Rapunzel.iciousAvatar border
TS
Rapunzel.icious
Gue Nggak Mau Nggak Diajak Ke Surga


Gue anak bungsu dari 3 bersaudara. Dua kakak laki-laki gue udah nikah tapi mereka setiap hari tetap ketemu sama gue di rumah karena kami bertiga adalah pekerja di kantor milik papa. Kenapa ketemu juga di rumah? Karena mereka setiap pulang ngantor, pasti mampir dulu ke rumah untuk melakukan rutinitas keluarga yaitu makan malam bersama. Meski sebenarnya nggak malam banget sih, lebih seringnya sore menjelang petang. Kadang kakak-kakak ipar gue ikut (karena rumah mereka deket), kadang juga nggak ikut.

Quote:


Kerja dengan kakak-kakak gue yang semuanya laki-laki, kerasa cukup santai. Mereka asik diajak kerja sama meskipun kadang gue yang jadi kacung. Tapi, tetep sih mereka jadi orang yang bertanggung jawab dan sebagai garda depan saat gue bikin kesalahan terus dicecar klien. Gue waktu itu kan masih SMA, jadi gue masih punya stok oon yang belum terkuras. Adanya mereka sebagai tameng, membuat gue ngerasa secure. What's a lucky little sister, right?
Sampai akhirnya gue sadar satu hal, kita udah nggak pernah lagi pergi kebaktian bareng. Selalu ada alasan dari mereka berdua, termasuk mama. Gue nggak begitu ambil pusing akan hal ini. Hidup itu kan pilihan masing-masing. Gue mikirnya tiap orang memilih dosanya masing-masing dan beda-beda, so I don't give a care about it.
Kesadaran gue cukup penuh saat gue benar-benar sembahyang dengan papa doang. Gue nggak curiga sama sekali tapi, sebuah kitab di atas meja kerja kakak gue membuat sebuah tanda tanya besar. Saat itu, gue nggak nanya, gue malah baca karena ada beberapa note yang terselip di halamannya. Ketika jam pulang, gue mengantongi kitab itu dan membawa pulang.
Guess what?Ya, itu Alquran terjemahan. Awalnya gue hanya tertarik pada note yang terselip. Lama kelamaan, note yang selalu mengarahkan pada ayat-ayat yang cuma gue baca artinya itu, membuat gue merasakan perasaan yang aneh. Gue nggak bisa mendeskripsikannya seperti apa, yang pasti gue bawaannya pengen nangis.
Keesokan harinya, gue masuk ke ruang kerja kakak gue. Di sana, gue temui dia yang nampak lagi kebingungan cari sesuatu.

Quote:


Setelah mereka selesai jumatan, mereka pun menjelaskan. Di situ gue nangis. Gue ngerasa nggak dianggap karena gue nggak diajak. Oke lah terserah mau berpikir apa, gue ngerasa kesel banget karena nggak diajak. Terlebih mama pun sama seperti mereka. Mereka berpikir kalau gue yang notabene anak kesayangan papa dan deket banget sama papa, jadi gue nggak mungkin akan memiliki keinginan atau pemikiran yang sama.
Mungkin awalnya seperti itu, gue hanya ikut-ikutan mereka. Tapi, jauh sebelum mereka menjadi muslim, gue tahu beberapa ajaran agama Islam karena mayoritas temen sekolah gua adalah muslim. Gue juga tau statement bahwa semua umat selain muslim akan masuk neraka. Pernyataan itu selalu terngiang di benak gue dan membuat gue takut sendiri. Saat kedua kakak gue dan mama menjadi mualaf tanpa sepengetahuan gue, gue semakin takut. Gue nggak mau sendirian tanpa mereka. Meskipun ya, gue masih ada papa. Tapi gue selalu ngerasa kalau papa nggak bisa jagain gue.
Kedua kakak gue dan mama bilang kalau gue nggak boleh sekadar ikut-ikutan. Gue harus kuat dan benar-benar dari dalam diri. Di situ gue sempat goyah. Tapi, ada keinginan yang nggak gue pahami yang membuat gue pengen dan harus ikut mereka. Sampai akhirnya mereka menyerah karena kegigihan gue.
Terlepas dari orang lain dan siapapun yang berpikir bahwa gue cuma ikut-ikutan, gue nggak peduli. Gue tenang setelah membaca kalimat syahadat dan menangis di pelukan mama. Meskipun malah yang paling deras nangis itu kakak gue yang kedua, yang cuma beda 1 tahun sama gue.
Gue mulai belajar bareng dengan kakak-kakak gue. Selebihnya gue dikenalin sama teman-teman cewek dari mereka. Gue belajar dari nol, memperkuat keteguhan hati gue. Semua ilmu yang gue dapet membuat gue sadar bahwa inilah kedamaian yang gue inginkan dan butuhkan sejak dahulu. Gue bersyukur meski awal mulanya hanya berasal dari sebuah ketakutan.
Di rumah, tinggal papa yang nggak tahu dan jangan sampai tahu. Mungkin ini salah. Tapi, menurut mama, kedua kakak gue, dan termasuk gue, nggak ngasih tahu papa itu adalah hal yang paling baik untuk menghindari hancurnya keluarga ini. Karena kita tahu respon papa akan seperti apa dengan rahasia ini.

Quote:


Kami bertiga berangkat cukup pagi untuk solat Ied. Tentunya sambil sembunyi-sembunyi karena khawatir papa bangun. Papa emang tipikal yang bangun siang kalau hari libur. Terlebih lagi malamnya kita sengaja membuat papa begadang dengan beberapa gelas kopi dan juga film. Papa suka banget nonton. Sekitar jam 2 papa tidur. Asumsi gue, papa nggak bakal bangun sampai jam pulang kita solat Ied. Tapi, Allah berkehendak lain.
Saat kita berempat masuk ke dalam rumah bersamaan sepulang dari solat Ied, papa udah duduk dengan wajah murka di ruang tamu. Tanpa komando, semuanya ikut duduk di kursi.

Quote:


Nggak perlu lah gue jelasin kalimatnya apa aja. Karena ada yang nyakitin juga dan sempat membuat mama nangis.
Kejadian itu ternyata nggak membuat kita gentar. Gue bersyukur karena bisa tetap kuat demi hijrah ini. Gue bersyukur keluarga gue bisa bertahan walau papa berhenti mengajak bicara selama berbulan-bulan.
Awalnya gue juga sedih karena keluarga ini nggak sehangat dulu. Tapi, ada kehangatan lain yang selalu membuat gue tenang saat bersujud. Terlebih kakak-kakak gue yang selalu mendorong gue untuk nggak down. Mana kejadiannya pas gue deket-deket mau tes masuk kuliah pula. Can you image it?

Quote:


Setelah gue baca artinya, gue bisa kembali tersenyum tenang.
Sampai saat ini, gue masih belajar dan terus belajar. Gue belum sepenuhnya baik. Tapi seengaknya, gue nggak sendirian. Karena menurut ajaran yang gue dapet, di akhirat nanti, gue masih bisa ketemu sama keluarga gue.

Ini kisah nyata, tapi pleasejangan tanya punya siapa ya. emoticon-Smilie
mbak.far
anasabila
jiyanq
jiyanq dan 24 lainnya memberi reputasi
23
2.9K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.