Warga Dusun Pegayaman, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali mengusir sejumlah turis asing. Sebab,
para turis ini tak mengizinkan warga mengakses Pantai Desa Temukus.
Alasannya, turis asing itu mengklaim telah menyewa sebuah vila serta kawasan pantai di sana. Warga lokal dibuat geram. Pertengkaran terjadi. Warga memviralkan aksi pertengkaran itu di media sosial.
Warga yang tak diberi izin akses pantai, bernama Gede Arya Adnyana (31) mengatakan, peristiwa itu terjadi Minggu (21/7) sekitar pukul 18.00 WITA.
Saat itu, Arya mengunjungi pantai dekat vila yang dihuni turis bersama anaknya MC (3,5 tahun). Tiba-tiba seorang anak turis itu yang kira-kira berusia 6 tahun menghampiri Arya dan anaknya yang sedang bermain di pantai.
“Dia kasih tahu menggunakan
bahasa Arab. Saya bilang mandi di sini karena di sebelah barat itu ada banyak lumut, anaknya itu lari. Selang beberapa menit, bapak anak itu datang dengan nada kasar mengusir dalam bahasa Inggris, pokoknya bilang, 'kalau mau mandi di sini harus minta izin karena saya telah menyewa semua tempat ini dari vila sampai ke pantai',” kata Arya saat dihubungi, Selasa (23/7).
“Saya tanya alasannya apa? Dia menjawab, 'saya dan anak-anak saya muslim dan tidak mengizinkan dia (istri) untuk melihat cowok lain, apalagi Anda hanya memakai celana boxer',”kata Arya menceritakan percakapannya dengan turis itu.
Adu mulut terjadi. Geram dengan aksi ngotot si turis, Arya menelepon adiknya. Adiknya yang kebetulan perangkat desa datang bersama sekitar 15 warga. Mediasi dilakukan.
Turis ini tetap tak terima bila warga berenang di lokasi itu. Turis itu kemudian mengacungkan sebuah pisau dan empat benda tumpul kepada warga.
Tak terima dengan sikap si turis, Arya memanggil polisi setempat. Sayangnya, si turis ini tetap ngotot dan keadaan semakin ricuh. Warga ingin menyerbu turis.
“Dan polisi bilang kita selesaikan dulu dan ditelepon supervisor vila. Dia pun enggak bisa memenuhi permintaan saya dan kami untuk mengusir bule ini,” ujar Arya.
Walhasil, karyawan vila meminta turis itu pergi dari Bali. Namun, si turis minta maaf dan tetap minta diizinkan berlibur di vila. Warga menolak karena takut terjadi hal yang tak diinginkan.
“Pukul 21.30 WITA, dia bersama 8 keluarganya pergi dari sana, kita kawal sampai perbatasan Desa Temukus, (kami katakan) silakan kunjungi tempat di luar Bali,” ujar Arya.
Arya menyayangkan sikap para turis ini. Biasanya warga lokal sering bermain di lokasi tersebut. Tak jarang juga, warga sering dilarang bermain oleh sejumlah turis dengan alasan yang sama. “Yang lain itu tak mau melapor,” kata dia.
Ia mendorong aparat desa membuat peraturan desa adat mengenai kawasan pantai itu. Hal ini agar baik turis ataupun warga sama-sama dapat mengakses kawasan pantai. Tak ada yang privatisasi.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Sumarjaya masih enggan merespons peristiwa tersebut.
مصدر :
https://today.line.me/id/pc/article/...+Pantai-M3WzV3
======================================================
Ini kafir2 hindu Bali bukannya bersyukur dan berterimakasih karena sudah dibolehin numpang hidup di Indonesia, negara yg bermayoritaskan muslim
Eh malah kurang ajar dan tidak tau diri, apalagi ini ke muslim Arab yg merupakan ras kesayangan Allah.
Terbukti Nabi-Nabi hanya pernah diturunkan di Arab, tidak pernah di Indonesia, apalagi di Bali.
Masya Allah....