AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Tak Cukup Hanya Ilmu Bela Diri, Aparat Juga Perlu Ilmu Kebal


Ilustrasi polisi


Aparat negara, baik Polri maupun TNI mempunyai tugas yang berat dan penuh risiko. Apalagi jika sudah berhadapan dengan pelaku kriminal yang umumnya bersifat sadis, baik terhadap korban, maupun terhadap aparat yang ingin mengamankannya.

Maka tak heran jika sering terjadi tindak kekerasan dan penganiayaan bahkan pembunuhan terhadap aparat yang sedang menjalankan tugasnya. Sebut saja Bripka Rahmat yang wafat akibat ditembus 9 peluru temannya sendiri, karena memproses kasus tawuran yang tersangkanya adalah ponakan sang pelaku, pada bulan Juli lalu, di Polsek Cimanggis Depok.

Kasus terkini dialami oleh Kapolsek Patumbak AKP Ginanjar, yang dikeroyok saat hendak menangkap bandar narkoba, sehingga mengalami luka-luka.

Peristiwa pengeroyokan itu bermula ketika AKP Ginanjar bersama jajaran melakukan penggerebekan bandar narkoba berinisial A di kampung narkoba di Jalan Karya Marindal I Pasar IV Gang Keluarga, Kecamatan Patumbak, Sumatera Utara.

Mengetahui kedatangan aparat, A langsung melarikan diri ke arah jalan raya, dan ternyata di sana berkumpul banyak teman-temanya. Ginanjar yang mengejarnya, langsung dikeroyok oleh mereka, hingga harus diberikan pertolongan ke Rumah Sakit Colombia Medan.

Sebagian pengeroyok menggunakan senjata tajam, sehingga Ginanjar terluka pada bagian wajah dan lengan.

Menanggapi kasus ini, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Muhammad Iqbal, berbicara tentang pentingnya ilmu dasar bela diri di kepolisian.


Iqbal lalu menyinggung lagi soal keahlian bela diri polisi. Menurutnya, polisi sebagai pelindung masyarakat harus mampu menjaga diri dari segala bentuk ancaman. Dengan kata lain, polisi harus menguasai ilmu bela diri, entah itu ilmu silat, karate, yudo, taekwondo, dan sebagainya.

Ane sependapat dengan pernyataan Kadiv Humas Polri ini. Mengingat sepertinya selama ini aparat hanya mengandalkan senjata (pistol) untuk melumpuhkan penjahat. Tapi ketika terjadi perlawanan jarak dekat, aparat sering kewalahan, terutama jika terjadi pengeroyokan, atau pelakunya bertubuh besar dan atletis, seperti pada kasus yang menewaskan Kopda Lucky setelah dikeroyok beberapa pria berbadan kekar di kawasan Megamas Ruko Smart Plus nomor 15 Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (29/6/2019).

Peristiwa itu membuktikan betapa pentingnya ilmu bela diri bagi setiap aparat keamanan.

Di samping itu, menurut Ane, aparat juga perlu dibekali ‘ilmu kebal’ dan ilmu ‘anti ilmu kebal’. Ilmu kebal sebagai back updari ilmu bela diri, sebab dalam kondisi tertentu, ilmu bela diri mungkin saja tidak bisa digunakan secara maksimal.

Sedangkan ilmu ‘anti ilmu kebal’ sebagai upaya melumpuhkan target yang memiliki ilmu tersebut. Kasus terkini seperti buronan Abdul Lahab, yang sudah ditembus 4 buah peluru, namun masih bisa kabur dengan membawa mobil polisi, meski akhirnya tewas pada baku tembak berikutnya. Ini mungkin karena yang bersangkutan punya ilmu kebal, yang harusnya bisa diatasi dengan satu ‘peluru sakti’ saja untuk melumpuhkannya.


Ilustrasi ilmu kebal (Google)

Tuh di Indonesia ini gudangnya para jawara, padepokan silat, dan berbagai ilmu bela diri lainnya, baik aliran hitam maupun putih. Jadi, tidak susah kalau mau mencari guru yang mau mengajarkan hal tersebut.

Dengan perpaduan skill kepolisian, ilmu bela diri, dan ilmu kebal, aparat akan semakin profesional, dan diharapkan dapat meminimalisir risiko dan biaya dalam menangani pelaku kejahatan.

Jadi, alangkah baiknya tanggapan Kadiv Humas Polri itu segera direalisasikan.(*) Ref 1 Ref 2
Diubah oleh Aboeyy 11-08-2019 13:55
davecchio
anasabila
4iinch
4iinch dan 12 lainnya memberi reputasi
11
6.8K
100
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.