yukinuraAvatar border
TS
yukinura
Lembaran Baru Di SMA Kartika, Antara Morse Dan Hukuman

"Hai, kamu anak pindahan. Coba maju dan perhatikan! Tebak arti dari semaphore yang senior Sri peragakan,"ucap Yanti-- salah satu kakak pembina, menunjuk Erna yang duduk anteng di barisan bangku terdepan.

Mendapat perintah tiba-tiba, tidak dapat disangkal, seketika perasaan Erna jadi tak menentu. Dari pengucapan yang penuh penegasan dan tidak biasanya itu, ia merasa bahwa Yanti seolah kurang suka terhadapnya. Padahal kenal juga tidak. Ia hanya sebatas tahu saja jika Yanti merupakan kakak pembina dalam pramuka. Erna mengangguk mantap. Meski anak pindahan, ia tidak mau dianggap remeh di tempat yang baru dalam hal apapun. Alhasil, dijawabnya dengan sempurna semua pertanyaan dari si senior, membuat seisi kelas bertepuk tangan. Kagum.


Setelah pemberian materi semaphore selesai, para siswa diberikan lima belas menit untuk beristirahat sebelum berlanjut pada materi berikutnya.

"Er, kamu terlihat keren banget tadi," puji Lina teman sebangku Erna, yang diiyakan oleh beberapa murid lainnya.

Erna hanya tersenyum simpul menanggapi pujian yang mampir padanya.

Di tengah gelak canda Erna dan kawan-kawannya, dari jauh terlihat Maman salah satu kakak pembina laki-laki, menghampiri mereka. Sontak para siswi terdiam. Membuat pemuda dengan rambut hitam legam tersebut salah tingkah.


"Aku lihat tadi minummu tumpah. Ini ambil punyaku. Masih utuh, kok. Belum kuminum sama sekali." Maman menyodorkan sebotol minuman kemasan.

Erna tercengang. Ia tak mengira jika sikap Maman akan sedemikian perhatian padanya. Padahal di sekitarnya ada sebelas siswi lainnya. Sesekali gadis itu terlihat memicingkan mata, lantas membuang pandang ke segala arah. Erna teramat jengah.

Beberapa saat, hanya deru napas yang terdengar, juga bisik-bisik para siswi. Akhirnya, Maman pun menaruh botol tersebut di atas meja. Kemudian ia meninggalkan ruangan kelas X.

***

Satu hal yang biasa digemari para murid saat pramuka di sekolah SMA Kartika ini yaitu, jika ada siswa yang tidak dapat menjawab soal dari si senior, siswa tersebut akan mendapatkan hukuman yang berbeda. Tergantung dengan siapa mereka berhadapan.

Jum'at siang itu, kebetulan pemberi materi di kelas Erna adalah Dwi, Yanti, Anisa, dan Sri. Semua murid tahu jika kelas sudah dimasuki Dwi, pasti akan lebih hidup. Ya, senior yang satu itu, acap kali memberi hukuman dengan setor lagu.

Pemberian materi morse kian memanas. Para peserta saling unjuk kebolehan. Hingga tiba pada saat Yanti memberi satu soal.
Prit priiittt | priiittt prit priiittt | prit prit priiittt

Priiittt prit prit prit | prit | priiittt prit | priiittt prit priiittt prit | prit prit

Priiittt prit priiittt | prit priiittt | priiittt priiittt | prit prit priiittt

Semua terdiam. Satu dan yang lainnya saling berpandangan.

"Kamu! Jawab soal barusan." Telunjuk Yanti mengarah pada Lina. Wajahnya yang putih mulus itu tampak datar. Tanpa ekspresi. Namun, intonasi suaranya seakan menyimpan kesal.

Lina-- gadis mungil berkepang dua itu hanya meringis.

"Interupsi, Kak. Saya kebelet."Walau belum ada ijin untuk ke belakang, Lina merangsek keluar kelas. Sebagian murid terlihat menahan tawa.

"Ayo kamu. Teman sebangkunya. Jawab!"

" Euh…, a- a-ku be-be- …," ucap Erna terbata, seakan ada yang mengganjal di lidahnya.

Tatapan Yanti kian tajam pada gadis dengan tinggi 158cm tersebut. Suasana dalam kelas berubah tegang. Tak ada yang berani bersuara, meski hanya mencicit layaknya bayi burung.

Lima menit berlalu.

Prook! Prook!!

"Sudah. Berhubung teman kalian yang cantik ini tak dapat menjawab soal dari Kak Yanti. Sebagai hukuman, mari kita minta dia untuk menyanyikan satu lagu saja. Gimana? Kalian setuju?" pungkas Dwi mengakhiri ketegangan.

Para murid mendukung penuh perkataan Dwi.

Mau tidak mau, Erna pun maju dan berdiri di depan kelas. Menyanyi memang menjadi salah satu hobinya, tapi bernyanyi di depan kelas karena hukuman, baru pertama kali ia lakukan.

Lamat-lamat, merdunya suara Erna memenuhi ruangan itu. Semua terpana. Barangkali mereka tidak menyangka, seorang yang tidak banyak bicara macam Erna mempunyai bakat yang luar biasa.

"Semoga tidak dianggap jadul oleh mereka," batinnya.

Satu lagu lawas dari penyanyi top era 90-an ia bawakan. Lagu yang sering ia dengar, manakala sang tante memutarnya di rumah. Tanpa Erna sadari ia pun hapal dan menyukai genre musik lawas.
'Saat kita baru berjumpa
Bayangmu selalu menggoda
Kau merayu diriku
Kau menjerat hatiku
Membuat diriku tak berhadapan...

Baru satu bait berlalu. Lagi, lidahnya seolah kelu. Tatapannya bersirobok dengan sosok yang beberapa puluh detik begitu perhatian padanya.


***

"Aku curiga, deh, Er. Si Yanti 'tuh 'kan keliatan kalo sebel banget ma kamu,"bisik Lina. "Bisa jadi, dia cemburu." Mata Erna membulat. Sedangkan Lina terkekeh sebelum akhirnya lanjut ber cerocos. "Kamu sadar gak, sih? Si Maman tadi segitu perhatiannya ke kamu. Lah … botol minumnya yang kosong 'tuh bukan cuma kamu. Ada si Edila, Neni. Tapi yang dikasih cuma kamu. Hi hi hi …."

"Terus hubungannya botol minum, aku dan Yanti apa? Menurutku biasa aja, ah, Lin. Kan cuma minum ini." Erna buru-buru memungkas kecurigaan Lina.

"Ish… kamu itu, ya. Kudu dijembrengkeun baru nyadar. Si Yanti itu kan temen deket si Maman," papar Lina seraya menekan kalimat 'teman dekat' disertai kedua telunjuknya diangguk-anggukan di depan wajah Erna.

"Heemmhh… mana kutahu," sahut Erna tak acuh.

"Heu … kamu mah, Er. Dikasih tau juga. Si Yanti tuh aslinya cemburuuuu ke kamu gegara beberapa kali mergokin si Maman yang care ke kamu. Begicuuuu, cantiikk. Paham?"

Erna bergeming beberapa saat. Tak ada kalimat keluar dari mulutnya. Setelahnya, senyum mengembang, menampakkan lesung pipit di pipi kirinya.

"Biarinlah. Yang penting aku tidak ada apa-apa sama Maman atau cowok manapun. Fokus belajar dulu kita mah." Erna pun beranjak ke luar kelas.

Lina terbengong.

"Lalu, lagu tadi?" gumam gadis mungil itu. Tampak ia memaju-mundurkan bibirnya. Kesal. "Ah, bodo amatlah." Secepat kilat Lina berlari mengejar teman sebangkunya itu.
KnightDruid
anasabila
someshitness
someshitness dan 26 lainnya memberi reputasi
27
8.3K
156
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.