YenieSue0101Avatar border
TS
YenieSue0101
Ini Pandangan Saya Terhadap 'Suwuk'




Maaf, jika kali ini saya terpaksa membuat opening yang mungkin sedikit menyimpang dari pembahasan thread atau mungkin tidak sesuai dengan judul di atas. Maaf juga, jika mungkin thread ini akan sedikit lebih panjang, lebih serius dari biasanya. Semua bukan tanpa alasan. Saya harap pembaca sekalian bisa memakluminya dan menyimak sampai habis. emoticon-Frownemoticon-Frown

Sebelum memulai, ijinkan saya untuk meminta kepada para kaskuser dan siapapun yang membaca ini, lebih tepatnya memohon doanya untuk kesembuhan Emak. Beliau saat ini tengah berjuang melawan penyakit yang diam-diam menggerogoti seluruh sisa kekuatannya. Semoga doa para pembaca di sini diluluskan dan Emak segera menemukan kembali semangat untuk sembuh. Amiin Allahuma Amiin.

emoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewek


Saya menulis ini dalam keadaan letih, lelah jiwa, raga dan pikiran, kurang tidur, kurang istirahat dan mungkin juga kurang makan. Dalam waktu yang sangat terbatas, di sela-sela kesibukan menjaga Emak, saya mencoba mengungkapkan seperti apa pandangan saya tentang suwuk, yang mana turut andil dalam proses pengobatan yang sedang kami usahakan untuk beliau.

Baiklah, Agan dan Sista sekalian, pertama marilah ajukan pertanyaan ini : apakah itu 'suwuk'?

Quote:


Ada berbagai macam suwuk, tapi dalam hal ini saya hanya ingin membahas suwukyang berkaitan dengan pengobatan Emak saja, karena saya tak terlalu memahami konsep yang lain.

Di masyarakat Jawa, khususnya orang-orang terdahulu, suwuk sudah menjadi semacam kepercayaan secara turun temurun yang tak lekang oleh zaman. Meskipun di era modern, suwuk mungkin sudah mulai ditinggalkan, dan sebagian masyarakat menganggapnya syirik. Saya tidak mau membahas apakah suwuk termasuk syirik atau tidak, karena topik pembahasan saya tidak mengarah ke sana.

Di kampung yang saya tinggali saat sekarang ini, kepercayaan terhadap suwuk masih sangat lekat, khususnya di kalangan orang tua, dalam hal ini termasuk orang tua saya satu-satunya ; Emak. Suwuk dipercaya sebagai ikhtiar alternatif yang membangkitkan asa ketika segala bantuan medis telah dilakukan secara habis-habisan namun tak ada perkembangan yang menjanjikan bagi si sakit.

Baiklah, saya mau sedikit berkisah dan mengabaikan pandangan pembaca jika mungkin thread ini penuh dengan curhat pribadi. Maaf, oot lagi.

emoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewek


Beberapa hari lalu, di tengah keputusasaan Emak yang mulai tak sanggup lagi menahan nyeri di sekitar syaraf telinga, kepala dan leher kanannya, beliau mendadak meminta dipanggilkan 'orang pintar'.Kami sebagai keluarganya yang tengah berusaha sekuat tenaga mengusahakan kesembuhan Emak, termasuk wara-wiri dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, karena semua UGD menolak kami emoticon-Frown sampai akhirnya menemukan dokter spesialis, mau tak mau menuruti permintaan beliau. Mengingat bahwa tak ada satu pun dari obat-obatan terbaik yang diresepkan sang dokter membawakan hasil. Melihat Emak terus merasa kesakitan tanpa jeda sepanjang hari, membuat mata dan hati saya menangis. Saya yang sudah tak tidur hampir tiga hari tiga malam lantaran harus berjaga sendirian tanpa teman mau pun pengganti, mau tak mau hati diliputi kecemasan dan kepala diliputi
pikiran yang bukan-bukan. Sempat pula berharap dan memohon agar nyawa saya ditukar dengan kesembuhan Emak!

emoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewek


Lantunan doa terus saya perdengarkan dengan lelehan air mata, beriringan dengan rintihan beliau yang tak berkesudahan. Suara meraung-raung itu sungguh membuat trauma!
Waktu itu, kakak perempuan saya belum datang(kakak tinggal di rumah mertuanya di luar kota), dan Abang saya tengah sibuk dengan keluarga barunya. Entah prasangka buruk macam apa lagi yang menghinggapi kepala tentang mereka, akh, saya tak mau menjadi busuk dalam hal ini. Namun, apalah daya. Saya hanya seorang perempuan dengan hati yang lemah, pikiran semrawut, terlebih lagi bodoh. Amarah dan rasa kecewa sempat menyerang, membuat hati semakin nelangsa!

Kembali ke cerita yang sempat terputus, karena hasrat untuk curhat meluap-luap dan terus mengintimidasi saya. emoticon-Frownemoticon-Frown

Malam itu, Abang pergi menemui salah satu kyai lumayan terkenal di kampung saya, yang mana beliau juga terkenal bisa setidaknya membantu meringankan beban sakit dari pasien dengan suwuknya. Lima belas menit kemudian, Abang kembali dengan membawa segelas air yang kemudian saya ketahui telah dicampur garam dan tentu saja doa-doa dari sang kyai.

Abang meminta saya untuk membasuhkan air tersebut ke wajah Emak sebanyak tiga kali, kemudian meminumkan sisanya. Tentunya dengan dibarengi doa-doa dan harapan kami agar beliau bisa setidaknya mendapatkan ketenangan.

Ajaibnya, lima belas menit kemudian, Emak perlahan berhenti merintih. Saat berikutnya beliau tertidur. Alhamdulilah. Ucap syukur kami kala itu. Beliau tidur cukup lama, sekitar dua jam an, setelah hampir empat hari terus terjaga dan membuat kami yang merawatnya dilimpahi kelelahan bertumpuk-tumpuk. Akhirnya. Emak sejenak melupakan sakitnya di balik lelapnya. Semoga beliau bermimpi tentang kesembuhannya, dan mimpinya terwujudkan! emoticon-Frown emoticon-Frown

Kepercayaan saya terhadap suwuk mulai timbul dari sini, mengesampingkan segala upaya medis yang telah kami lakukan. Namun, jangan salah. Saya tidak berlaku syirik dalam hal ini. Berikut adalah pandangan saya tentang suwuk, topik yang saya gembar-gemborkan dari sejak pembukaan thread ini, dan baru terungkapkan sekarang. Maaf, bila pembaca sudah mulai bosan. Mari kita simak!

Kepercayaan Terhadap Yang Maha Kuasa

Suwuk, tak semata tentang ilmu kebatinan, gaib, atau hal syirik lainnya. Suwuk yang dilakukan oleh seorang kyai sudah tentu disertai dengan doa-doa kepada Yang Maha Kuasa. Kyai menjadikan ayat-ayat suci sebagai mantera untuk konsep suwuknya, memohonkan pengampunan, ketenangan bagi si sakit.

Jadi menurut saya, peristiwa tertidurnya Emak, tak lain karena campur tangan Yang Maha Kuasa. Suwuk hanyalah sebagai media perantara saja.

Memang benar, semua orang sakit harus berobat, maksud saya di sini, ditangani secara medis. Namun, pada akhirnya yang menentukan berhasil tidaknya pengobatan tersebut adalah Sang Pembuat Sakit tersebut. Semua tetap kembali kepada-Nya.

Jadi, selain berusaha kita diharuskan berdoa. Segala sakit dan kesembuhan adalah milik-Nya. Kita sebagai manusia hanya mengusahakan yang terbaik. Suwuk membuat saya percaya akan kekuasaan Allah, bukan percaya pada dukun atau suwuk itu sendiri. Dalam hal ini, saya tidak syirik, kan?

Sugesti Alam Bawah Sadar

Seorang yang sakit raganya, sudah pasti berpengaruh terhadap kondisi psikisnya. Bahkan dalam kasus parah, seorang bisa saja putus asa dan mengalami depresi karena tak kunjung sembuh. Tentu saja, ini bisa berdampak buruk dan memperparah sakitnya.

Mereka tidak hanya membutuhkan obat untuk meredakan sakitnya, tapi juga membutuhkan dukungan dan semangat dari orang-orang sekitar. Saat merawat orang sakit, kita perlu membisikan kata-kata optimis demi mengurangi keputusasaan dalam berharap.

Nah, saya memandang suwuk sebagai sugesti positif dari alam bawah sadar si sakit. Dalam kasus saya, Emak sendiri yang meminta suwuk, dan beliau percaya bahwa suwuk tersebut mampu menyembuhkannya. Berbekal kepercayaan itulah, Emak secara tidak langsung tersugesti. Jadi perasaan beliau sedikit lebih tenang setelah disuwuk. Ketenangan ini pada akhirnya membuat rasa sakit perlahan memudar, atau tidak terasa (meski hanya sementara).

Mungkin analisa saya terkesan tak masuk akal. Namun, kembali pada hakekat orang sakit ;mereka membutuhkan ketenangan, pikiran positif yang selanjutnya menjadi pemicu semangatnya. Perlu diketahui juga, harapan sembuh seorang sakit yang jiwanya tenang dan optimis jauh lebih besar dibandingkan mereka yang putus asa dan terkadang menyerah. Untuk itu, sangat penting memberi dukungan bagi si sakit, setidaknya agar tenang.

Semua orang sakit memang membutuhkan obat, tapi sejatinya kesembuhan itu berasal dari dirinya sendiri. Tidak ada obat yang lebih manjur dari padanya.

Cepat sembuh, Emak. Kami semua mendukungmu. Teruslah semangat dan lawan semua penyakit yang berusaha menjatuhkanmu.

*Sekedar informasi, Emak menderita Herpes Zoster yang kemungkinan sudah tahap komplikasi, dengan nyeri tak berjeda dan tak tertahankan. Semua terjadi karena kebodohan kami yang terlambat menyadari kehadiran virus ganas tersebut, lantaran Emak menyebutkan terlalu banyak mengoles minyak angin sehingga kami berasumsi beliau terkena alergi. emoticon-Frown emoticon-Frown

emoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewek


*Bersama Emak di ranjang pesakitan

ilustrasi
Diubah oleh YenieSue0101 23-07-2019 05:59
wulaniyati
Cahayahalimah
linalusiana
linalusiana dan 26 lainnya memberi reputasi
27
4.9K
102
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.