- Beranda
- Stories from the Heart
Aliana
...
TS
ninik1
Aliana
SINOPSIS: Kehilangan keluarga bukanlah sesuatu yang Lian inginkan. Namun, semua itu sudah terjadi dan mengharuskan ia untuk tinggal bersama keempat kakak yang berbeda ibu dengannya. Sayangnya, tak ada satupun dari mereka yang menyukai kehadirannya. Bagaimanakah perjuangan Lian untuk mengambil hati keempat kakaknya?
Part 1
Ruangan itu begitu hening, tak ada yang mau buka suara diantara mereka berlima. Andra menghela napas, menatap sang Mama yang duduk di depannya dengan jengah. Padahal wanita itu yang mengumpulkan mereka di sini, tapi Karen tak punya inisiatif untuk memulai pembicaraan.
Entah apa yang akan disampaikan Mamanya itu, Elang, Kakak tertuanya yang biasanya jam segini masih di kantor, dipaksa untuk pulang. Andra harap ini bukan kabar buruk!
"Ini kenapa, sih, Ma, kita dikumpulin kayak gini?" tanya Andra mulai tak sabar.
Di luar dugaan Karen malah tersenyum, wanita itu kemudian menatap satu persatu wajah keempat anak lelakinya.
"Ma!!" kata Rama ikut tak sabar. Saudara kembar Andra itu sepertinya juga sudah mulai bosan dengan situasi ini.
Karen berdehem sebelum memulai pembicaraan. "Kalian tahu Lian, kan?"
"Enggak. Siapa dia?" ujar Niko, anak kedua di keluarga itu . Dia memang tak tahu menahu tentang orang yang dibicarakan mamanya.
"Tentangga baru, ya, Ma?" tanya Andra. Karen sukses melotot.
"Dia adik kalian!!" kata Karen tak sabar, bagaimana mungkin ke empat anaknya tak tahu nama adik mereka.
Andra manggut-manggut mengerti, "Anak Papa itu, ya?"
"Emang kenapa dia, Ma?" tanya Rama.
Tiba-tiba saja raut wajah Karen mendadak terlihat sedih, "Kalian, kan, tahu Papa kalian meninggal satu minggu yang lalu karena kecelakaan."
"Terus?" tanya Niko tak sabar, Mamanya ini ngomongnya suka berbelit belit!
"Kalian, kan juga tahu kalau ibu Lian juga ikut meninggal dalam kecelakaan itu."
Rama menghela napas, sampai kapan ia harus bertahan di tempat ini. "Langsung ke intinya saja, deh, Ma!"
Raut wajah Karen yang tadinya diliputi kesedihan, mendadak berbunga-bunga, perasaan Niko mendadak tak enak.
"Jadi, Mama mau ajak Lian tinggal di sini!!"
"Gak! Niko nggak setuju!" kata Niko cepat.
"Kenapa?" Karen kembali tampak sedih mendengar perkataan Niko.
"Kita semua nggak kenal sama dia."
"Kalian aja yang kenal. Itu juga salah kalian sendiri, setiap Papa kalian ajak kesini juga kalian cuekkin. Gimana caranya mau kenal?"
"Tapi Andra setuju dengan Kak Niko," kata Andra.
"Lagian ngapain juga dia harus tinggal di sini? Emangnya kita keluarganya apa?" tanya Rama.
Karen mengangguk, "Ya kita semua keluarga Lian. Ingat kalian seayah lho sama dia."
Niko memutar bola matanya. "Iya seayah tapi nggak seibu!"
"Kalian ngerti dong, Lian nggak punya siapa siapa lagi selain kita."
"Emangnya papi setuju?" Niko tersenyum miring.
"Kata siapa Papi nggak setuju?"
Semua kepala kini menoleh ke sumber suara. Randra berjalan menghampiri mereka.
"Papi setuju, kok."
"Denger sendiri, kan? Pokoknya Lian akan tetap tinggal di sini entah kalian setuju atau enggak." kata Karen final.
Randra mengalihkan pandangannya menatap Elang yang sedari tadi diam saja. "Kamu gimana Elang, setuju Lian tinggal di sini?"
"Terserah."
***
Andra melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Niatnya ia ingin meminum segelas air untuk meredekan rasa hausnya sepulang sekolah. Langkah Andra tiba-tiba terhenti. Raut keterkejutan terlihat jelas di wajahnya ketika melihat seorang gadis berambut panjang yang digerai lengkap dengan poni depan sedang asyik makan, tanpa menyadari dia yang sudah mematung melihatnya.
"Mama!!" teriak Andra, berharap Karen segera menghampirinya. Namun, teriakannya itu justru membuat gadis itu menyadari kehadirannya.
Sebuah senyum lebar tercetak di bibir gadis itu. Lian berdiri dari duduknya lalu berlari kecil menghampiri Andra. Tangan gadis terulur hendak memeluk Andra, tapi sayangnya cowok itu berhasil menghindar.
"Jangan sentuh gue!" tolak Andra keras-keras.
"Kenapa?" tanya Lian tak mengerti.
"Ada apa, sih, Ndra, kok teriak-teriak?" tanya Karen yang baru datang.
"Ini kenapa dia ada di sini?"
Mendengar perkataan Andra, Lian jadi cemberut, sedangkan Karen memutar bola matanya. "Kan, Mama udah bilang Lian bakal tinggal di sini."
"Tapi Ma-"
"Apa? Kamu nggak setuju?" potong Karen cepat. "Mama nggak butuh persetujuan kamu, ya, Ndra."
"Nggak Andra aja yang nggak setuju dia tinggal di sini. Rama, Kak Niko, Kak Elang-"
"Terserah. Mama kan udah bilang kalian setuju atau enggak, Lian tetap tinggal di sini." Karen mengalihkan pandangannya pada Lian. "Yaudah, yuk, Lian lanjutin makanmu. Nggak usah peduli sama Kakakmu ini!" Karen merangkul Lian, menggiringnya gadis itu kembali ke meja makan.
Lian menoleh ke belakang, menatap Andra. Tapi Andra membalasnya dengan tatapan tajam. Entah mengapa Lian merasa kalau hidupnya tak akan tenang tinggal di sini.
----TBC----
Diubah oleh ninik1 08-01-2021 02:19
aripinastiko612 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
16.7K
203
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.1KThread•45.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya