ekafitri17
TS
ekafitri17
AKU BARU TAHU
Bahwa kasih Ayah tak terlihat


Pernah, laki-laki paruh baya datang menemuiku. Badannya segar, tapi ku tau hatinya sedang rapuh. Mungkin menangis, seperti garam yang ditabur pada dada yang luka. Sangat perih bukan?

Ini bukan mengada-ada. Benar adanya. 
Tapi sebelumnya ku tanya terlebih dahulu. Kau sayang Ayahmu? Seberapa cinta? Bagaimana bila ditukar dengan cinta ibumu? Sama-sama tak dapat. 

Dewasa ini, kesadaran diri mulai tumbuh. Mulai melihat keadaan sekitar. Bagaimana Tuhan menciptakan manusia dengan segala macam kekurangan dan kelebihannya. Jadi, tak ada alasan bagimu untuk merasa paling pintar dan kuat. 

Siang terik tadi, seorang bapak datang menemuiku. Tatapannya pilu. Sesekali menyeka keringat di dahinya. Ia memiliki anak perempuan cantik dan pintar. 

Pada zaman modern ini, siapa tak ingin memiliki anak pintar? memiliki anak yang unggul dalam segala bidang? Orangtua mana yang tak bangga anaknya pintar? Orangtua mana yang tak bahagia hatinya melihat anaknya tersenyum? Orangtua mana yang tega melihat anaknya murung? AKu benar-benar belajar dari kejadian ini. Dan bagaimana rasa syukurku kepada Tuhan telah mengirimkan Ayah dan Ibu di Rumah. 


Ia datang membawa egudang kata "maaf" yang di ulang berkali-kali. Menyadarkanku betapa susahnya orangtuaku selama ini. Betapa sedihnya pemilik air susu yang ku minum karena dahaga saat bayi. Betapa aku ditampar oleh kejadian ini. Malu? iya sangat malu. belum ku dapat cinta sedalam ini selain dari Ayah dan Ibu. 

Kau tau berapa banyak beban yang ditanggung Ayahmu? Beban untuk pendidikanmu, tumbuh kembangmu, adikmu, ibumu, dan keluargamu? Betapa penatnya dari kerja. Coba pegang tangannya. Cium pipinya. Kau rasakan keriput tipis dekat lingkaran matanya. Kau akan menangis. 

Maaf yang dibawa adalah sebab ia tak mampu membayar pendaftaran les puterinya hari ini. Aku tau bagaimana tertamparnya ia. Dengan penuh sesak manusia di sekitar. Harus dengan jujur mengatakan. Oh tidak. Ini bukan masalah untuknya. Tapi untuk aku sebagai perempuan yang hampir 24 tahun masih meminta kepada orangtua , terlebih saat aku merantau untuk sekolah, aku hampir lupa dimana mereka mendapatkan uang sehingga lancar kiriman setiap bulanku. 


Oh Ayah.. 
Ampun , aku khilaf. Andai saja dulu aku tau bagaimana kau sulit dalam hal ini, pasti sudah urung niatku. Tapi melihatmu begitu bangga dan mendekap di hari verifikasi itu, aku siap merubah nasib menjadi lebih baik darimu. Itukan cita-citamu??


Tterimakasih telah menjadi kekasih yang tak terganti sampai saat ini. Kau hebat. 
Dan aku rindu.


Salam manis dari gadis kecilmu, 

enam.kehendak
enam.kehendak memberi reputasi
1
467
5
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.5KThread26.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.