Suami istri berkewarga-negaraan Indonesia yang telah mengambil bagian dalam program deradikalisasi yang disponsori pemerintah diyakini sebagai dalang pengeboman bunuh diri di Katedral Katolik di Filipina Selatan awal tahun ini yang menyebabkan lebih dari 20 orang tewas.

Polisi mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka meyakini Rullie Rian Zeke dan istrinya, Ulfah Handayani Saleh, meledakkan dua bom dalam jangka hitungan menit di dalam Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolu, provinsi Suly, selama kebaktian Minggu pada 27 Januari.

Dua puluh lebih orang tewas dan 102 lainnya luka-luka. Daulah Islamiyah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Juru bicara Kepolisian Nasional Indonesia Dedi Prasetyo mengatakan pada hari Selasa mereka mengidentifikasi Zeke dan Saleh sebagai pelaku penyerangan setelah menangkap seorang gerilyawan Islam di Kalimantan Timur bulan lalu. Dia mengatakan seorang militan yang diidentifikasi sebagai Yoga, mengaku bahwa dirinya merekrut pasangan tersebut untuk melakukan pengeboman di Filipina.

Peran kedua pasangan tersebut dalam pengeboman menyoroti hubungan antara militan-militan di seluruh Asia Tenggara. Pihak-pihak berwenang di wilayah tersebut mengkhawatirkan warga negara Indonesia, Malaysia, dan Filipina yang pernah bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak yang pulang ke negara asal mereka dan melakukan serangan.

Prasetyo mengatakan Zeke dan Saleh sebelumnya gagal dalam upaya mereka untuk mencapai Suriah dengan anak-anak mereka, dan setelah kembali ke Indonesia mereka menjalani program deradikalisasi pemerintah sebelum dibebaskan. 

Beberapa militan Indonesia telah mencoba untuk mencapai Afghanistan setelah kalahnya ISIS di Suriah dan Iraq, dia menambahkan, termasuk seorang pria yang ditangkap di kota satelit Jakarta, yang berencana melakukan bom bunuh diri ketika demonstrasi di bulan Mei yang menentang hasil Pilpres Indonesia.

Sumber : https://www.foxnews.com/world/husban...ines-cathedral