• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Status Receh Bocah Jaman Now, Yang Bikin Para Jomblo Kejang-kejang

darmawati040
TS
darmawati040 
Status Receh Bocah Jaman Now, Yang Bikin Para Jomblo Kejang-kejang

Sumber Gambar: Screnshoot Instagram Info Biasa

Selamat malam, Agan-Sista. Udah pada rehat, ya? Yang belum, bolehlah jalan-jalan dimari. Kepoin thread Ara sekali lagi, dan lagi jika ada lagi. Hkhk 😅

Langsung saja, GanSis. Ini ada berita unfaedah yang Ara dapat dari tetangga sebelah. Tentang para bocah yang super duper percaya diri mempublikasikan hubungan mereka di media sosial.

Wow! Dulu sekarang beda, ya. Jaman dulu, ketahuan duduk bareng teman laki saja udah bikin deg-degan. Padahal, sudah masuk usia remaja. Nah, sekarang? Bisa Agan-Sista lihat dan saksikan sendirilah, kayak gimana hubungan percintaan anak jaman sekarang. Seperti kelakuan para bocah yang terlihat dalam gambar di bawah ini:

Cekidot!


Spoiler for Screnshoot Instagram Info Biasa:


Gimana, GanSis? Geli gimana gitu, ya, bacanya 🤣 bikin para jomblo kejang-kejang 😂 jomblo dewasa kalah telak dibuatnya. Sejujurnya, Ara liatnya miris, GanSis. Kenapa anak jaman sekarang kelakuannya seperti itu, sih? Sangat disayangkan.

Apa kabar pendidikan, pergaulan, dan hubungan sosial anak jaman sekarang? Kenapa semakin hari semakin tidak beres. Seluruh makhluk bernama manusia seolah dibiarkan bebas berekspresi tanpa mengenal usia. Tanpa tahu tempat dan waktu yang tepat dalam mengekspresikan segalanya. Entah suatu hal yang menginspirasi untuk menjadi pribadi yang berprestasi atau sebaliknya. Semua seolah sama saja. Sama-sama perlu mendapat pengakuan dan harus dilihat oleh seluruh kalangan yang bermediasosial.

Jika kelakuan para penerus bangsa demikian adanya. Dan terus dibudidayakan di negeri tercinta ini. Kira-kira, akankah ada yang bisa menjadi aset bangsa yang menyejahterakan kehidupan rakyat, bangsa, dan negara, nantinya? Atau mereka malah rusak dan tumbang bahkan sebelum waktunya?

Usia sembilan, sepuluh, sebelas, duabelas tahun, sudah pada tahu soal pacaran. Sapaannya pun mengalahkan pasangan suami istri sungguhan. Duh, gila, nggak, sih, menurut, GanSis? Gila banget menurut Ara.


Lalu, siapa yang patut dipersalahkan? Orangtua, atau anak-anak itu sendiri? Atau mungkin tontonan yang disajikan setiap acara televisi? Seperti sinetron-sinetron percintaan anak remaja yang setiap hari tayang bebas, misalnya? Bisa, ya. Bisa, tidak! Semua kembali pada diri anak-anak tersebut. Ada yang memang keras kepala dan sulit dinasehati. Ada juga yang nurut dan mudah diatur.

Akan tetapi, peran orangtua menjadi pemicu awal baik buruknya seorang anak. Why? Simak terus threadnya, GanSis.

Didikkan orangtua sangat berpengaruh untuk seorang anak. Khususnya, didikan perempuan yang disebut ibu.

Sebagaimana yang dikatakan banyak orang, bahwa, seorang ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Kenapa? Karena seorang ibu tidak hanya mengasuh, membesarkan, dan memberi makan. Melainkan juga mendidik, dan yang pertama kali mengenalkan norma-norma pada si anak agar menjadi pribadi yang baik, taat, dan memiliki rasa malu serta tenggang rasa. Didikkan yang baik, menjadikan seorang anak tumbuh dengan ilmu. Orang yang berilmu, tentu tahu bagaimana cara bersikap dan bergaul.

Tidak ada anak yang tida bisa diatur.

Yes! Semua anak bisa diatur, kok. Anak-anak adalah peniru terbaik. Orangtua cukup mempraktekan hal-hal positif dan hindari kata-kata kasar. Dijamin, mereka akan mengikuti kebiasaan orangtua.

Di jaman sekarang, jika sedang bermain dengan anak. Harap jauhkan ponselnya alias menjauhlah dari benda canggih bernama handphone, agar mereka tidak ikut meniru apa yang GanSis lakukan. Ada baiknya ibu atau ayah mengajarkan mereka mengenal huruf, menghafal doa-doa ringan, atau hal positif lainnya. Dan untuk anak yang mungkin masih duduk di bangku SD, jangan biarkan mereka apalagi sampai mengajaknya nonton sinetron cinta anak remaja bersama-sama. Itu akan menjdi peluang buat mereka meniru kelakuan para tokoh dalam sinetron tersebut.

Jika anak diberi fasilitas bernama handphone. Ada baiknnya orangtua rajin mengecek aktifitas si anak. Dengan cara yang tidak membuatnya tersinggung dan marah, tentunya. Periksa ponselnya secara terang-terangkan. Jika ditemukan sesuatu yang negatif, seperti chat yang mengarah ke hubungan bernama pacaran, misalnya. Orangtua bisa menyinggungnya dengan nada bercanda. Kemudian pelan-pelan menasehati. Sehingga, si anak paham dan tahu apa yang mesti dilakukan di usianya yang masih belia.

Intinya, orangtua merupakan jembatan awal terciptanya seorang anak yang baik dan berpikiran positif. Jangan biarkan anak yang didoakan menjadi anak shaleh dan shaleh, salah arah, hanya karena kita malas menasehati dan mengajarkan kebaikan kepada mereka. Selain amal zariah, doa anak shaleh dan shalehahlah yang bisa menyelamatkan dan meringankan beban akhirat nanti.

Sekian, semoga bermanfaat ^^

Sumber tulisan: Opini Pribadi


Bima, 26 Agustus 2019

jungyeon96dahyun98swiitdebby
swiitdebby dan 63 lainnya memberi reputasi
64
438.9K
931
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread•81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.