Foto mengerikan yang menghilangkan nyawa. Pasti banyak yang sudah pernah melihat foto dengan latar seorang bayi kurus kering dari Afrika yang sedang diawasi oleh seekor burung pemakan bangkai. Foto itu diambil ketika negara Sudan sedang dilanda kelaparan parah.
Tetapi tidak semua orang mengetahui tragedi tersebut. Beberapa dari mereka banyak yang menyalahkan fotografer atas kejadian dalam foto tersebut. Kevin Carter adalah seorang fotografer yang dikatakan bertanggungjawab untuk foto itu dan nantinya dia terkena dampak atas hasil jepretannya sendiri.

Foto seorang anak gadis kecil yang kelaparan sedang berjuang sementara burung bangkai yang lapar menunggu dengan sabar, sebenarnya tidak ada efek khusus yang membuat foto itu menjadi kontroversi kecuali pandangan orang terhadap momen tersebut. Namun, ketika hal - hal mulai terungkap dan setelah foto itu tersebar ke berbagai media. Hal itu menjadikan salah satu penderitaan manusia yang paling besar dan jadi masalah yang serius pada saat itu.

Foto itu diambil oleh fotografer lepas bernama Kevin Carter. Kevin Carter tumbuh besar bersama alam Afrika Selatan selama masa Apertheid diberlakukan. Dia menjadi seorang wartawan foto untuk mendokumentasikan perlakuan memuakkan orang kulit hitam kepada kaum pendatang kulit putih. Dan begitu juga sebaliknya, dia juga menyorot tentang perlakuan buruk kulit putih terhadap kulit hitam.

Pada tahun 1990 Carter bergabung dengan 3 teman wartawan yang dia kenal, Ken Oosterbroek, Joao Silva, dan Greg Marinovich. Keempatnya menjadi begitu terkenal karena memotret kekerasan pada masa itu sehingga beberapa media cetak menjuluki mereka, The Bang Bang Club. Mereka selalu berhadapan dengan bahaya, ditangkap berkali - kali, tetapi tidak pernah jera. Mereka benar-benar rela mengorbankan diri untuk apa yang mereka yakini.
Dalam beberapa tahun singkat, Carter melihat berbagai macam pembunuhan yang tak terhitung jumlahnya dari mulai pemukulan, penikaman, dan tembakan. Dia juga mengabadikan hukuman Necklacing, praktik biadab dimana ban yang diberi minyak ditempatkan di leher korban dan dinyalakan. Dia terkejut dengan apa yang publik lakukan, tetapi kemudian orang - orang mulai membicarakan tentang foto tersebut. Carter menilai bahwa tindakannya itu bukanlah hal yang buruk.

Pada tahun 1993 Carter melakukan perjalanan ke Sudan yang sedang dilanda kelaparan. Bersama itu dia dikelilingi oleh tentara Sudan yang mencegahnya untuk ikut campur dalam masalah negara tersebut. Pada saat itu fotografer diberitahu untuk tidak menyentuh korban sekarat karena takut mereka akan menularkan penyakit. Selama perjalanan ini, Carter mengambil banyak gambar yang mengganggu dan menunjukkannya kepada dunia wajah kelaparan Sudan. Dan ada sebuah foto yang paling kontroversial dalam sejarah foto jurnalistik di antara foto - foto milik Carter.
Di dekat desa Ayod, dia melihat seorang gadis mungil berusaha menuju ke pusat distribusi makanan. Ketika Carter berjongkok untuk memotretnya, seekor burung bangkai mendarat di belakangnya. Burung itu sedang menunggu gadis kecil yang kelaparan itu mati untuk memakannya. Setelah dia mengambil foto, Carter mengusir burung itu dan pergi. Pada tanggal 26 Maret 1993 foto itu muncul di The New York Times.

Setelah itu Carter dijejali dengan berbagai pertanyaan tentang mengapa dia hanya memotret dan tidak menolong gadis itu. Terlepas dari semua kritikan, pada tahun 1994, Carter memenangkan hadiah Pulitzer untuk fotonya yang kontroversial itu. Dua bulan kemudian, Carter mengendarai mobil ke sebuah taman, memasukan selang dari pipa knalpot ke dalam mobilnya. Dia meninggal akibat keracunan karbon monoksida. Dia menulis pesan, minta maaf atas fotonya dan dia tidak bahagia atas prestasinya memenangkan Pulitzer. Dia tidak melupakan hal buruk yang menimpa dirinya, dia tidak bisa mengatasi kengerian pekerjaannya.
Pada tahun 2000 buku Bang Bang Club diterbitkan, yang menceritakan kehidupan 4 fotografer di daerah konflik. Pada 2010 film The Bang Bang Club dirilis untuk mengabadikan Kevin Carter dan teman-temannya di layar lebar.