rykenpb
TS
rykenpb
Monyet Saja Tak Kenal Rasisme Kenapa Dibawa-bawa




Nah loh! Kenapa tuh si Kenken bahas monyet segala. Kayaknya si Nyet lagi viral nih. Andaikata hewan tersebut bisa nge-youtube buat konten pasti bakalan dapat bejibun follower and subcribernih emoticon-Big Grin

Btw, aye kagak mau bahas si Monyet atau pun tentang sesiapa yang menyamakan manusia seperti monyet atau sesiapapun yang disamakan seperti monyet seperti yang sedang santer saat ini yang konon kabarnya sebagai salah satu pemicu selain mengenai tentang pembuangan bendera merah putih dan pematahan tiangnya yang terjadi di antara saudara-saudara kita di Papua dan Surabaya. Itu persoalan yang terlalu sentimentil bagi aye dan bagi lainnya tentunya nih. Meskipun itu permasalahan negara kita saat ini. Ya. Ini mungkin persoalan kesalahpahaman yang harus diselesaikan dengan kepala dingin. Bila perlu es di Kutub Utara perlu diangkut ke Indonesia. Dan biarkan saja hanya Avatar dengan negara apinya. Indonesia gak perlu api, gak perlu emosian atau bakar-bakaran. Bukankah hutan di Indonesia saja kebakaran sangat merugikan apalagi bila ada pembakaran dan pengrusakan segala fasilitas umum, UUD lagi kan (ujung-ujungnya duit---rugi total) atau peperangan. Oh my God. Jangan sampai ada perang lagi di Indonesia. Bukankah damai itu indah, nyaman dan tenang, aman lagi. Dan berbeda itu satu kenikmatan hidup. Gimana jadinya apabila tiap detik yang kita pandang hanya warna hitam saja atau putih saja atau rambut yang itu-itu melulu. Monoton banget kan. Pegal dah mata tuh.



Kata rasisme atau rasialisme:satu kata yang sedang wara wiri saat ini. Bila penasaran tentang rasisme agan sista bisa jelajahi web ini.

Sesungguhnya, aye tak kenal bahkan tak paham artinya rasisme. Bukan tak mau memahami tapi aye kagak mau tahu tentang membeda-bedakan. Darah kita sama warnanya, mengapa harus dibedakan. Bumi kita berpijak sama, udara yang kita hirup pun sama. Mengapa mesti ada pengunggulan atas suku, etnis atau agama satu dan yang lain. Mengapa mesti ada tindakan penyepelean atau diskriminasi terhadap perbedaan satu sama lain. Sebuah tindakan yang sangat disesalkan. Ujung-ujungnya percekcokan, ketidaknyamanan dan lebih parah tiadanya keamanan. Rasanya was-was melulu serasa dikuntit oleh kematian.

Permasalahan siapa yang minoritas ataupun mayoritas seharusnya itu dihilangkan. Sikap saling menghargai, menghormati perbedaan yang seharusnya dipupuk. Bukankah kita punya dasar negara yaitu Pancasila. Nilai-nilainya yang perlu ditanamkan ke dasar jiwa dan pikiran. Jangan lagi ada perpecahan. Semoga tak ada lagi kata yang kita temukan semisal keluarkan monyet dari NKRI. Itu terlalu rasis banget. Torang basaudara, katong satudara, jang bakalai e. Damai! Damailah! Ingatlah jasa pahlawan kita yang memperjuangkan dan menyatukan kita dengan pengorbanan yang tak bisa diungkapkan.

Agan sista yuk marilah kita berdoa untuk kedamaian bangsa ini, untuk permasalahan yang menimpa saudara kita di Papua dan Jawa khususnya Surabaya.

Untuk permasalahan ini aye baca bila seluruh jajaran pemerintah telah berusaha menyelesaikan dan mencari titik temu atas dugaan atas kesalahpahaman yang terjadi. Baik dari pihak pemerintah pusat yaitu atas perintah Presiden RI--Jokowi, pemerintah setempat, TNI dan POLRI, Komnas HAM maupun Ormas-Ormas.

Seperti yang telah dilansir Nasional.Tempo.Co (Jumat, 23 Agustus 2019 06:35 WIB) bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kepada Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian untuk menangkap pelaku diskriminasi terhadap mahasiswa Papua yang terjadi di Surabaya dan Malang.

"Saya telah memerintahkan Kapolri untuk menindak secara hukum tindakan diskriminasi ras, etnis, rasis secara tegas," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 22 Agustus 2019. "Tolong digarisbawahi"

Serta berdasarkan lansiran dari CNN Indonesia.com (Selasa, 20/08/2019 17:08) bahwa Komisioner Komnas HAM Amiruddin menuturkan akan mengoptimalkan kewenangan lembaganya untuk mengusut dugaan-dugaan tentang tindakan rasialisme tersebut.

"Komnas HAM punya konsen terhadap itu. Mungkin nanti Komnas HAM tindaklanjuti. Saya sendiri yang akan pimpin," ujar Amiruddin saat menerima pengaduan Lokataru Foundation dan sejumlah masyarakat Papua di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (20/8).



Say no Rasicm to Papua.
Diubah oleh rykenpb 24-08-2019 11:44
swiitdebbytien212700dieq41
dieq41 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
3.9K
103
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.