moviegangsta
TS
moviegangsta
Kita Jadi Gampang Mewek Saat Naik Pesawat, Ini Kata Ahli...



Pernah punya pengalaman mendengarkan bayi menangis di pesawat? Belum lama ini juga pernah ada satu kasus yang viral soal bayi nangis di pesawat dan penumpang yang komplain soal itu. Eh tapi ternyata, nggak cuma bayi lho yang jadi gampang nangis kalau naik pesawat! Orang dewasa pun demikian. Tapi bedanya kan kalau orang dewasa nangisnya nggak teriak-teriak kayak bayi. Nangisnya lebih kasual dan bahkan mungkin malah malu-malu.

Apakah lo pernah merasa sangat emosional dan kemudian berurai air mata ketika naik pesawat?

Gue yakin lo pernah sih, tapi mungkin lo malu buat mengakuinya. Sebagai orang yang nggak lagi malu-malu mengutarakan isi hati dalam tulisan, gue dengan bangga mengakui kalau gue sering banget nangis di pesawat. WKWKWKKW. Awalnya gue pikir ya mungkin guenya aja yang terlalu drama. Kadang-kadang kalau naik pesawat gue suka tiba-tiba mengkhawatirkan banyak hal. Salah satunya (dan yang paling sering datang) adalah perasaan takut kalau-kalau ini adalah penerbangan terakhir gue. Kita kan nggak pernah tahu kapan ajal menjemput dan dalam kondisi seperti apa kita akan mati. Gue sering banget tuh mikirin kematian pas di pesawat.

Iya gue tahu ini bukanlah sesuatu yang enak untuk dipikirkan atau sesuatu yang harus dipikirkan pas lagi terbang. Ya tapi gue nggak selalu bisa memaksa diri atau otak gue untuk tidak memikirkannya. Apalagi buat orang yang punya riwayat anxiety kayak gue.­

Soal berkecamuknya perasaan-perasaan ketika di dalam pesawat, terutama perasaat cemas (anxious) ternyata memang wajar terjadi. Seperti dijelaskan seorang psikolog dari Colorado, Amerika Serikat, bernama Jodi De Luca. Dia pernah mempelajari efek berada di ketinggian terhadap emosi manusia. Dari hasil studinya tersebut, Jodi bilang kalau perasaan cemas yang muncul dalam diri seseorang dipengaruhi karena perubahan lingkungan. Dalam konteks penerbangan ini, seseorang akan mulai merasa cemas akan perubahan-perubahan yang datang ketika mereka tiba di bandara. Tiba di bandara saja sebenarnya sudah memberikan sinyal bahaya buat otak, katanya.

Lebih lanjut lagi dijelaskan, sebelum akhirnya kita duduk manis di kursi pesawat, ada banyak hal yang harus kita lewati. Dan ini bisa memicu berbagai macam emosi juga. Tahu dong proses sebelum naik pesawat kita harus melakukan perjalanan ke airport, kita harus melewati proses pemeriksaan, check in bagasi, dan juga harus tetap aware dengan waktu supaya nggak ketinggalan penerbangan.

Proses ini buat sebagian orang bisa banget memberikan tekanan. Apalagi kalau orangnya kayak gue (yang seperti tadi gue bilang punya riwayat anxiety) yang bisa dibilang juga parnoan. Memikirkan kematian. Bisa jadi ini adalah penerbangan terakhir. Gimana kalau abis ini gue nggak bisa ketemu sama orang-orang yang gue sayangi lagi. Dan sebagainya.

Pikiran-pikiran macam begitu semakin memberi tekanan terhadap otak dan mental kita, meski kita sudah berusaha memprosesnya secara logis, kata Jodi De Luca.



Faktor psikologis dan ketinggian

Jodi De Luca kemudian menggarisbawahi hubungan antara faktor psikologis seseorang terhadap ketinggian terbang pesawat yang pada akhirnya membuat emosi kita susat dikontrol. Pada akhirnya emosi kita bisa pecah bahkan sampai menangis ketika di udara.

Selain itu, fakta bahwa kita tidak punya banyak kontrol terhadap lingkungan sekitar ketika sedang berada di dalam pesawat juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kondisi emosional kita saat itu. Walaupun mungkin kita tidak menyadari soal kerentanan emosional kita, otak kita tetap bekerja dan memproses hal tersebut.

Berada di ketinggian faktanya tidak hanya membuat orang jadi makin baper, tapi secara fisik juga memberikan efek kepada kita. Tekanan udara di dalam kabin dan suara-suara yang ada di lingkungan pesawat misalnya bisa mempengaruhi rasa makanan yang kita nikmati ketika ada di atas pesawat. Hal ini bisa terjadi biasanya setelah pesawat terbang di setinggi 6.000 kaki hingga 8.000 kaki di atas permukaan laut.

Nah ketika ada di ketinggian ini, psikologis kita akan mulai ada "gangguan" yang kemudian bisa membuat kita dehidrasi. Ketika kita dehidrasi, nggak cuma badan yang kekurangan air tapi juga otak. Pada saat inilah akhirnya seseorang jadi susah untuk mengontrol emosinya.



Benarkah kita jadi cepat menangis saat terbang di pesawat?

Memang ini kedengerannya kayak becanda banget sih. Tapi melihat beberapa fakta soal efek fisik dan perubahan psikologis yang bisa dirasakan seseorang ketika mereka naik pesawat (yang dipicu bahkan sebelum mereka naik pesawat tadi), hal ini mungkin saja terjadi. Nggak perlu malu, karena menangis dalam beberapa kondisi bisa jadi sesuatu yang sangat bermanfaat seperti terapi.

TIME.commenulis, biasanya orang-orang akan jadi mudah mengeluarkan air mata ketika menikmati film yang disediakan dalam in-flight entertainment. Jelas dong, film kan sesuatu yang paling gampang memicu emosi dan menguras perasaan. Makanya di tahun 2018 lalu, maskapai penerbangan Virgin Atlantic pernah membuat "pengumuman kesehatan emosional" buat penumpang sebelum film yang mereka saksikan dimulai. Dalam pengumuman tersebut diberitahukan agar penumpang menyediakan tisu atau boleh menekan tombol untuk memanggil awak kabin kalau-kalau mereka merasa terlalu emosional dan baper berlebihan setelah nonton film dan butuh teman ngobrol atau secangkir teh.

Nggak cuma film, suasana di dalam kabin pesawat juga sangat bisa mempengaruhi kondisi mental kita. Kondisi kabin yang remang-remang dan cahaya yang muncul dari layar in-flight entertainment diklaim membuat kita merasa benar-benar sendirian paling tidak sampai pesawat mendarat. Selain itu, otak juga tidak berfungsi secara penuh karena zat dalam otak yang membantu kita untuk mengatur reaksi mengalami ketidakseimbangan saat berada di ketinggian, kata Jodi De Luca.

 


Beberapa film yang diklaim bisa bikin nangis di pesawat sepanjang musim panas tahun lalu menurut Virgin Atlantic adalah: Bridget Jones Baby, Moonlight, Sing, Collateral Beauty, La La Land.

Jujur aja gue sudah berkali-kali nonton 'La La Land' di kosan, di darat, tapi nangisnya nggak sekejer pas nonton di pesawat. Asli. Memang ini riset bener banget dan terjadi sama gue banget. Makanya gue tulis Thread ini sekaligus curhat.

Hasil survey Gatwick Airport, London

Di tahun 2017, Gatwick Airport di London pernah melakukan survey soal menangis di pesawat ini. Terutama menangis setelah atau ketika menonton film di in-flight entertainment. Dalam survey terhadap pengguna jasa penerbangan tersebut menunjukkan kalau 15% laki-laki akan menangis ketika atau setelah menonton film dalam pesawat dibandingkan ketika mereka menonton film di tempat lain. Sementara hanya 6% dari wanita yang akan menangis ketika menonton film di in-flight entertainment dibandingkan ketika mereka menonton film di tempat lain.

Kalau menangis bukanlah hal yang ingin lo kejar (HAHAHAHA) atau bukan sesuatu yang bikin lo nyaman sepanjang perjalanan di pesawat, Jodi De Luca menyarankan lo untuk melakukan aktivitas yang lain sepanjang penerbangan. Aktivitas yang secara khusus meningkatkan kerja otak. Misalnya Sudoku atau TTS. Dua aktivitas ini bisa membuat otak lebih aktif dan bikin kita banyak berpikir dan sedikit menangis, katanya.

 

Spoiler for Sumber Foto:



davecchiosendhaljepitboingboing99
boingboing99 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
7.7K
78
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.