sukhoivsf22Avatar border
TS
sukhoivsf22
Begini Cara Ulama MUI Kritik Najwa dan Glenn, 'Anak-anak Muda harus Tahu itu'
Begini Cara Ulama MUI Kritik Najwa Shihab dan Glenn Freddly, 'Anak-anak Muda harus Tahu Itu'

Sabtu, 3 Agustus 2019 07:31


instagram.com/najwashihab
Cara ulama MUI kritik Najwa Shihab dan Glenn Freddly


TRIBUN-TIMUR.COM - Biasanya Najwa Shihab yang sering mengeritik narasumber.
Kali ini, Najwa Shihab yang dikritik. Bukan oleh narasumber Mata Najwa yang diasuh Najwa Shihab tapi oleh ulama di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.
Gara-gara razia buku, Najwa Shihab disindir ulama MUI Jawa Timur.

Presenter Najwah Shihab dan Penyanyi Glenn Freddly melancarkan kritikan keras atas razia buku.
Gleen Freddly bahkan memention Instagram Presiden Jokowi saat melayangkan protes razia buku ini di Instagram.
Sementara Najwa Shihab menyebut razia buku oleh MUI dan pihak terkait di Jawa Timur adalah langkah mundur.

Pernyataan dua pesohor Najwa Shihab dan Glenn Fredly mendapat respon dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.
Pengurus MUI menyoroti pernyataan Najwa Shihab dan Glenn Fredly karena dilakukan tanpa klarifikasi atau tabayun lebih dahulu.
Sehingga bisa berakibat menciderai institusi MUI.

Pihak MUI Jawa Timur mengaku menyayangkan sikap putri Quraish Shihab tesebut sehubungan dengan status Instagramnya beberapa waktu lalu.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, hal tersebut gara-gara sikap Najwa Shihab terkait penyitaan buku DN Aidit di Probolinggo, Rabu (31/7/2019).
Tak hanya Najwa Shihab MUI Jawa Timur rupanya juga menyayangkan sikap penyanyi Glenn Fredly terkait hal tersebut.
"Kami menyayangkan sikap Dik Najwa Shihab, dan Dik Glenn Fredly yang seakan-akan menyalahkan."
"Padahal buku ini ada berisi paham komunisnya, dan itu sangat bahaya, anak-anak muda harus tahu itu," ungkap Sekretaris MUI Provinsi Jawa Timur Muhammad Yunus.

MUI Jawa Timur menyebut saat ini buku-buku komunisme yang disita dari 2 mahasiswa komunitas Vespa Literasi telah ada di MUI Probolinggo.
"Buku-buku itu ada di tangan kami sementara. Kami, MUI, ingin mengkaji isi dari buku-buku yang ramai jadi bahasan publik," ungkap Yunus.
Yunus juga menyebut apa yang dilakukan bukanlah perampasan buku.
"Kami bukan merampas lho, tapi ini juga karena desakan kelompok-kelompok yang tidak mau buku itu beredar lagi," sambungnya.
Yunus menilai, buku-buku yang disita oleh aparat itu telah sesuai dengan Ketetapan MPRS Nomor XXV Tahun 1966 dan jelas dilarang karena mengandung ideologi komunis.

Pernyataan Sikap Najwa Shihab dan Glenn Fredly

Dilansir TribunWow.com, Najwa Shihab melalui akun Instagramnya mengkritik aksi penangkapan 2 mahasiswa yang bawa buku DN Aidit itu, Selasa (30/7/2019).
Najwa Shihab menyebut razia buku adalah bentuk kemubaziran sempurna.
Selain itu, ia juga merasa sangat miris, melihat pembatasan terhadap informasi mengenai peristiwa sejarah komunisme.

"LAGI-LAGI. RAZIA BUKU. KEMUBAZIRAN SEMPURNA.

Dua mahasiswa yang tergabung dalam komunitas vespa literasi diciduk karena mereka membawa buku biografi DN Aidit di lapak baca gratis yang digelar di Alun-alun Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur.
Sungguh miris. Saya memahami sensitifitas yang menyelimuti isu komunisme dan peristiwa sejarah yang menyertainya pada tahun 1948 dan 1965.
Tapi menyikapi isu ini dengan pemberangusan buku adalah tindakan yang tidak tepat.
Negara pun lewat keputusan Mahkamah Konstitusi tahun 2010 juga sudah jelas mencabut kewenangan Kejaksaan Agung untuk melakukan pelarangan buku tanpa izin pengadilan," tulis Najwa Shihab.

Pemandu acara Mata Najwa itu juga mengatakan bahwa razia buku-buku 'kiri' adalah langkah yang keliru.
Menurutnya, aksi razia buku-buku seperti itu tidak sejalan dengan kebebasan berpendapat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Tindakan ini bukan hanya keliru secara prinsip tapi secara praktik juga sia-sia.
Secara prinsipil tidak sejalan dengan demokrasi yang menghargai perbedaan, kebebasan berpendapat dan menjauhkan kita dari amanat konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Melarang membaca buku sama saja dengan menghalangi upaya mencari, mengolah, dan menyikapi informasi dan pengetahuan secara bebas dan kritis.
Hal itu juga sebuah kesia-siaan karena di zaman tekhnologi digital tiap orang bisa mencari informasi dan mempelajari pengetahuan apa pun yang diinginkannya.
Pelarangan buku adalah kemubaziran sempurna.
Di tengah rendahnya minat baca, pelarangan buku adalah kemunduran luar biasa.
Indonesia bisa semakin tertinggal dari bangsa-bangsa lain yang selalu terbuka kepada ide-ide baru dan pengetahuan-pengetahuan baru," ungkap Najwa Shihab.


Postingan Najwa Shihab dan foto penyitaan buku komunisme, Selasa (30/7/2019) Kolase/Istimewa/Kompas.com/Instagram/Najwashihab)

Sementara itu, Glenn Fredly melalui akun Instagramnya tampak mengunggah ulang postingan Najwa Shihab, dengan ditambah keterangan ketidaksetujuan atas penyitaan buku.

"Pak @jokowi saya menolak peristiwa ini.. #tolakraziabuku
#Repost @najwashihab with @get_repost," tulis Glenn Fredly.

Polda Jatim Siap Digugat

Dikutip dari Kompas.com, pihak kepolisian mengaku siap digugat apabila melanggar hukum dalam penyitaan buku DN Aidit.
"Kita siap digugat kok, ada mekanisme yang ada. Ada namanya pengajuan di keperdataan dan lain sebagainya. Ya kita tunggu ya," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera, Rabu (31/7/2019).
Ia pun mempersilakan LBH Surabaya mengajukan gugatan apabila menilai polisi melanggar hukum.

Kronologi 2 Mahasiswa Diciduk

Penyitaan buku DN Aidit bermula ketika 2 mahasiswa pegiat literasi Muntasir Billah (24) dan Saiful Anwar (25) membawa sejumlah buku bertema komunisme.
Buku-buku itu dibawa di lapak buku gratis, di sekitar alun-alun Kraksaan, Sabtu (27/7/2019) malam.
Di antaranya buku 'Aidit Dua Wajah Dipa Nusantara, Sukarno, Marxisme dan Leninisme: Akar Pemikirian Kiri dan Revolusi Indonesia, Menempuh Jalan Rakyat, D.N Aidit, dan Sebuah Biografi Ringkas D.N Aidit oleh TB 4 Saudara'.
“Buku-buku itu saat ini sudah dilarang di Indonesia, buku-buku kami amankan," kata Kapolsek Kraksaan Kompol Joko Yuwono, Minggu (28/7/2019).
"Kedua pegiat dilepaskan setelah diperiksa secara intensif. Kami masih mengembangkan penyelidikan untuk mengetahui asal buku," ujar Yuwono.
Setelah dilakukan pemeriksaan, para mahasiswa itu akhirnya dipulangkan.

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Ananda Putri Octaviani

https://makassar.tribunnews.com/2019...harus-tahu-itu
scorpiolama
scorpiolama memberi reputasi
1
3.4K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.