evywahyuniAvatar border
TS
evywahyuni 
Mencari Jejak, Belok Kiri Atau Kanan?
PERSAMI yang Takkan Terlupa



Salam Pramuka!


DokPri

Meriahnya acara perkemahan kali ini kau rasa lebih seru dari biasanya, kali ini PERSAMI di adakan di Bumi Perkemahan Kea-Kea, Kelurahan Mangolo, Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Jauh dari kota, tetapi suasana alamnya yang asri nan natural membuatmu betah berada di sana.

Bersama teman-teman Pramuka Penegak dari SMA Negeri 02 Kolaka, secara bekerja sama dan bergotong royong mendirikan kemah dan juga membersihkan areal wisata alam itu, kali ini kau dan teman-teman memilih mendirikan kemah di pinggir sungai, dengan alasan biar teman-teman perempuan gampang bila ingin buang air kecil.

Acara malam itu adalah mencari jejak, bersama kakak pembina~~Kak Sumarno, salah satu guru idola yang selalu ramah dan mengajarkan Dasa Dharma Pramuka meski bukan di hari Sabtu. Seperti biasa ekskul pelajaran Pramuka hanya ada di hari Sabtu, itupun dilakukan pada sore hari.



Setelah makan malam, kau segera mengatur anggota regumu, regu Kancil untuk bersiap berbaris menuju rute yang telah di tandai oleh kakak pembina. Kau berjalan bersama dengan teman kelompok, beriringan macam itik mencari kolam. Kak Sumarno berjalan di belakang mengawal regu terakhir.

Setiap jalan yang telah dilewati kauberi tanda, berupa patahan ranting atau semak-semak berbatang keras. Tak lupa, mengikat beberapa pita berwarna putih agar memudahkan jalan untuk kembali.

Entah sudah berapa lama berjalan, tiba-tiba salah satu teman putri mengeluh kesakitan. Berjalan di malam hari menyulitkan melihat medan secara terbuka, meski kedua netra telah awasmelihat sekeliling.

Dilla, teman kelompokmu yang bertubuh agak tambun itu tiba-tiba berteriak, membuat kau dan beberapa orang teman penggalang langsung menghentikan langkah. Kaki Dilla keseleo dan memar saat berusaha menghindari akar pohon yang menyembul di permukaan tanah. Akhirnya, kau dan teman-teman sepakat untuk berhenti menunggu regu terakhir tiba bersama Kakak Pembina.

Selang tak begitu lama, akhirnya Kakak Pembina pun tiba, ia segera mengecek keadaan Dilla. Suasana malam di bumi perkemahan yang sejatinya masih berupa hutan asli, semakin mencekam. Jaket dan sweater telah merekat erat membungkus tubuh kurusmu. Begitu pun dengan keadaan teman-teman dari regu lainnya.

Quote:


Malam masih menunjukkan pukul 18.15 WITA. Kau segera mengambil alih berjalan di depan kembali, beberapa teman perempuan mengikutimu dan sebagian lainnya ikut menemani secara berganti-gantian memapah Dilla. Cuaca mulai memburuk! Angin mulai terasa berembus kencang. Sesekali petir menyala di langit malam, ikut memudahkan cahaya center menapak jalan bebatuan. Menghindari serangan ular dan binatang liar lainnya.

Braaakkh!

Suara pohon tumbang mengagetkanmu. Kau segera meminta teman-teman untuk waspada, seiring ketakutan yang mulai hinggap ... saat itu pula gerimis turun menyapa wajah-wajah penuh ketakutan itu.
Beberapa tanda telah ditinggalkan di belakang, agar memudahkan kakak pembina menemukan kelompokmu.

Quote:


Akhirnya dengan peralatan yang sederhana kau dan beberapa teman membuat jejak baru, berupa patahan ranting semak-semak. Kalian berjalan saling berpegangan tangan, dengan berjalan sambil terus menyalakan senter, kau memimpin kelompok.

Semakin jauh kau melangkah, semakin gelap pula suasana hutan. Bunyi binatang malam menjadi teman dalam perjalanan. Ada suara jangkrik, suara burung hantu serta suara gesekan ranting-ranting dedaunan di pohon-pohon besar makin menambah ketakutan beberapa teman perempuan yang ikut dalam rombonganmu.

Rombongan tadi dibagi dua oleh kakak pembina, itu untuk memudahkan kembali ke tenda agar tidak ada yang tersesat. Namun, rupanya kali ini kau telah tersesat. Kini kau membawa teman-temanmu jauh masuk ke dalam hutan.

Sesekali Widya menjerit, kala rumput menjerat kakinya. Kau dengan sigap membawa Widya ke depan, menggandeng tangannya agar tidak ketakutan lagi. Gadis itu tersenyum malu-malu dalam pekat dan dinginnya malam, senyum yang tidak kau perhatikan, karena konsen memperhatikan jalan di depan.

Gerimis yang tadi turun menjadi hujan, sesaat pula menyirami wajahmu dan wajah-wajah lesu rombongan lainnya. Hujan itu kini berhenti. Menyisakan hawa dingin yang hampir menyerap masuk ke seluruh sendi. Akhirnya kau sepakat dengan mereka agar berhenti melangkah dan berkumpul di sebuah pohon besar, sambil menunggu Kak Sumarno tiba bersama Dilla dan teman-teman lainnya.

***

Kalian duduk berkumpul membentuk lingkaran sambil memeluk lutut masing-masing, merapatkan seluruh anggota tubuh mengusir rasa beku yang perlahan menyapa lembut pori-porimu. Kaududuk di samping Widya yang mulai menggigil, sweateryang ia pakai mulai hampir memberati tubuh, karena telah menyerap air hujan. Tak ingin membuat Widya menggigil lebih lama, kaulingkarkan lenganmu di bahunya.

Ingin membuat api unggun, tetapi sayangnya kayu-kayu pada basah kena cucuran hujan tadi. Cahaya senter masih mampu menerangi setidaknya untuk beberapa jam ke depan, mana ponsel tadi ditinggal semua. Membuat suasana semakin mencekam.

Sejam dua jam hingga beberapa saat berlalu, tak ada tampak tanda-tanda Kak Sumarno dan teman-teman muncul di hadapan. Kau menyemangati rekan-rekan lainnya, agar tetap semangat dan pantang menyerah, sambil sesekali mengajak mereka bercerita. Kau pun berharap dalam hati, semoga tidak kesasar semakin jauh ke dalam hutan.

Dari jauh, tampak cahaya senter menerangi. Makin mendekat dan semakin jelas rupa dari orang yang kini menyinari wajahmu dan juga teman-temanmu yang mengangkat tangan menutupi mata mereka, karena kesilauan dengan cahaya senter yang begitu terang benderang.

Quote:


Ternyata karena berjalan terlalu lama, kau malah kesasar masuk ke dalam hutan sejauh satu kilometer. Seharusnya tadi kau berbelok ke arah kanan bukan malah ke arah kiri. Untung Kak Sumarno sempat melihat tanda yang ia buat juga waktu mengikutimu dari belakang dan itu yang ia gunakan untuk kembali ke tenda.

Dilla juga sudah mendapat perawatan untuk kakinya yang sempat keseleo, meski sempat kehujanan dan kedinginan, malam itu adalah malam yang tidak akan kaulupakan. Walau nanti akan ada PERSAMI selanjutnya. Kenangan kesasar saat mencari jejak sejauh satu kilometer akan menjadi pengalaman yang berkesan. Tak lupa kesan bersama Widya, gadis manis tetangga kelas yang telah berhasil kaurebut hatinya.

Quote:




Diubah oleh evywahyuni 13-08-2019 12:24
gatekboy
bekticahyopurno
anasabila
anasabila dan 28 lainnya memberi reputasi
29
4.7K
119
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.