Bukan hal baru ketika mendengar istilah merah vs merah terutama pada ahir masa perang dingin dimana terjadi perpecahan pada blok timur yang mengakibatkan panasnya hubungan antara Cina dengan Uni Sovyet. Ketegangan-ketegangan tersebut berdampak pada perang proxy yang disponsori oleh kedua negara. Salah satu contohnya adalah perang antara Vietnam dengan Kampucea (kamboja) yang masing-masing di sponsori oleh cina dan Uni sovyet. Vietnam dan Kampucea adalah dua negara yang berhaluan komunis namun berbeda kiblat, Vietnam beraliran komunis-stalinis sedangkan Kampucea beraliran Komunis-Leninis-Maois yang dalam penerapan pelaksanaan politiknya berbeda. Perpecahan dua komunis tersebut berawal dari meninggalnya pemimpin Uni Sovyet legendaris Josep Stalin pada tahun 1953 yang kemudian digantikan  oleh Nikita Kruschev. Kruschev berusaha melakukan pembersihan pengaruh stalin di dalam pemerintahan Uni Sovyet bahkan mengganti beberapa nama yaang mengandung nama stalin baik di monumen-monumen bahkan sampai mengubah lagu kebangsaan yang mengangungkan nama stalin. Muncul perasaan tidak suka oleh Mao Zedong yang menjadi pemmimpin komunis Cina dan kawan baik Stalin dan menganggap Kruschev bukan lagi seorang komunis seutuhnya.







  Konflik bermula pasca kemenangan Vietnam dalam perang Vietnam melawan Amerika Serikat yang berhasil menyatukan seluruh wilayah Vietnam dalam saatu pemerintahan komunis. Muncul kekhawatiran oleh Rezim komunis Kampucea dibawah kekuasaan Pol Pot akan besarnya pengaruh Vietnam di semenanjung Indocina. Hal itu cukup beralasan, pasca kemenangan Vietnam kekuatan militernya semakin kuat dan berencana menyatukan semenanjung Indocina dibawah satu bendera Vietnam. Mengatasi hal tersebut, Pol Pot mulai menncari pembenaran dalam melaksanakan beberapa penyerangan-penyerangan ke wilayah perbatasan dengan Vietnam untuk mengganggu kestabilan politik di Vietnam. Salah satu pembenaran yang dilakukan oleh Pol Pot adalah dengan menyatakan bahwa wilayah Vietnam merupakan wilayah Kampucea yang direbut pada masa dinasti Khmer pada abad 17. Dengan klaim tersebut, Kampuchea mulai melakukan penyerangan di perbatasan dengan vietnam. Penyerangan awalnya berbentuk serangan-serangan kecil yang menyasar pos-pos keamanan di sepanjang perbatasan.  Eskalasi semakin meningkat seiring dengan serangan-serangan kampucea yang berhasil mengganggu stabilitas di perbatasan..







Puncaknya terjadi ketika kampucea menyerang Provinsi An Giang dan Chau Doc secara mendadak dengan pasukan dalam jumlah besar yang disertai dengan artileri, tank, dan infantri dalam jumlah yang besar. Serangan tersebut menyebabkan ribuan korban sipil di pihak Vietnam. Serangan tersebut direspon oleh Vietnam dengan menyerang balik dan menawarkan opsi perdamaian. Kampucea mengajukan beberapa syarat antara lain daerah yang diduduki tetap diduduki oleh kampucea, Vietnam menolak dan perang berlanjut.






Serangan kampucea semakin meningkat dengan mendobrak masuk lebih dalam ke wilayah Vietnam. Vietnam tentu saja tidak tinggal diam dan melancarkan counter offensif dengan 60.000 pasukan bersenjata lengkap, tank, dengan dilengkapi dengan pesawat pembom. Dengan pengalaman yang didapat pada masa perang Vietnam, pasukan Vietnam dapat dengan cepat membalik kondisi dan memukul mundur tentara kampucea kembali ke wilayahnya bahkan menduduki wilayah kampucea. Pasukan Vietnam memiliki keunggulan dalam hal persenjataan dengan dukungan langsung dari Uni Sovyet. Serangan Vietnam terhenti pada tahun 1978 dan menarik mundur pasukannya dari wilayah kampucea. Mundurnya pasukan Vietnam diikuti oleh beberapa kolabolator kampucea yang mendukung Vietnam salah satunya adalah Hun Sen yang akan menjadi perdana mentri pasca kampucea diduduki nantinya.







Ditariknya pasukan Vietnam dari kampucea menimbulkan anggapan bahwa pasukan Vietnam kehabisan sumber daya perang dan pasukan Pol Pot menganggap hal ini sebagai kemenangan dan mem propagandakan kemenangan nya. Hal ini tentu sangat keliru, faktanya Vietnam menarik pasukannya untuk merencanakan serangan yang lebih besar lagi dan berniat mengkonsolidasikan lagi kekuatannya. Tujuan Vietnam sekarang menjadi lebih jelas yaitu uuntuk menguasai kampucea dan menggulingkan rezim Pol Pot. Sembari bersiap-siap, Vietnam aktif mensponsori milisi-milisi yang menentang rezim Pol Pot di wilayah Kampucea Timur. Tindakan tersebut direspon dengan membantaui etnis Vietnam di wilayah kampucea yang teridir atas warga sipil disana.







Didirikan KNUFNS yang merupakan organisasi bentukaan untuk orang kampucea pelarian di Vietnam dan dipersenjatai oleh Vietnam. Berdasarkan saran dan nasehat dari KNUFNS diadakanlah invasi ke kampucea untuk membebaskan rakyat kampucea dari rezim Pol Pot. Tanggal 22 desember 1978 merupakan tanggal invasi Vietnam dengan kekuatan 120.000 bersenjatakan senjata organik Uni Sovyet beserta dukungan korps lapis baja yang terdiri atas unit tank terbaru buatan Uni Sovyet. Pasukan kampucea yang lebih inferior berusaha menahan gerakan masif Vietnam dengan menahan di sekitar perbatas dan melakukan geraka gerilya namun tetap gagal menahan sapuan masif kekuatan Vietnam. Tidak sampai 1 bulan ibukota kampucea jatuh ke tangan Vietnam pada tanggal 7 Desember 1979. Dengan cepat Vietnam mendirikan pemerintah boneka yang dinamakan Republik Rakyat Kamboja (RRK) yang dipimpin oleh Hun Sen. Pol Pot sempat melarikan diri ke hutan di kawasan kampucea yang lain dan berhasil melakukan kontak dengan pemerintah komunis cina.







Untuk merespon sekutunya tersebut, cina melakukan serangan balasan dengan melakukan invasi ke wilayah utara Vietnam. Cina melakukan konfrontasi langsung dengan menyerang Vietnam pada tahun 1979. Perang tersebut tidak berlangsung lama karena cina menghindari ketegangan lebih lanjut di semenanjung Indocina yang dapat menambah tempo peperangan. Pada tahun yang sama cina menarik pasukannya dari utara vietnam menandai berahirnya invasi Cina. Hal ini diketahui juga karena desakan Uni Sovyeet terhadap cina. Cina melihat invasi Vietnam tidak menguntungkan dalam berbagai segi.






Pendudukan Vietnam di kampucea berlangsung sampai dekade 1980an sampai berahirnya masa Uni Sovyet yang menjadi sekutu utama vietnam. Uni sovyet mengurangi bantuannya ke negara sekutunya karena masalah internal yang mengakibatkan vietnam kekurangan dukungan baik secara ekonomi maupun militer. Vietnam yang menyadari kolapsnya uni sovyet mulai melunak pada tekanan internasional dan bersedia menarik pasukannya dari kamboja secara bertahap sampai masa transisi kamboja selesai. Pasukan Vietnam teerahir keluar dari kamboja pada tahun 1997 yang menandai berahirnya perang Kamboja-Vietnam dan masa kamboja baru bercorak demokratis. Pada masa awal transisi kepemimpinan kamboja masih dirundung permasalahan internal akibat perebutan kekuasaan yang ditinggalkan Vietnam.


SUMBER:

SUMBER 1
SUMBER 2
SUMBER 3

Mengharapkan :

BATA DAN CENDOL
KOMEN DAN KOREKSI BIJAK AGAN DAN AGAN WATI
RAATE DAN SHARE DIPERSILAHKAN
PM JIKA ADA KESAMAAN PENULISAN DAN PERTANYAAN PRIBADi