inal74Avatar border
TS
inal74
IMPIAN KHILAFAH INDONESIA 2024: Siapakah Panglima Perang Kaum Muslim Setelah Prabowo?

Dulu ketika masa kampanye Pilpres 2014 berbarengan dengan ibadah puasa bulan Ramadhan 1435 Hijriyah, mengelilingi Indonesia untuk berpidato atau berorasi politik dan buka puasa bersama merupakan hal biasa bagi juru kampanye dan pasangan calon. Begitu pula dengan salah seorang calon presidennya, yaitu Prabowo Subianto. Ketika sedang melaksanakan salah satu agenda kampanyenya di daerah Yogyakarta pada awal Juli 2014, Prabowo menyempatkan diri untuk shalat maghrib dan buka puasa bersama di Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta. Kedatangan Prabowo ke masjid besar Yogyakarta yang terletak di sebelah barat kompleks alun-alun utara keraton itu ternyata telah ditunggu oleh ribuan pendukungnya. Para pendukung dari perwakilan sejumlah ormas Islam yang hadir di masjid raya Kesultanan Yogyakarta tersebut kemudian memanfaatkan kesempatan ini untuk mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Prabowo-Hatta. Setelah deklarasi dukungan diucapkan, Prabowo Subianto pun diberi predikat sebagai Panglima Perang Kaum Muslim. Teriakan takbir pun menggema dari dalam masjid.

Sebutan Panglima Perang Kaum Muslim untuk Prabowo ketika itu tampaknya memang cukup layak, karena pada Pilpres 2014, FPI dan mayoritas partai politik berbasis massa Islam mendukungnya. Ditambah lagi dukungan “malu-malu kucing” kepada Prabowo-Hatta dari HTI yang memang dari dulu tidak pernah memerintahkan golput kepada jamaahnya, meskipun HTI-nya sendiri anti demokrasi dan tidak pernah memasang bendera Merah Putih di kantor sekretariatnya. Tidak lupa, mantan vice presidentPT Energi Mega Persada (perusahaan ini adalah pemilik saham terbesar PT Lapindo Brantas Inc) Yusuf Martak (nantinya menjadi Ketua GNPF Ulama), Novel Bamukmin (aktivis FPI), Slamet Maarif (aktivis FPI) Asep Syarifudin (nantinya menjadi pengurus PA 212), dan Muhammad Al Khaththath alias Muhammad Gatot Saptono (dulu aktivis HTI, sekarang jadi Sekjen FUI) juga mendukung penuh Prabowo-Hatta. Di Pilpres 2014, kelompok ini membungkus spirit khilafah dalam jargon: NKRI Bersyariah milik FPI.

Meskipun kalah di Pilpres 2014, predikat Panglima Perang Kaum Muslim di diri Prabowo tidak lantas hilang begitu saja ketika sang mantan Danjen Kopassus ini memutuskan maju kembali di Pilpres 2019. Ini terlihat ketika Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama), Forum Ulama Indonesia (FUI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Dewan Dakwah Islamiyah (DDI), dan Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) memutuskan mendukung Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 melalui sebuah ijtima ulama. HTI pun mulai berani agak terbuka. Buktinya, HTI menyatakan mendukung tagar 2019GantiPresiden buatan kader PKS Mardani Ali Sera. Di Pilpres 2019, jargon NKRI Bersyariah berjodoh dengan jargon Jihad Konstitusi di dalam spirit mendirikan khilafah. Namun spirit mendirikan khilafah ini kembali meredup ketika Prabowo kalah lagi dalam Pilpres 2019.

Lalu, wajar jika muncul pertanyaan: Apakah spirit PA 212, HTI, FUI, GNPF Ulama, FPI, dan PKS untuk mendirikan khilafah di Negara Kesatuan Republik Indonesia akan menyala kembali di Pilpres 2024? Siapakah panglima perang kaum muslim yang akan dijadikan kuda tunggangan selanjutnya?

Dalam diskusi berbagi informasi untuk sesama pejuang di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta Selatan pada 10 Juli 2019, perwakilan dari PA 212 Slamet Maarif berkata: "Jadi kalau anda masih ingin Prabowo jadi presiden, maaf, sudah selesai. Peluang itu sudah tidak ada”. Maksud dari pernyataan ini adalah agar para alumni PA 212 berhenti memberikan dukungan kepada Prabowo, dan mencari figur lainnya yang baru untuk ditunggangi. Lalu pada 15 Juli 2019, terdapat 2 pemberitaan yang cukup menarik perhatian publik, yaitu:
1. Rencana kelompok pengusung khilafah untuk mencari figur lain setelah Prabowo untuk dijadikan alat perjuangan mereka, karena keputusan Prabowo menemui Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus tempo hari itu dianggap sebagai sebuah pengkhianatan Prabowo kepada mereka.
2. Munculnya tagar AniesBaswedanForPresident yang langsung menarik perhatian warganet Indonesia.

Selang tiga hari kemudian, muncul berita tentang keinginan PA 212 untuk memperjuangkan mendirikan khilafah di Indonesia pada Pilpres 2024. Dalam sebuah acara diskusi yang digelar pada 18 Juli 2019 di Gedung Joeang 45, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, perwakilan dari PA 212 Ustadz Asep Syarifudin berkata: "Harapan saya 2024 khilafah tegak di Indonesia. Khilafah itu adalah syariat Islam. Kalau menolak khilafah itu artinya menolak syariat Islam, itu penodaan agama”.

Kemunculan tagar AniesBaswedanForPresident di tengah-tengah pemberitaan tentang impian tegaknya khilafah di Indonesia 2024 milik PA 212 di atas memang menarik untuk dikaji dengan pertanyaan: Mungkinkah kelompok pengusung khilafah ini menyematkan predikat panglima perang kaum muslim kepada Anies Baswedan dan menjadikannya sebagai kuda tunggangan sekaligus alat perjuangan mereka mendirikan khilafah pada Pilpres 2024 nanti?

Bila dilihat pada kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno diklaim sebagai kemenangan umat Islam. Dengan adanya kasus penistaan agama yang menimpa Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, mereka mempunyai momentum sangat tepat untuk mempersatukan kelompok-kelompok pengusung khilafah dengan membentuk GNPF dan mendukung penuh Anies-Sandi. Dalam pilkada dua putaran ini, semua aktivis dan simpatisan HTI se-DKI Jakarta pun tidak golput dan mencoblos Anies-Sandi. Meskipun kelompok pengusung khilafah menang di Pilkada DKI Jakarta 2017, namun perolehan suara Anies Baswedan hasil pilkada 2 tahun silam tersebut ternyata belum mampu menjadi jaminan kemenangan Prabowo-Sandiaga Uno di DKI Jakarta pada Pilpres 2019. Contoh kecil, suara Prabowo-Sandiaga Uno di dua TPS yang terletak di depan rumah dinas Anies Baswedan, yaitu TPS 39 dan TPS 40 Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat, ternyata kalah. Di TPS 39, Jokowi-Ma'ruf mendapat 166 suara dan Prabowo-Sandi hanya 24 suara. Begitu juga di TPS 40, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 175 suara dan Prabowo-Sandi hanya 52 suara. Lalu, di TPS tempat Anies Baswedan mencoblos, yaitu TPS 60 di Lebak Bulus Dalam II, Jakarta Selatan, Prabowo-Sandiaga Uno hanya menang 120 suara, dan Jokowi-Ma'ruf mendapat 117 suara.

Boleh saja Anies Baswedan dinilai kurang memuaskan dalam mendulang suara Prabowo-Sandi di DKI Jakarta pada Pilpres 2019, namun Anies Baswedan masih harum namanya di mata kelompok pengusung khilafah. Ini terjadi karena kelompok pengusung khilafah menganggap bahwa Anies Baswedan masih berpegang kepada kontrak politik yang disepakati dengan mereka ketika kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. Kontrak politik tersebut adalah mewujudkan terbentuknya Peraturan Daerah (Perda) Syariah Islam dalam 100 hari kerja jika terpilih. Perda syariah tersebut terdiri dari sembilan pokok aturan atau Qonun Jinayat, yaitu: Perda Wilayatul Hisbah, Perda Ikhtilath, Perda Khalwat, Perda Liwath, Perda Musahaqoh, Perda Uqubat Cambuk, Perda Maisir, Perda Khamr, dan Perda Zina. Oleh sebab itu, seandainya pihak pembuat tagar AniesBaswedanForPresident itu adalah seorang aktivis dari kelompok pengusung khilafah, maka itu adalah hal yang wajar. Dan jika di Pilpres 2024 nanti kelompok pengusung khilafah menyematkan predikat Panglima Perang Kaum Muslim kepada Anies Baswedan demi mewujudkan impian berdirinya khilafah Indonesia 2024, maka itu pun adalah hal yang sangat wajar.




Sumber:
https://nasional.tempo.co/read/58944...anglima-perang

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...lih-kekuasaan?

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...g-fpi/2


https://www.suara.com/news/2019/07/1...pupnews


https://www.suara.com/news/2019/07/1...cari-yang-lain

http://poskotanews.com/2017/03/23/ko...has-di-medsos/

https://nasional.tempo.co/read/11214...9gantipresiden
Diubah oleh inal74 09-06-2022 11:31
tutuppintu
goe.la.li
musangmalam19
musangmalam19 dan 2 lainnya memberi reputasi
-3
5.5K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.