RetnoQr3nAvatar border
TS
RetnoQr3n
Pendidikan Karakter Antara Konsep dan Implementasinya
Pendidikan Karakter



Pendidikan karakteryang digulirkan pemerintah dalam kurikulum dua ribu tiga belas edisi revisi (Kurtilas Revisi) sejatinya menjadi harapan terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas di masa mendatang.

 

Dikarenakan konsep yang diusung, terlihat sangat mampu memberikan angin segar bagi pendidikan indonesia. Terbentuknya anak didik yang  memiliki karaktermandiri, nasionalis, religius, suka bergotong royong dan berintegritas melalui olah rasa, olah pikir, dan olah raga menjadi tujuan dari digulirkannya kurikulum ini.

 

Hal ini berdampak pada beban kerja guru yang semakin besar. Bahkan, di tahun 2018 sempat digulirkan mengenai rencana untuk adanya sistem full day school. Dengan alasan untuk memenuhi jam kerja guru yang minimal 24 jam dalam sepekan. Serta menghindari anak-anak berkeliaran tidak jelas di luar sekolah.

 

Namun, full day schoolurun untuk dilaksanakan, karena sejatinya mendidik bukan hanya tugas dari seorang guru. Butuh ada kerjasama antara orang tua, guru, dan masyarakat.


 

Karena, sejatinya keluarga adalah madrasah atau sekolah pertama dan utama untuk anak. Di rumah, mereka dibentuk dengan karakter apa dan bagaimana, itulah hasil yang akan terlihat ketika mereka dewasa. Baik buruk anak tergantung bagaimana pendidikannya di rumah.  

 

Pada dasarnya, ane sangat setuju dan mendukung penuh terhadap kebijakan kurikulum 2013 ini. Hanya saja ada beberapa kelemahan yang ane lihat di lapangan terkait kurtilas revisi ini.

 

Hal ini terkait dengan proses dan evaluasi belajar mengajar di sekolah. Jika kita lihat tujuan dari pendidikan karakter ini sesungguhnya sangat baik dalam menciptakan manusia Indonesia yang semakin bermutu. Akan tetapi, teknik tes evaluasi yang dipakai beberapa sekolah, masih saja seperti zaman dahulu. Padahal, format penilaiannya sudah sangat berbeda.

 

Bahkan ane sering mendengar keluhan siswa terkait dengan perubahan cara mengajar dari gurunya. Jika dulu, guru menjelaskan teori sebelum memberikan tugas. Sekarang, anak didik harus mengerjakan tugas dahulu sebelum mengetahui konsep dasar. Atau, membiarkan anak-anak presentasi kemudian memberikan tugas, setelah itu ulangan.

 

Jadi seolah-olah anak didik dibiarkan mencari konsep sendiri. Pada dasarnya, cara ini bagus untuk meningkatkan kemandirian anak didik. Akan tetapi, seyogyanya guru dapat membuka konsep dasar yang memantik beberapa pertanyaan pada diri anak didik sebelum memberikan tugas-tugas dan evaluasi.

 

Quote:

 
Spoiler for Wawancara dengan Mentri Pendidikan Muhadjir Effendy:


Sumber : Opini pribadi dan Youtube 

Salam hangat, 

Retno Qren (RetnoQr3n)


 
Diubah oleh RetnoQr3n 18-08-2019 10:01
rykenpb
rykenpb memberi reputasi
1
306
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
Education
icon
22.4KThread13.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.