sriwijayapuisis
TS
sriwijayapuisis
Balada Negeri Keajaiban Seribu Warna
Cerbung Nano Nano ( Koplak)

Ilustrasi: Pixabay.com

Prolog

Almer Kasa

Pemuda yang dipanggil Raden Mas oleh Lottusa Aura. Ia suka banget dengan kopi dan cemilan rengginang. Abang kedua dari Lottusa Aura ini memiliki dua nama Almer Kasa dan Almerya atau lebih dikenal dengan nama Mery. Parasnya yang rupawan dengan pesona Dewa Krisna ini mampu meluluhkan hati kaum hawa. Namun dibalik ketampanan nya itu memiliki masa kelam yang tidak banyak orang lain tahu.

Kembaran tak seiras dari Zoedhas ini hampir mirip dengan tingkah laku sang kembaran, yaitu jika malam hari suka mangkal ngapelin brondong dan para om yang tengah lewat. Dengan pesona artis Hollywood Shakira, ia mampu menggaet siapa saja. Dandanannya nyentrik abis, pria beranting bintang setengah bulan sabit dalam lingkaran hula-hula ini istimewa. Kono jika tersorot lampu ating-atingnya bisa mengeluarkan kekuatan magis yang bisa memindahkan si pemunya kemana saja sesuai yang dikehendaki pemiliknya.


Victorya

Pemuda unik berasal dari planet perak, lebih akrab dipanggil Dee atau Victor. Bisa menghilang tanpa terdeteksi. Auranya yang kental dengan dunia magis ini memiliki beberapa ilmu kanuragan tingkat saturnus yang tak bisa terbaca oleh lawannya.

Berambut hitam legam panjang sedada kemudian merubahnya menjadi gelombang air laut berwarna biru keabuan.  Mata hitamnya bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti warna dari rambutnya.


Siti Sartika

Lebih dikenal dengan sebutan Mami Denok Asai Mujair Ngesor. Murid dari Iit permata serem ini adalah istri dari raja Zoedhas. Titisan dari ratu pulau seberang Inem goyang ngesor. Jika mendengar musik dangdut suka goyang dengan sendirinya.

Siti Sartika ibunda ratu yang bergaya aneh bin hukai, bersanggul tinggi ke bawah, berbulu mata hokya-hokya pelangi dengan liontin petir setengah hati dengan bandrol bertuliskan,”Aku ra popo” bergiwang setengah lingkaran berakar rotan daun kemangi.

Ilmu kanuragan mematikannya adalah ajian roro songkrang begis yang sampai saat ini belum diketahui obat penawarnya. Matanya bisa mengeluarkan laser apabila dibuat menatap lalat dan nyamuk langsung wassalam.


Kidd

Pendiri padepokan Kesengsem Aksara sekaligus putra mahkota pulau Atlantik. Berciri khas berpenampilan sederhana layaknya rakyat jelata. Tak ada mahkota di kepala hanya ikat kepala berlambang gambar matahari, rambut ikal sebahu dengan pedang yang mirip tusuk gigi terselip di pinggangnya. Suka blusukan mendadak sehingga sering membuat para pengawal padepokan kerepotan dengan aksi merakyatnya itu.

Pemilik ilmu kanuraga Wasiso Madya Pancaindera ini hidup layaknya seorang rakyat biasa tanpa pengawal dari kerajaan sekaligus hidup terpisah di sebelah utara sisi kerajaan. Motto dalam hidupnya adalah mensejahterakan rakyat Atlantik.


Lottusa Aura

Seorang perempuan yang bisa hidup di tiga alam. Darat, laut, dan juga awan. Sering dipanggil Klenting Ungu atau lebih akrab dikenal dengan nama Nimas Ayuningtyas Sriwijaya Sekarningrum. Memiliki anting serta liontin berbentuk bunga lotus dengan rambut ungu terurai panjang. Suka ngemil melati saat sedang bad mood tingkat aries. Sering bersemedi di gua Waheri Jepong untuk mencari wangsit tapi tidak nemu-nemu.

Empat dekade les bahasa inggris tidak lulus-lulus, yang ia hafal cuma dua kata yes dan no. Seorang wanita yang mendapat tugas dari negeri Kaputren mengumpulkan air mata para duyung terbang ini tak sengaja terdampar di negeri antar baholak lilimbun yang dikenal dengan julukan, “Atlantik Pulau Keajaiban Seribu Warna.”


Zoedhas

Babang tak tampan dari Lottusa Aura yang memiliki nama lain Zuli ini adalah raja di pulau Atlantik. Sikapnya yang terlalu setia (setiap tikungan selir ada) menjadikannya seorang yang mengaku paling tampan nggak ketulungan  senegeri biang reog alias kodok.  Kembaran tak seirasnya adalah Almer Kasa.

Jika malam kedua kembaran ini sering mangkal di tepi jalan dan menggoda siapa saja yang lewat di depan mereka. Berwajah asli nyai dadap serep jika malam hari, tapi dengan kesaktiannya ia mampu menghipnotis mata yang memandang dengan ajian serep dadap miliknya sehingga terpandang jelita bak putri malu ngesot di sepanjang jalan kenangan.


Fhiny Alfionita Arief

Lebih familiar dipanggil Fhiny. Konon saat hamil sang ibu ngidam naik rel kereta api tapi tak kesampaian, wal hasil saat melahirkan anaknya dipanggil Kanjeng Putri Rara Ayu Fhiny Alfionita Arief, dengan harapan kelak jika dewasa nanti sang anak bisa menjadi seorang ratu.

Gadis yang bertingkah seperti anak umur lima tahun, suka memegang permen di tangan kanan dan bermain hula hup. Berdandan ala noni belanda jaman penjajahan nenek moyang, digelung dua kiri kanan dililit pita merah menjuntai sampai telinganya. Suka dengan berbagai jenis permainan yang dimainkan anak kecil.

Pita berwarna merah yang menjadi lilitan rambutnya adalah senjata pamungkas yang bisa bergerak sendiri saat sang pemilik sedang dalam keadaan genting.


Khai

Pemuda yang tampannya gak ketulungan menjadi sentral kiblat kaum hawa di pulau Atlantik. Berdandan ala artis KPop Koreong dengan rambut yang hampir menutupi sebelah mata, berwarna abu-abu keemasan, ciri khasnya memakai sarung tangan transparan, bermata biru mempunyai tatapan bak kilat petir. Barang siapa yang melihat matanya bisa jatuh klepek-klepek lima minggu tidak sadarkan diri.

Seorang pria yang puitis sekali bikin kaum hawa termehek-mehek tingkat bedebah sampai rela cek toko sebelah guna meng call agar bisa antri untuk bertemu dengannya. Akan tetapi pria tersebut mempunyai tingkah aneh bin nyeleneh yaitu suka nyungsep di blankon para tetangga membuat orang tuanya geleng-geleng melihat tingkah konyolnya itu.


Mr.X

Murid bandel bin tengil sok kecakepan dari Lottusa Aura. Pria nyeleneh bin langka ini air matanya berbentuk kristal beku yang bisa mencair jeda beberapa menit setelah keluar dari kelopak netranya. Anehnya air mata Mr.X bisa menjadi pupuk penyubur tanaman. Jika menangis suara tangisannya mirip petir disiang bolong.

Kasihan sang ibu harus selalu sedia ember saat Mr.X sedang menangis, ditambah saat tidur selalu mengeluarkan air liur yang wanginya gak ketulungan bikin orang klepek-klepek terjangkit ayan.


Daun Telinga dan Reftina Metasari

Duo talas sengit. Terlahir dari daun talas dan tetesan embun pagi buta. Anak angkat dari Siti Sartika hasil nemu di gunung persemedian ini adalah kembar duo bak langit dan bumi ini tak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Daun telinga akrab dipanggil daun cincau bernama asli Liserin (peri cahaya api hitam). Berwajah seterang bulan purnama dengan telinga panjang meruncing, suaranya merdu bak burung pipit kecepit lawang sewu bikin siapa yang mendengar suara khasnya langsung tak sadarkan diri dua minggu. Parasnya menawan mirip Angeline Juni saat dilihat dari sedotan.

Metasari lebih langka lagi. Gadis yang memiliki kecerdasan Dewi Athena yang terkenal dari negeri Romawi ini sering dipanggil cendol manis brrrr weleh-weleh. Bersayap setengah kupu-kupu setengahnya lagi lebah dengan anting sayap capung ini berwajah tirus, dagu lancip telinganya cekung kecil. Ia memiliki nama lain yaitu Essarada (peri penjajah cinta) dengan jargo mematikannya Okulasi (ora kesusu langsung jadi).

Namun Okulasi sendiri lebih tepat dipanggil ajian karena dengan sekali lirik maka pesona Dewi Athena dalam dirinya akan keluar sehingga amat mudah baginya untuk menaklukan hati kaum adam. Warning ! Bagi kaum yang bernama laki-laki jagalah pandangan anda setiap kali dia lewat, tidak memungkinkan jika anda nanti bakal terpana pesonanya.


Ar2in1 dan Titik Damayanti

Dua gadis cantik berilmu kanuragan tingkat tinggi dan memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Saking cerdasnya kaum adam sampai takut untuk mendekati keduanya. Bukan takut atas kepintarannya tapi takut dengan ilmu yang mereka miliki. Konon kedua gadis itu bisa membumihanguskan pohon beringin dengan sekali tunjuk jari.

Dua dara ini suka berpakaian ala putri kerajaan jaman Majapahit dan Singosari. Memakai kebaya rambut di sanggul terkadang dibiarkan terurai atau berdandan ala princes dalam serial tokoh kartun Disney.

Kebiasaan keduanya saat sore hari adalah memandang matahari sampai benar-benar terbenam. Pusat kekuatan keduanya berada di tangan. Sekali tunjuk benda apa saja bisa musnah, hilang atau tetiba lenyap tanpa rimba.

Episode 1
Quote:


Ah, andai saja telepatiku tak terkena mode off sudah pasti surat ini sampai di Kaputren. Sayangnya, penggunaan mbah wifi dibatasi sehingga layang swaraku tak bisa sampai ke tempat tujuan. Getir dada nyeri terasa. Saat sunyi menemani diri dalam pekatnya hari.

Kaputren aku rindu, rintih Aura dalam hati.

Namun kerinduan itu seperti udara yang masuk ke sela pori-pori menggigil badan terkena hawa dingin.

Ah, sebaiknya aku ke luar rumah agar anganku tentang Kaputren teralihkan.

Gadis itu melangkah pelan menelusuri pulau hingga sampai di bibir pantai. Aura menatap langit penuh bintang bertaburan. Udara dingin tak lagi dirasakan, sejenak angannya melayang. Membayangkan keindahan kampung halaman.

Kaputren tunggu aku. Tak lama lagi aku pasti pulang setelah pengembaraan ini selesai.

Tiada tersangka pun terduga, tiga dekade pencarianku mengumpulkan air mata para duyung terbang membuat diri ini tak sengaja terdampar di negeri anta bahulak lilimbun yang terkenal dengan julukan Atlantik the colors of magic. Negeri yang santer terdengar sebagai negeri yang damai dan makmur. Pulau luar biasa dimana para penduduknya ajaib semua berkelakuan aneh hiha bin hukai hulai ditambah tanaman yang tumbuh segede gajah membuat pulau ini semakin nampak keindahannya.

Siapa saja bakalan terbelalak kornea loncat ke gunung berapi karena terkagum-kagum akan pesona Atlantik. Selain para penduduk yang ajaib, tanaman serta seluruh isi pulau ini ikut ajaib semua.

Namun dibalik keindahan pulau serta hiruk pikuk keramaian yang ada, hatiku terasa hampa saat teringat tempat tinggal yang kini telah lama aku tinggalkan, ‘Kaputren’’. Negeri awan yang damai serta mengocok isi perut.

Tingkah laku para penduduknya yang kocak ditambah sang Prabu Panggabei semakin menambah warna di negeri awan.

Aku masih ingat perilaku sang prabu. Ia paling suka tidur di sembarang tempat, bahkan tak jarang ia rela nangkring di atas pohon demi bisa terlelap bersama bantal kebesarannya. Bantal yang baunya harum semerbak mewangi bak kasturi surga neraka apabila tertiup angin membuat seluruh negeri jungkir balik nyungsep di atas plafon karena pusing tiga ronde berjeda semaput.

Ditambah kelakuan para putri Kaputren yang bikin mules perut saat sedang berkumpul dan tingkah mengerikan para selir, apabila sedang manyun bisa menghabiskan stok sandang pangan di gudang. Benar-benar luar biasa.

Ah, itu semua tak akan terjadi jika saja Ibunda dan Ayahanda Prabu tak kelamaan berbulan madu di Hawai. Guna mengistirahatkan pikiran akibat ulah sang putra mahkota pewaris tunggal kerajaan yaitu kang mas Arya Bagus Sajiwa Satrya Delle Piningit yang enggan ke luar dari tempat persembunyiannya.

Dari kabar yang aku dengar kang mas Arya bertingkah aneh seperti itu sebab takut akan wanita. Padahal seisi Kaputren rata-rata penduduknya adalah seorang wanita. Bikin tepuk jidat geleng-geleng memang.

Segala macam cara sudah Ibunda serta Ayahanda Prabu lakukan demi meluluhkan hati kang mas Arya tapi kenyataan berbicara lain. Ia tetap saja kekeh tak mau keluar dari tempat persembunyian. Wal hasil tahta kerajaan kini disfungsi alihkan untuk dikelolah oleh Prabu Satrya Pengasih Panggabei alias Ande Ande Kumut .

Seorang abdi dalem yang ditunjuk Ayahanda Prabu untuk menggantikan posisi sang putra mahkota. Sudah habis akal akan tingkah laku sang anak membuat Ayahanda turun tangan melambaikan tangan ke kamera. Bagaimana tidak penyakit Opikum kompleks yang di derita sang anak tak kunjung sembuh juga, padahal sistem kerajaan harus terus berjalan ditambah usia sang raja yang semakin hari kian menua membuat Ayahanda Prabu terpaksa turun tahta dan digantikan oleh kanda Ande Ande Kumut.

Kanda Prabu bagaimana kabarmu, dinda Kecup klomoh, Putri Marimar aku kangen kalian semua. Ah, seandainya aku ada di sana saat ini, sudah pasti kita akan tertawa dan bergurau bersama-sama, rintih Aura pilu.

Aura menatap langit. Pekatnya malam tanpa sinar bulan ditambah gemuruh ombak laut membuat gadis itu tertusuk pilu. Parasnya layu, binar keindahan mata redup dan berubah warna ungu. Wajah asli dari Klenting Ungu.

Semilir angin melambai-lambai di paras jelitanya tapi gadis itu hanya terduduk membisu seraya menatap langit penuh haru. Dalam hatinya tengah memendam rindu. Rindu yang dalam pada tempat tinggal Kaputren. Seakan-akan hendak pulang memeluk mereka yang tengah dirindukan.

Ketikan angan sang dara terlepas dari butiran debu logika, tetiba muncul seseorang menepuk bahunya.

“Hai. Sedang apa.”

Aura terperanga melihat sosok yang menghampiri dirinya. Bola matanya berbunyi klutak klutik ditambang ating lotus tertiup angin menghasilkan suara mirip seruling tertiup, begitu syahdu mengharu biru.

“Victor. Sedang apa disini.”

“Menemanimu,” jawabnya enteng.

“What? Aku tak butuh ditemani. Sana pergi!”

“Ayolah!  Sudah jauh-jauh aku kesini untuk menemuimu. Kau masih saja begitu tak acuh padaku,” gerutunya kesal.

“Siapa suruh kamu datang untuk menemuiku,” cerocos Aura melemparkan pandangan ke arah laut.

“Bomat! Yang penting aku bisa bertemu denganmu.”

Lelaki itu melempar pandangannya ke atas. Pekat malam penuh bintang bertaburan tanpa cahaya bulan membuat siapa saja merasa tenteram saat memandang dari bawah.

“Idih! Maksa amat jadi orang,” balas Aura kesal.

“Biarin. Sesuka hatilah.”

O m giiih.Ini anak habis kesambet dari mana, sih. ngeyel. Bikin orang geleng-geleng aja.

Aura melengos lurus ke depan tak menghiraukan si Victor lagi. Angannya masih teringat tentang Kaputren. Sementara laki-laki itu mematung disamping Aura, sesekali melirik ke sang dara, untuk memperhatikan wajah sang jelita sambil melihatnya tanpa berkedip.

“Jangan pandangi terus. Nanti terpesona.”

“Alhamdulillah,” balasnya girang.

“Ai … alhamdulillah? Hd. Ini anak habis keselek alga, kah? Jadi konslet begini.”

“Bukan keselek alga, Aura! Tapi keselek pesonamu. He he he.”

Astaga …. Aura tepuk jidat geleng-geleng kepala. Victor tersenyum girang melihat expresi dara tersebut.

Ya Tuhan makhluk planet perak ini sungguh membuatku pusing tanpa tujuh keliling, gerutunya mengelus dada.

“Biasa aja atuh! Nggak usah lebay begitu.”

“Kamu tuh yang lebay. Aneh.”

“Biar dah dianggap aneh, asal bisa sama Kamu terus.”

Ya Rabbi …..

Aura semakin geram mendengar jawaban Victorya seakan pria itu tak ada kapok-kapoknya menggoda. Godaan garing menurut versi Aura.

Sabar Aura sabar. Ini cowok kudu dikasih makan gangga merah dulu biar gak konslet otaknya.

Victor semakin sering menggoda Aura. Godaan yang tak lucu dan terkesan garing. Sehingga Lottusa Aura mengernyitkan dahi tak mengerti arah pembicaraan mereka. Tak jarang raut wajah datar Aura perlihatkan pada pemuda tersebut. Akan tetapi masih saja Victor tak henti melayangkan aksi konyolnya, sesekali ia bertindak jahil. Menggelitiki Aura sehingga gadis itu terpingkal-pingkal.

Malam kian larut membawa kedua anak manusia itu terlena oleh suasana dalam sekejap waktu kini mereka telah akrab layaknya saudara kandung. Tak ada sekat sungkan dan semacamnya.

Aura menghela napas lega. Berkat Victor gadis itu merasa sedikit teralihkan pikirannya tentang Kaputren. Bagai lenyap ditelan masa kerinduan pada negeri itu mendadak hilang.

Namun ketika mereka asyik bencengkerama tetiba anting lotus Aura berbunyi nyaring. Memberi tanda jika ada bahaya yang tengah mengintai. Segera mungkin Aura berdiri dan menarik Victor untuk ikut serta. Pemuda itu terkejut tiada angin dan hujan tetiba Aura berubah laku. Insting pemuda itu pun seolah naik secara otomatis. Ia mencium gelagat tak wajar, kemudian pemuda itu memasang wajah waspada dengan menajamkan penglihatan serta telinga ke sekeliling.

“Sepertinya ada yang mematai- matai kita, Lottus!”

“Aku tahu.”

“Haruskah aku bertindak?”

“Kita tunggu saja dulu, apa maunya mereka.”

Tetiba dari arah yang tak disangka-sangka sebuah benda melayang ke arah mereka.

“Victory, awas!”

Sigap Aura mendorong Victor hingga terpental beberapa radius kilometer dari hadapannya.

Gadis berambut ungu setengah hijau perak itu jatuh tersungkur menahan nyeri di bahunya. Kucuran darah segar mengalir membasahi dressnya.

“Sial! Siapa mereka,” umpat Aura geram.

Namun benda melayang itu kembali hadir dan jumlahnya kian banyak. Aura gelagapan untuk menghindar. Gadis tersebut tak bisa mengelak lagi, beberapa sayatan mengenai anggota tubuhnya. Tersungkur jatuh lagi ke tanah. Aura mengepal tangan, meremas-remas pasir menahan geram dengan napas tersengal Aura menajamkan penglihatan.

Tiba-tiba sebuah benda tipis melayang tepat ke arah matanya dan … gelap.

Aura. Aku harus segera kembali.

Victor berlari kencang menghampiri Lottusa Aura tapi setelah sampai di bibir pantai, dirinya tak menemukan sang dara.

Aura, di mana kamu.

Victor celingak-celinguk seraya memutarkan badan melihat sekeliling. Tak ditemukan sosok sang dara dalam pandanganya. Victor terus mencari sepanjang bibir pantai tapi usahanya sia-sia, tak membuahkan hasil.Tetiba dari arah belakang serangan datang.

Sring!!!

Satu sayatan mengenai punggung Victor. Kemudian dari samping kiri sebuah pukulan menghantam pinggangnya dilanjutkan dari arah depan satu bogem melayang tepat mengenai perut. Ia merasakan sakit, kemudian mengerang menahan sensasi yang luar biasa, seperti terkena ilmu tenaga dalam. Badannya terasa remuk tak bertulang seluruh sendi lemas aliran darah seakan-akan menjadi beku sehingga pemuda itu terjatuh seketika.

Tetiba tiga pendekar hitam bertopeng mendarat tepat di depan Victor dengan melayangkan pedang ke arah lehernya.

“Katakan! Dimana Lottusa Aura berada,” tanya seorang berbaju coklat mengacungkan senjata.

“Mau apa kau mencarinya. Ada urusan apa kalian dengannya,” tanya Victor sambil menahan rasa sakit yang menjalar di tubuh.

“Jawab saja bodoh! Kau bukan apa-apa tanpa gadis itu,” sambar seorang berbaju biru tua.

Ciiih!

Victor meludah di depan para manusia bertopeng itu. Membuat salah satu di antara mereka naik pitam dan hendak melayangkan pukulan tapi ditahan oleh yang lain.

“Jika pun aku tahu. Tak sudi memberitahu pada kalian.”

“Kita habisi saja dia,” pinta orang yang berbalut kain hitam.

“Tunggu! Dia bisa kita jadikan umpan.”

Ketiganya saling melirik pandang menganggukkan kepala dalam balutan topeng.

Seolah mengerti gelagat orang-orang tersebut, Victor bersiap-siap dengan merapal mantra berjaga-jaga jika sesuatu buruk terjadi padanya.

Ketika mereka hendak melayangkan sebuah pukulan pada Victor datang cahaya kemilau bersama hembusan angin kencang. Terangnya cahaya itu memburamkan pandangan ketiga pendekar tersebut dan saat sinarnya perlahan pudar, bersama suara angin yang pergi tanpa disadari pemuda tersebut sudah tak berada di tempat.

“Sial! Ke mana dia pergi,” umpat yang berbaju biru.

“Kita cari,” saut yang satunya lagi.

“Jangan! Biarkan saja. Kita pasti akan bertemu dengan dirinya lagi,” ucap berbaju coklat mengernyitkan dahinya. “Kita balik saja.”

Mereka kemudian menghilang tanpa rimba seperti sulap tanpa bing sala bingbing.

Seperti angin topan yang berputar-putar tetiba Victorya kembali di tempat semula.

Huh! Untung mereka segera pergi.

Bersambung ....
Diubah oleh sriwijayapuisis 12-07-2020 00:08
Bgssusanto88c4punk1950...bukhorigan
bukhorigan dan 25 lainnya memberi reputasi
26
12.4K
284
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.