Richy211
TS
Richy211
Kegiatan Pramuka Berbau Horor



Tepat pada hari Sabtu siswa-siswi kelas X berkumpul di halaman sekolah. Terlihat di sana pula kakak kelas (Dewan Ambalan) dan pembina Pramuka (Bapak dan Ibu guru). Rupanya hari itu kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka akan diadakan di sebuah bumi perkemahan.

Sebelum berangkat menuju ke bumi perkemahan, mereka melaksanakan apel terlebih dahulu. Apel singkat dilakukan mengingat hari sudah mulai siang. Untuk agenda keseluruhan akan dilaksanakan di bumi perkemahan tersebut.


Tak terkecuali tampak pula di sana duo sahabat karib Maya dan Mitha di antara kerumunan siswa-siswi yang mengikuti kegiatan kepramukaan. Dari kejauhan Maya tampak tergopoh-gopoh membawa tas ransel berwarna hitam di punggung dan tongkat pramuka di tangan.

"Duh, berat nih Mit?" kata Maya dengan raut muka kecut.

"Yaelah, May. Manja bener lo jadi anak pramuka!" Mitha tampak membantu Maya menurunkan tas ransel berwarna hitam itu.

Maya dan Mitha adalah teman satu kelas yang kebetulan jadi satu regu di anggota kepramukaan. Untuk menuju ke bumi perkemahan rombongan tersebut menaiki truk besar dengan bak terbuka. Sebagai anggota pramuka tentu saja tidak boleh manja dan cengeng, harus kuat serta pemberani.


Menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam lamanya tibalah rombongan tersebut di bumi perkemahan. Maya dan Mitha merasa takjub sekaligus agak ngeri-ngeri sedap saat melihat bahwa belakang lokasi adalah gunung dan juga hutan.

Mendadak bulu kuduk Mitha merinding.

"Kok, ini tempatnya horor gitu, ya?"

"Hush! Jangan ngomong sembarangan di tempat asing. Kita harus jaga omongan biar selamat dan enggak kenapa-kenapa," jawab Maya.





Sampai di sana mereka diharuskan mendirikan tenda perkemahan oleh kakak kelas (Dewan Ambalan). Kebetulan mereka adalah grup I putri sehingga tenda mereka berada tak jauh dari rumah warga. Mitha pun bisa bernafas lega rupanya.

Hingga sore hari tenda mereka baru jadi. Agenda untuk hari ini akan dilakukan pada malam hari menurut jadwal. Malam hari sekitar pukul 19.30 bunyi peluit panjang terdengar Pritttttt.........

Para anggota regu pramuka baik putri dan putra pun berkumpul di tengah lapangan. Rupanya kakak kelas (Dewan Ambalan) ingin memberikan informasi penting mengenai agenda kegiatan kepramukaan untuk malam ini.

"Selamat malam adik-adik anggota regu pramuka!" suara lantang dari ketua Dewan Ambalan bernama Kak Dika.


Saat sedang mendengarkan informasi tiba-tiba Mitha mulai bertingkah lagi. Ia berbisik kepada sahabat karibnya Maya.

"May, kamu denger suara aneh, enggak?"

"Suara aneh?" jawab Maya keheranan.

"Iya. Kaya ada suara orang nangis gitu?" tambahnya lagi.

"Udah deh. Itu cuma perasaan kamu aja." Maya coba menenangkan Mitha yang ketakutan.


Tepat pukul 12 malam agenda kegiatan kepramukaan berlangsung juga. Mereka yang tadinya asyik tertidur lelap harus terbangun dan segera melaksanakan tugas yang diberikan oleh kakak kelas (Dewan Ambalan). Sebetulnya agenda kegiatan kepramukaan ini dalam rangka untuk mendapatkan badge terakhir dalam kepramukaan yaitu bantara dengan simbol tunas kelapa.




Gambar: instagram

Untuk mendapatkan badge ini memang cukup sulit dan penuh tantangan. Maya dan Mitha yang berada di kloter I harus rela terbangun tengah malam untuk mengikuti kegiatan kepramukaan yakni jejak malam.

Mereka diharuskan berjalan di malam hari dengan alat seadanya yakni senter saja. Di tiap pos yang sudah dibuat oleh kakak kelas (Dewan Ambalan) tiap regu pramuka harus berhenti. Bisa dibayangkan mereka dalam keadaan gelap harus berjalan menyusuri hutan yang masih lumayan lebat dengan pepohonan.

Mitha yang penakut pun tak henti-hentinya memegang tangan Maya dengan kuat. Pokoknya nempel terus kaya lem perekat.

Di pos pertama grup yang digawangi oleh duo M Maya dan Mitha pun berhenti. Kakak kelas (Dewan Ambalan) memberikan pertanyaan seputar kepramukaan. Yang bisa menjawab dengan benar boleh meninggalkan tempat dan menuju ke pos selanjutnya.

Seorang kakak kelas cantik (Dewan Ambalan) bertanya kepada grup kloter I.

"Simbol bintang pada badge bantara melambangkan apa?" tanyanya dengan suara lantang.

Mitha yang tahu jawabanya pun menjawab dengan keras.

"Melambangkan Pancasila kak!"

"Betul. Silakan tinggalkan tempat!" perintah kakak kelas cantik itu.

Mitha yang penakut segera berlari menyusul teman yang ada di depannya. Grup kloter I ini sempat mengalami hal yang kurang mengenakan. Senter yang mereka bawa mati, kehilangan jejak di pos berikutnya dan sempat kesasar di jalan buntu. Namun, untungnya mereka segera tanggap dan memutar balik arah untuk menuju ke pos berikutnya.


Di pos terakhir regu pramuka kloter I ini diharuskan melakukan kegiatan PBB (Baris berbaris). Ternyata tidak hanya itu saja. Namanya juga kegiatan kepramukaan mereka sempat dites secara mental dengan cara dimarahi dan dibentak (cuma akting saja bukan sungguhan).


Bagi yang cengeng dan mellow apalagi baperan pasti sudah mewek dahh. Untung saja Maya dan Mitha ini bukan anak mommy yang mudah mewek. Di bumi perkemahan ini sempat ada kejadian yang tidak mengenakan. Salah satu anggota regu pramuka ada yang kesurupan. Dia dibantu oleh warga sekitar dan juga oleh pembina pramuka. Usut punya usut lokasi bumi perkemahan ini konon rada angker. Tengok saja belakang lokasi ini adalah pegunungan dan hutan belantara.





Gambar: 12
Diubah oleh Richy211 06-08-2019 13:27
TaraAnggarahvzalfanasabila
anasabila dan 20 lainnya memberi reputasi
21
3.7K
82
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.