• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sering Tertipu Penjual Buah yang Nakal, Siapa yang Harus Disalahkan?

YenieSue0101
TS
YenieSue0101
Sering Tertipu Penjual Buah yang Nakal, Siapa yang Harus Disalahkan?




Halo, GanSis, apa kabar hari ini? Jumpa lagi dengan ane, TS yang sudah lama oleng. Kini kembali menyapa pembaca sekalian di thread sederhana ini.

emoticon-Angelemoticon-Angel emoticon-Angel emoticon-Angel


Panas-panas begini paling enak kalau minum es buah atau makan rujak buah yah. Hmm, pasti syeger gila. Ngomong-ngomong soal buah, pernah nggak sih GanSis membeli buah di pinggir jalan? Itu loh, yang sering dipajang di mobil bak terbuka berderet di sekitar trotoar. Pastinya pernah dong?

Membeli buah yang dijual di pinggir jalan memang ada untungnya, GanSis, karena dari segi harga lebih terjangkau jika dibandingkan dengan yang dijual di toko maupun supermarket. Faktornya jelas, mereka nggak perlu bayar sewa stan untuk menggelar dagangannya, jadi bisa menekan harga serendah mungkin buat menarik konsumen. Nah, gimana dengan kualitasnya? Entahlah. Yang jelas harga miring selalu menjadi daya tarik utama dari para calon pembeli yang berkantong pas-pasan. Hayoo ... bener nggak?



Melihat beragam buah ranum berjajar mentereng dengan label harga murah, siapa sih yang nggak tergiur? Beberapa orang yang kalap pasti dengan kecepatan matahari langsung nyamperin tuh penjual dan tanpa ba bi bu langsung : "Bang, bungkus jeruknya 5 kilo!"

Si penjual pun dengan suka cita memasukan buah ke dalam kantong plastik dan menimbangnya. Tiba saatnya bayar, loh, kok harganya beda dengan label yang dipajang? Lalu dengan wajah tak bersalah, si penjual menerangkan : "Anu, Neng. Yang harganya lima ribu yang di sebelah sana." Sambil menunjuk sekumpulan buah berukuran kecil, berkulit kisut bahkan beberapa sudah setengah busuk di pojokan, sedikit tersembunyi dari pandangan.

Jiiaaaaaahhh!

Terpaksa deh, dengan wajah mbesengutmereka membayar buah-buah yang sudah ada dalam genggaman, tentunya dengan harga yang di luar ekspektasi. Parahnya lagi, mereka kehilangan kesempatan untuk menawar.

Kalau sudah kayak gini, siapa yang harus disalahkan?

Mari kita ulas dari dua sisi yang berbeda.

emoticon-Requestemoticon-Requestemoticon-Requestemoticon-Request


Pertama, dari pihak penjual. Sebenarnya dibenarkan nggak sih, sistem jualan semacam ini? Bukankah ini termasuk cara yang nakal?

Memang sih, yang namanya penjual masing-masing pasti memiliki trik untuk menarik calon konsumen. Dari cara yang wajar, sampai yang nggak wajar. Dari cara yang bersih, sampai yang berbau kecurangan.



Jika kita bertanya pada penjual, sudah tentu mereka berdalih bahwa ini hanyalah strategi pemasaran, tidak ada unsur tipuan. Ada benarnya, GanSis, karena mereka menjual barang sesuai dengan harga. Ada harga, ada kualitas. Perkara memasang label harga tetapi bukan dari harga barang yang dipajang, semata karena mereka berharap akan banyak orang yang penasaran dan mendatangi lapak mereka. Perkara apakah si pembeli tertipu atau tidak, itu di luar tanggung jawab mereka. "Salah sendiri nggak nanya dulu, asal nyerobot aja."Bener nggak?

Namun, GanSis, cara berjualan seperti ini memang tampak kotor dan cukup merugikan pihak konsumen. Terutama bagi mereka yang sering tertipu. Segala hal, meskipun tujuan awalnya bukan kejahatan, tetapi jika pada akhirnya jatuh korban dan korban tidak terima, tetap saja dianggap kejahatan. Bener nggak?

~~~~~~~~~~~~~~~


Kedua, dari pihak pembeli. Di mana-mana, yang namanya pembeli adalah raja. Mereka berhak membeli, bertanya, menawar, atau hanya sekedar melihat-lihat saja. Bahkan dalam hal membeli buah di pinggir jalan, mereka terkadang diberi kebebasan pula untuk icip-icip. Ada juga yang setelah sesi icip-icip terpuaskan, langsung minggat tanpa membeli dengan alasan yang kadang tak masuk akal.

Nikmat mana yang kau dustakan?



Dengan begitu seabreknya hak istimewa konsumen, seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Lha kok malah tertipu. Mbok yananya-nanya dulu, konsultasi sama penjualnya, manakah kira-kira buah yang cocok sama dompetnya. Tenang aja, kalau jodoh nggak kemana kok. Ups!

"Anu, lagi buru-buru. Nurutin istri ngidam."

"Panas banget nih, jalanan macet pula!"

"Gengsi mau nanya-nanya. Kayak orang nggak punya duit aja!"


Halah, alasan! Kalau ketipu ngomel-ngomel. Ck ck ck. Yah, namanya raja di mana-mana selalu benar ya!

Sebenarnya, GanSis, jika pernah kejadian kayak gini, nggak perlu nyalahin penjualnya juga kok. Ada baiknya kita yang harus berhati-hati. Nah, di bawah ini, ane ada beberapa tips biar nggak tertipu saat membeli buah.

Pertama, jeli melihat. Memang sih, saat kita berkendara seringkali perhatian terfokus pada jalanan, jadi begitu ada label harga murah dengan ukuran yang besar-besar, langsung tergoda untuk berhenti dan melipir. Eh, tapi, kita musti melihat sekali lagi. Misal nih ya :



Dijual Anggur 1 kilo 15.000

Begitu kita berhenti di depan lapak, lhadalah,ada tulisan seperdua yang angka duanya kecil, jadi nggak kelihatan dari jauh. Udah telanjur berhentiin kendaraan pula. Jiahh, zonk!

Kedua, budayakan bertanya.
Di mana-mana, kalau mau beli sesuatu ya tanya dulu harganya. Bukan asal serobot. Meskipun sudah jelas ada label harga yang dipajang di depan, nggak ada salahnya kan kalau bertanya lagi? Siapa tahu label tersebut bukan untuk barang yang dimaksud. Jadi, mending tanya buat memastikan. Jangan gengsi mulu digedein!

Ingat! Malu bertanya, sesat di dompet emoticon-Wowcantik

Ketiga, gunakan akal. Jangan mudah tergiur dengan harga murah, GanSis, apalagi jika murahnya tak masuk akal. Misal nih ya, kalau di pasaran harga apel 20rb perkilo, sedangkan yang kita lihat di pinggir jalan harganya 10rb perkilo(dengan kriteria buah yang kurang lebih sama), kita musti curiga. Itu yang dijual apel beneran atau apel-apelan, eh!



Tergiur harga murah sih wajar ya, tetapi jika dengan harga tak masuk akal tersebut masih percaya dan terpincut, wah, pasti ada yang tak beres nih dengan cara berpikir GanSis. Hmm ....

Keempat. Belilah buah di toko buah atau supermarket. Di sana, selain harga sudah pas alias tak bisa ditawar, tak khawatir pula terkena zonk, label harga pun tertempel di masing-masing rak, jadi nggak mungkin tertukar. Jika masih saja tertipu, mending nggak usah beli buah deh. Metik aja di pohon tetangga! emoticon-Ngakak (S)

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia


Nah, dengan tips-tips ane di atas, diharapkan GanSis sekalian sebagai calon konsumen yang baik dan benar, bisa mengantisipasi kejadian penipuan yang sering terjadi di sekitar.

Jadi kesimpulannya apa? Siapa yang harus disalahkan?

Dari sisi manapun, dua-duanya tetap salah, GanSis. Namun karena ini adalah hal yang menyangkut dua pihak yang berseberangan, yang susah banget disatukan, sama-sama mau cari untung, sama-sama mau menang sendiri, sudah pasti perkara ini tidak akan menemui titik terang. Satu-satunya jalan untuk bertahan hidup adalah dengan mencari perlindungan masing-masing.

Tak perlu repot saling lempar kesalahan, karena kita tak akan mendapatkan apa-apa dari hal itu. Cukup urusi kesalahan diri sendiri dan memperbaikinya. Cukup mencari keadilan bagi diri sendiri.

Sekian thread kali ini. Semoga tidak terlalu panjang dan membosankan.

Terima 2C (Cendol dan Cinta).emoticon-Wowcantik

BBB GROUP

Sumber : Murni opini TS dan kejadian di sekitar
Ilustrasi : Pixabay


Diubah oleh YenieSue0101 20-08-2019 10:05
abellacitraEnisutriningdidien
ningdidien dan 38 lainnya memberi reputasi
39
16.8K
294
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.