- Beranda
- The Lounge
5 Hal yang Aku Dapat dari Girls Who Travel
...
TS
fancew
5 Hal yang Aku Dapat dari Girls Who Travel
Foto: Dok. Pribadi
Belum lama ini, ane dipinjamkan sebuah novel berjudul Girls Who Travel sama temen SMA ane. Dia emang tau banget kalo ane sering travelling, terkadang solo terkadang bareng temen-temen. Rasanya udah lama nggak travelling itu bikin cranky, malah jadi marah-marah sendiri. Tapi ternyata, bukan cuma ane yang ngerasain hal kayak gini tapi juga Kika Shores, seorang backpacker perempuan asal Amerika Serikat yang jadi tokoh utama dalam buku ini.
1. Kika Shores adalah gambaran millenials yang selalu seeking for adventure
Foto: Pexels
Berjiwa muda, Kika Shores selalu excited akan mimpinya menjadi seorang backpacker. Berkeliling dunia tanpa henti, bertemu teman baru, suasana baru, yang berbeda dari tempat asalnya di USA. Belum lama, ia backpacking ke beberapa negara di antaranya ke negara-negara di Eropa dan ke India. Bisa dibilang, Kika ini punya jiwa petualangan yang menggebu-gebu alias free spirits seperti mayoritas generasi millenials sekarang yang menjadikan travelling seperti kebutuhan primer.
2. Pulang dari backpacking, Kika harus kembali bekerja 9-to-5
Belum lama ini, ane dipinjamkan sebuah novel berjudul Girls Who Travel sama temen SMA ane. Dia emang tau banget kalo ane sering travelling, terkadang solo terkadang bareng temen-temen. Rasanya udah lama nggak travelling itu bikin cranky, malah jadi marah-marah sendiri. Tapi ternyata, bukan cuma ane yang ngerasain hal kayak gini tapi juga Kika Shores, seorang backpacker perempuan asal Amerika Serikat yang jadi tokoh utama dalam buku ini.
1. Kika Shores adalah gambaran millenials yang selalu seeking for adventure
Foto: Pexels
Berjiwa muda, Kika Shores selalu excited akan mimpinya menjadi seorang backpacker. Berkeliling dunia tanpa henti, bertemu teman baru, suasana baru, yang berbeda dari tempat asalnya di USA. Belum lama, ia backpacking ke beberapa negara di antaranya ke negara-negara di Eropa dan ke India. Bisa dibilang, Kika ini punya jiwa petualangan yang menggebu-gebu alias free spirits seperti mayoritas generasi millenials sekarang yang menjadikan travelling seperti kebutuhan primer.
2. Pulang dari backpacking, Kika harus kembali bekerja 9-to-5
Foto: Pexels
Memulai travelling adalah saat yang paling ditunggu-tunggu. Semua rasa penasaran akan tempat baru akhirnya akan tertandaskan saat kita menjejakkan kaki di tempat baru. Namun, satu hal yang membuat kita, juga Kika, merasa dilemma adalah kembali ke tempat kita harus mencari pundi-pundi uang demi perjalanan selanjutnya. Kika pun harus kembali ke rutinitas, bekerja korporat, yang ternyata tidak sesuai dengan jiwanya tapi harus tetap dilakukan demi secarik tiket pesawat.
3. Bertemu teman baru, juga calon pasangan hidup di perjalanan adalah bonusnya
Foto: Pexels
Seorang Kika, dalam perjalanannya solo travellingke beberapa negara, akhirnya menemukan sosok yang menurutnya adalah cerminan dirinya. Seorang Irish bernama Lochlon yang juga menyatakan dirinya adalah seorang backpacker yang menemukan jati dirinya di tengah perjalanan;tidak tertarik pulang ke negaranya, lebih memilih menghabiskan waktunya dengan ransel berdebu, bermandikan matahari, menyelami gang-gang sempit hingga berbagai tempat eksotis. India adalah tempat yang jadi kenangan untuk mereka berdua, penuh dengan kenangan manis sebelum Kika harus kembali ke negaranya dan mengakhiri solo travelling-nya kali ini.
4. Perjalanan itu butuh modal, begitu juga Kika yang mengusahakan sebuah toko online yang menjual pernak pernik dari negara yang ia kunjungi
Seorang Kika, dalam perjalanannya solo travellingke beberapa negara, akhirnya menemukan sosok yang menurutnya adalah cerminan dirinya. Seorang Irish bernama Lochlon yang juga menyatakan dirinya adalah seorang backpacker yang menemukan jati dirinya di tengah perjalanan;tidak tertarik pulang ke negaranya, lebih memilih menghabiskan waktunya dengan ransel berdebu, bermandikan matahari, menyelami gang-gang sempit hingga berbagai tempat eksotis. India adalah tempat yang jadi kenangan untuk mereka berdua, penuh dengan kenangan manis sebelum Kika harus kembali ke negaranya dan mengakhiri solo travelling-nya kali ini.
4. Perjalanan itu butuh modal, begitu juga Kika yang mengusahakan sebuah toko online yang menjual pernak pernik dari negara yang ia kunjungi
Foto: Pexels
Kika, harus memutar otak untuk bisa travelling tanpa harus "bekerja kantoran" dan duduk di depan komputer. Ia punya ide bisnis kecil-kecilan di blog pribadinya dengan menjual aksesoris unik dari beberapa tempat yang ia temui. Bisnisnya bisa dikatakan lancar hingga ia harus berhenti bisnis karena ia sudah mengakhiri tripnya dan semua produknya sudah terjual. Dibantu temannya, ia pun mulai mengatur agar bisnisnya bisa ia jalankan lagi.
5. In the end, perjalanan itu lebih kepada memaknai apa itu rumah dan mengenal diri sendiri
Pada akhirnya, it all comes back to us. Mulai dari memutuskan perjalanan, teman seperjalanan, sampai ke tujuan sebenarnya kita memutuskan untuk travelling. Kika, yang merasa lost setelah mengakhiri perjalanannya, menganggap cara menemukan makna hidupnya adalah dengan travelling bersama pasangan yang juga punya pemahaman travelling yang sama dengan dirinya.
Merasa "gatal" jika berada di rumah karena merasa jiwanya ada di perjalanan dan menganggap remeh orang-orang yang tidak suka travelling adalah hal yang melekat pada diri Kika pada awalnya. Hingga ia menyadari bahwa meskipun dunia itu luas, tapi ia menemukan makna "rumah" yang seutuhnya di tempat ia tinggal.
Foto: Dok. Pribadi
Lewat buku Girls Who Travels, kita diajak untuk menyelami kehidupan Kika. yang bukan hanya masih bingung akan jati dirinya, tapi juga bagaimana dia harus berhadapan dengan orang-orang yang ia temui di tempat kerjanya.
Overall: 4/5
Kika, harus memutar otak untuk bisa travelling tanpa harus "bekerja kantoran" dan duduk di depan komputer. Ia punya ide bisnis kecil-kecilan di blog pribadinya dengan menjual aksesoris unik dari beberapa tempat yang ia temui. Bisnisnya bisa dikatakan lancar hingga ia harus berhenti bisnis karena ia sudah mengakhiri tripnya dan semua produknya sudah terjual. Dibantu temannya, ia pun mulai mengatur agar bisnisnya bisa ia jalankan lagi.
5. In the end, perjalanan itu lebih kepada memaknai apa itu rumah dan mengenal diri sendiri
Pada akhirnya, it all comes back to us. Mulai dari memutuskan perjalanan, teman seperjalanan, sampai ke tujuan sebenarnya kita memutuskan untuk travelling. Kika, yang merasa lost setelah mengakhiri perjalanannya, menganggap cara menemukan makna hidupnya adalah dengan travelling bersama pasangan yang juga punya pemahaman travelling yang sama dengan dirinya.
Merasa "gatal" jika berada di rumah karena merasa jiwanya ada di perjalanan dan menganggap remeh orang-orang yang tidak suka travelling adalah hal yang melekat pada diri Kika pada awalnya. Hingga ia menyadari bahwa meskipun dunia itu luas, tapi ia menemukan makna "rumah" yang seutuhnya di tempat ia tinggal.
Foto: Dok. Pribadi
Lewat buku Girls Who Travels, kita diajak untuk menyelami kehidupan Kika. yang bukan hanya masih bingung akan jati dirinya, tapi juga bagaimana dia harus berhadapan dengan orang-orang yang ia temui di tempat kerjanya.
Overall: 4/5
Quote:
Diubah oleh fancew 02-04-2019 08:18
5
6K
37
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru