BeritaFlash
TS
BeritaFlash
Riyanni Djangkaru Persoalkan Material Terumbu Karang di Instalasi Gabion
UPDATE !
Soroti Karang di Instalasi Gabion, Riyanni Djangkaru Dihubungi Pemprov DKI

Riyanni mengatakan, dirinya belum bisa bertemu secara langsung karena berdomisili di Bali dan baru ke Jakarta jika ada kegiatan. Namun, dia mengatakan sore tadi telah ditelepon langsung oleh Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati. Mereka kemudian berdiskusi terkait permasalahan tersebut.

"Beliau bilang ada beberapa poin yang menarik. Pertama, beliau bilang dia bertanya pada staf-stafnya bahwa memang karang itu disupply oleh pembuat proyeknya melalui sebuah toko batu. Beliau mengakui ketidaktahuan, jadi lalai mengenai batu apa yang digunakan untuk instalasi tersebut," kata Riyanni.

"Kedua menurut beliau, berita ini bisa memberikan peluang untuk evaluasi. Evaluasi ini beliau membutuhkan informasi-informasi mengenai flora fauna ataupun material yang berhubungan dengan lanskap yang dilindungi. Lalu saya usulkan ke beliau kalau misalnya memiliki waktu untuk mengadakan focus group discussion (FGD) yang melibatkan orang-orang yang kompeten secara akademik di bidang pelestarian karang, lalu orang-orang yang memahami lebih detail mengenai aturan-aturan yang berhubungan dengan terumbu karang," sambungnya.

==> https://news.detik.com/berita/d-4679...548.1561209675

---



Jakarta - Instalasi Gabion di Bundaran HI, Jakarta Pusat, kembali menjadi sorotan. Pemerhati lingkungan Riyanni Djangkaru mempersoalkan material instalasi tersebut yang ternyata dari terumbu karang yang dilindungi.

Riyanni awalnya mengungkap persoalan ini lewat akun Instagram-nya @r_djangkaru seperti dilihat detikcom, Sabtu (24/8/2019). Dia mengaku terkejut karena instalasi gabion adalah tumpukan batu karang.

"Jantung saya tiba-tiba berdetak lebih kencang. Tumpukan karang-karang keras yang sudah mati. Ada karang otak dan berbagai jenis batuan karang lain yang amat mudah dikenali," tulis Riyanni yang juga mantan pembawa acara di televisi ini.

"Saya jadi bertanya-tanya, apakah perlu ketika sebuah instalasi dengan tema laut dianggap harus menggunakan bagian dari satwa dilindungi penuh? Apakah penggunaan karang yang sudah mati ini dapat dianggap seakan "menyepelekan" usaha konservasi yang sudah, sedang dan akan dilakukan? Darimana asal dari karang-karang mati dalam jumlah banyak tersebut? Ekspresi seni adalah persoalan selera, tapi penggunaan bahan yang dilindungi Undang-undang sebagai bagian dari sebuah pesan,mohon maaf, menurut saya gegabah. 🙏 #sekedarmengingatkan," sambungnya di bagian akhir postingan tersebut.

Dihubungi lewat telepon, Riyanni membenarkan cerita yang disampaikannya itu. Menurut perempuan yang berdomisili di Bali ini, ketertarikannya dengan instalasi gabion ini bermula dari rekannya yang menyebut instalasi itu dari batuan karang.

Saat berkunjung ke Jakarta, Jumat (23/8) malam, Riyanni mengajak dua orang rekannya untuk melihat lebih dekat instalasi itu untuk membuktikan kebenarannya. Dan singkat cerita, dia melihat sendiri instalasinya memang dari batuan karang.

"Saya masuk ke area inti instalasi tersebut dan melihat lebih jelas apa sih bahan-bahan yang mereka pakai, dan memang ya batu karang," kata Riyanni.

"Bagian utama yang terlihat dalam instalasi gabion tersebut kelihatan adalah karang keras. Kalau karang keras itu kan waktu tumbuhnya memerlukan waktu jauh lebih panjang daripada karang lunak, makanya treatmennya pun harus sangat hati-hati," sambungnya.

Riyanni mengaku sangat kaget mendapati fakta tersebut. Sebab, menurutnya, terumbu karang dilindungi penuh misalnya lewat Undang-Undang Nomor 5/ 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya juga Undang-Undang 27/2007 tentang Pengelolaan Wilyah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.

Riyanni berharap Pemprov DKI Jakarta segera mengambil langkah-langkah atas persoalan ini. Dia menegaskan postingannya tersebut bertujuan agar semua sama-sama menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.

"Tujuan utamanya adalah membuka diskusi, mudah-mudahan ke depannya ada evaluasi lebih lanjut," ujarnya.

Instalasi Gabion dibuat oleh Dinas Kehutanan DKI Jakarta pada 16 Agustus 2018 untuk menyambut perayaan HUT ke-74 RI. Instalasi Gabion dipasang dengan anggaran Rp 150 juta. Ornamen ini dilengkapi tanaman hias penyerap polutan yang disusun alami.

detikcom sudah berupaya untuk mengonfirmasi hal ini langsung kepada Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati, namun dia mengaku belum bisa merespons karena sedang ada di sebuah acara.
(hri/idh)

sumber: https://news.detik.com/berita/d-4679...548.1561209675

Trims , Mbak atas atensinya.... mudah2an dipertimbangkan
Gue inget tahun 2004-05 nama doi dipake buat nama virus, mana itu virus nyerang bios


contoh karang otak, memang mirip otak euy
Spoiler for karangotak:
Diubah oleh BeritaFlash 24-08-2019 14:47
bayukuya1988Osenk2Bantalkudanil.la
kudanil.la dan 5 lainnya memberi reputasi
6
4.6K
72
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.