peninggalan penjajahan Belanda saja bisa menjadi tempat wisata, Kota Tua

Pasti akan menyusul, Kota Reformasi, Museum KPK, Museum KPU, siapa tahu khan?



5. KRL, Busway MRT, LRT sepi

Angkutan masal yang sudah dibangun dan dibiayai triliunan rupiah akan jadi sepi penumpang. Karena sebagian warganya, sebagian penumpangnya yang biasa ngelaju(PP) kerja. sekolah, kuliah, plesir dari segala penjuru kota penyangga se-Jabodetabek sudah tidak ngantor lagi ke Jakarta.

Entah kantornya ikut pindah ke Kalimantan?
Jakarta pasti terdampak dan yakin sepi.


Akankah nasibnya sama seperti trit ane tentang busway sebelumnya?

Ada kuburan busway.
Ada kuburan KRL.
Ada kuburan MRT
dan, ada kuburan LRT


Hiih, atau semuanya masih beroperasi lalu lalang di jalanan ibu kota tanpa penumpang.
Melintas di rel-rel tanpa penumpang.

Hihhh! Hororr!

6. Car Free Day lebih sering.

Untuk mengurangi polusi dan gagasan green lifedi Jakarta tiap minggu digelar jalanan bebas mobil dari jam anu sampai jam entu.
Nah, kalo sudah pada pindahan. InshaAllah jumlah mobil sudah berkurang, penduduk sepersekian juta juga berkurang.

Naga-naganya car free day bisa kapan saja, bahkan bisa tiap hari.

Wah, seru juga ya.

Pasti banyak yang senang.

Terutama penduduk aseli Jakarta, warga Betawi yang dulunya mereka tergusur di pinggir kotanya. Seperti penduduk asing di negeri sendiri.
Akan, bisa kembali tersenyum kembali.
Menikmati kemegahan Jakarta dengan lebih khitmad dan tenang.



Apa malah termasuk yang sedih dan kehilangan?

Karena Jakarta diem-diem jadi kebanggaan sebagai Ibu kota Negara, kini malah dicabut statusnya.

Hilanglah pameo

Kejamnya ibu tiri tidak sekejam ibu kota


Karena Jakarta sudah kehilangan pamor dan kedigdayaannya.
Karena Jakarta sudah kehilangan daya tarik dan pesona.


Ah, semua bisa-bisa ane aja.

Lupakan saja, ya!

Yok, ngopi aje, biar kagak oleng!

Salam pagi.
------------------
JAGAT ALIT
Diubah oleh ndutsetiawan 31-08-2019 03:03
hvzalf
syafetri
sriwijayapuisis
sriwijayapuisis dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.6K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.