United Nation atau PBB menetapkan sekurang-kurangnya suatu negara harus memiliki hutan seluas 10% dari total negaranya. Namun spa yang terjadi pada negara Kenya. 10% pun belum tercapai karena tingginya tingkat penebangan liar dan pembukaan lahan. Akibatnya pada tahun 2018 silam tercatat Kenya ternyata hanya memiliki luas hutan sebesar 7%. Melihat mirisnya negeri tercintanya, sekelompok sukarelawan dari Kenya melakukak reboisasi besar-besaran dengan cara yang tidak umum atau bisa dikatakan nyeleneh, yakni dengan cara ketapel. Emang bisa tumbuh?
Quote:
Eric Ndung’u setiap pagi saat libur sekolah selalu bergegas ke padang rumput untuk menggembala kambing-kambingnya. Ketika sedang menjaga kambing-kambingnya Ndung’u sesekali menembak burung menggunakkan ketapelnya. Dari situlah awal Ndung’u menemukan metode baru untuk menanam kembali tumbuh-tumbuhan. Namun di awal-awal usahanya sulit sekali karena beberapa biji yang telah ia ketapel, setelah di cek besoknya lenyap dimakan burung.
Ndung’u sempat frustasi dan anak berumur 11-tahun, yaitu temannya bernama Nicholas Waweru mempertemukan Ndung’u dengan Conservationist Teddy Kinyajui untuk menemukan formulanya agar biji tidak dimakan burung. Kinyajui yang sudah lama berkiprah di bidang konservasipun kagum dengan semangat Ndung’u dan Waweru sehingga Kinyajui menciptakan formula baru agar biji-biji yang telah diketapel tidak dimakan burung yakni Seed Ball.
Seed Ball dibuat menggunakan bubuk arang, pati singkong, dan tentunya biji tumbuhan yang hendak ditanam. Guna dari Bubuk arang dan pati singkong yakni agar burung-burung enggan memakan biji yang telah diketapel. Dengan formula ini pun mereka bertiga akhirnya viral. Mereka bertiga tampak selalu mengetapel seedball dari tempat ke tempat sehingga orang-orang penasaran dan ikut membantunya.
Program seedballnya akhirnya menarik perhatian banyak pihak dan pada akhirnya banyak sukarelawan yang ingin ikut membantu karena dirasa caranya cukup mudah ketimbang reboisasi konvensional. Mereka-mereka para sukarelawan membantu mengetapel biji dengan terbang menggunakan balon udara, penerjun payung, dan pesawat. Para ilmuan mengatakan bahwa dengan cara ini hutan akan tumbuh kembali dan siklus hidrologi akan berjalan lagi sehingga menghasilkan kembali hujan.
Quote:
Namun masalah baru muncul. Beberapa kelompok masyarakat pedalaman tidak setuju karena sesuai tradisi turun temurun, masyarakat pedalaman berkata “dengan tumbuhnya pohon-pohon besar maka maling bisa bersembunyi disitu”. Akhirnya masyarakat pedalaman tepatnya di Kisaju mulai mencabut kembali biji-biji yang telah tertanam. Mereka secara sukarelawan membentuk tim-tim pencari khusus dan mencari seedball-seedball yang telah tertanam untuk di cabut kembali.
Hadeuh ide udah cemerlang, penerapan sudah direalisasikan, tapi masyarakat pedalamannya ngeselin main cabut-cabut aja cuman karena ga sesuai keyakinannya... menurut agan kalo ada orang kayak gini enaknya diapain ya??
Sumber :
disini
Sumber gambar : google.com