mbakendutAvatar border
TS
mbakendut
Pendidikan Gratis itu Anugerah, Apalagi Beasiswa


Pendidikan mahal, itu benar. Bagi mereka yang orangtuanya berkecukupan mungkin tidak masalah, tetapi bagaimana dengan mereka yang mencari sesuap nasi saja susah?

Suatu keuntungan, di daerah saya pendidikan itu gratis. Gratis yang saya maksud di sini bebas biaya pendidikan. Ya, mungkin beberapa daerah di Indonesia juga memberlakukan sistem tersebut.

Sistem pendidikan gratis di daerah saya--Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan itu diberlakukan secara resmi sejak tahun 2010, meski saya sudah merasakan manfaatnya awal tahun 2004 (tahun pertama di sekolah dasar).




Lantas, apakah dengan pendidikan gratis itu kita menjadi berleha-leha dan santai? Tentu tidak. Pendidikan gratis adalah gerbang dan pondasi agar kita dapat bersungguh-sungguh demi masa depan yang lebih cerah. Pendidikan gratis dihadirkan agar generasi muda yang kurang mampu pun bisa mengecap pendidikan, minimal 12 tahun masa sekolah.

Syukur Alhamdulillah, saya sendiri bisa menikmati pendidikan gratis itu selama 12 tahun, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah. Sejak SD, saya selalu kebagian mendapatkan beasiswa atau tunjangan.

Ketika SD, saya mendapat tunjangan uang jajan. Lanjut SMP, saya mendapatkan BSM (Bantuan Siswa Miskin) per tri wulan. Kemudian, lanjut di SMA, saya kembali diberi kesempatan untuk mendapatkan BSM selama dua tahun (2 kali terima).

Mendekati akhir masa di SMA, saya belum terpikir untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ekonomi keluarga membuat saya tidak berani untuk bermimpi ketinggian agar bisa kuliah di PTN ataupun PTS yang tentu biayanya jauh dari kata murah.

Allah menjawab keresahan anak yatim seperti saya. Menjelang ujian akhir, pihak sekolah mengumumkan nama-nama siswa yang berkesempatan mendaftar bidikmisi sekaligus SNMPTN. Alhamdulillah, nama saya ikut masuk dalam daftar karena ... mungkin saya memenuhi kualifikasišŸ˜†. Soalnya, tidak bisa dikatakan pintar juga, biasa saja.

Tak lama setelah ujian nasional, keluarlah pengumuman SNMPTN alias jalur undangan. Saya tidak lolos seleksi itu. Sedih? Tentu saja. Saya iri dengan kelima teman saya yang lolos. Saya menangis sebab saya pikir SNMPTN adalah satu-satunya harapan saya untuk kuliah.

Lumayan lama larut dalam kesedihan dan mama juga menyarankan untuk kuliah di daerah saja, suatu anugerah guru bahasa Inggris saya yang juga merupakan operator sekolah menyarankan untuk mengikuti jalur selanjutnya, yakni SBMPTN dan masih bisa dapat beasiswa bidikmisi asalkan lolos jalur itu.




Harapan baru muncul. Saya mulai mencari program studi yang akan dipilih. Alhamdulillah, pada akhirnya pilihan saya jatuh pada program studi yang membuat saya tertarik lebih jauh pada dunia literasi.

Optimis untuk lolos? Saya optimis. Selesai tes SBMPTN, sebulan penuh saya berdoa agar Allah mengabulkan dan melihat usaha saya untuk bisa sampai ke titik ini.

Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, doa saya terkabul. Allah memberi saya kesempatan melanjutkan pendidikan di salah satu PTN terbaik Indonesia Timur. Tentunya dengan biaya pendidikan ditanggung pemerintah, yakni beasiswa bidikmisi.




Sekarang, saya sedang proses menyelesaikan studi S-1. Semua berkat beasiswa bidikmisi yang saya terima setiap semester.

Semoga pemerintah berkomitmen agar beasiswa ini tetap berjalan karena kabarnya akan diganti dengan KIP kuliah. Apakah sistemnya tetap sama atau malah menyulitkan?
Diubah oleh mbakendut 13-08-2019 15:35
Cahayahalimah
cattleyaonly
swiitdebby
swiitdebby dan 22 lainnya memberi reputasi
23
2.1K
70
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
Education
icon
22.4KThreadā€¢13.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.