idaalfaqiehAvatar border
TS
idaalfaqieh
Sistem Zonasi, Menguntungkan Atau Merugikan?
Tentang sistem zonasi



Menurut wikipedia,zonasi adalah pengaturan penerimaan siswa baru menurut jarak tempat tinggal. Sistem PPDB (penerimaan peserta didik baru) ini, memang sudah berjalan beberapa tahun belakangan. Namun, setiap tahun pasti menuai pro dan kontra. Lebih banyak yang kontroversi. Terutama bagi anak yang jauh dari sekolah favorit.

Kali ini TS tertarik membahas tentang zonasi. Belum merasakan sendiri, tapi sempat ikut dibikin pusing sama seorang saudara. Ya, dia harus on hp 2Ɨ24 jam untuk memantau posisi anaknya. Demi bisa bersekolah di tempat yang diinginkan, dia rela tidak tidur. Karena meleng sedikit saja, posisi bergeser dan lebih parahnya bisa terlempar.

Zonasi lebih mengutamakan anak yang dekat dengan sekolah, walau memang ada faktor lain. Diantaranya nilai UN, umur dan waktu pendaftaran. Tetap, jarak lah yang utama. Nilai bagus tidak menjadi prioritas.

Belum lama ini, TS sempat membaca kisah seorang anak yang gagal sekolah karena jarak sekolahnya jauh alias tidak masuk zonasi. Nilainya bagus, tapi tetap tidak bisa menolongnya untuk masuk ke sekolah idaman. Bahkan, dia sampai kehilangan semangat untuk sekolah. Prihatin TS melihatnya. Sampai sebegitunya dampak pemberlakuan sistem ini.šŸ˜­šŸ˜­šŸ˜­



Tujuan dari kebijakan ini memang baik, salah satunya untuk menekan biaya operasional sekolah. Kalau anak-anak bersekolah di tempat dekat, orang tua tak perlu kewalahan tentang uang transportasi. Tidak harus ngekost juga. Jadi sistem ini diharap bisa membantu secara finansial.

Sistem zonasi, menguntungkan? Jawabannya iya, untuk anak-anak yang dekat sekolah. Karena secara otomatis, tanpa belajar pun mereka bisa masuk ke sekolah favorit. Dengan kata lain mereka bisa berleha-leha karena sudah jelas bisa diterima di sekolah tersebut.



Lantas, bagaimana dengan nasib anak-anak yang berada di pelosok? Apa mereka tak punya hak untuk mendapat pendidikan di tempat yang bagus? Sementara jelas, kualitas sekolah di pelosok berbeda jauh dengan sekolah di perkotaan. Ini yang dinamakan pemerataan pendidikan? Apa tidak melanggar undang-undang hak asasi manusia? Zonasi, termasuk mendiskriminasikan suatu kelompok kah?

Walaupun memang, ada beberapa jalan keluar seperti penitipan nama anak di KK saudara atau teman yang dekat dengan sekolah. Pertanyaannya, efektifkah cara ini? Sekarang mindset anak sekolah bukan lagi bagaimana belajar supaya nilai bagus. Tapi bagaimana cara supaya bisa punya rumah yang dekat dengan sekolah favorit. Miris?

Semoga ada cara terbaik yang diambil oleh pemerintah demi pemerataan pendidikan di Negeri ini. Tanpa harus ada yang diuntungkan atau dirugikan. Karena kemajuan pendidikan kunci kemajuan Negeri!

Referensi: Opini pribadi TS plus wikipedia
Gambar: di sinidi sini


IAf,12 Agustus 2019

Diubah oleh idaalfaqieh 15-08-2019 01:15
nuyins
yukinura
tuffinks
tuffinks dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.3K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
Education
icon
22.4KThreadā€¢13.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.