leelelAvatar border
TS
leelel
Luapan Perasaan
Kelam kurasa, seakan tak ada semburat kebahagiaan

Bukan tak bisa bersyukur tapi beginilah yg selalu terulang. Diri ini yg tak kunjung menemukan gairahnya dalam segala hal, pantaslah mendapat predikat wanita tua tak berguna. 32 tahun sudah, ada apa dengannya? Amatlah berantakan. Perjalanan hidup yg sudah lewat rasa-rasanya tidak ada yg istimewa. Aku cenderung lupa dengan sejarah masa kecil, sebab masa kecilku kurang bahagia. Boleh dikata kurang bahagia karena memori akan keluarga harmonis tidak pernah singgah dan terekam manis dalam ingatan. Seingatku Pertengkaran orangtualah yg terekam jelas dimasa kecil. Berawal dari perubahan gaya hidup ayah yg berkecimpung sebagai partisipan partai, yg dimana dunia malam, wanita idaman lain, alkohol & narkoba turut menyertai. Lalu bagaimanakah dengan ibuku? Ibuku yg berusaha tetap kuat ditengah keputusasaan, kuat dibalik masa depresi berat, bahkan tertulis diwajahnya bahwa ibu tidak baik-baik saja. Tapi nyatanya yg tadinya kuatpun diambang batas, sehingga menciptakan karakter baru pada ibuku yg berdampak mengabaikan perkembangan anak-anaknya. Aku sering mendapati ibu sedang menangis karena WIL, sungguh itu sangat menyakitkan rasanya. Aku sangat benci teringat akan pohon natal yg patah berserakan yg berasal dari lemparan ibu ke badan ayahku, drama nyata yg membuat ibuku terusir dari rumah serta disaksikan pula oleh anak-anaknya. Aku benci saat tak sengaja mendapati ayah mengisap bong dan juga membenci diriku sendiri karena sempat menirunya. Mungkin aku sudah sadar bahwa menirunya dan kawan kawan adalah bentuk pemberontakan kala itu. Tak banyak yg bisa ku utarakan betapa banyak bentuk pemberontakan yg aku perbuat dimasalalu, salah satunya yg paling parah adalah hamil diluar nikah (masih kelas 3 SMA) dan berujung perceraian. Pernikahan dini yg hanya berumur -+3 tahun. Ya, i’m single parent with a son, sudah 13 tahun putraku saat ini. Kacau memang, lebih-lebih sekarang anak semata wayangku kini tidak bersamaku. Sangat rumit secara detailnya, ugh! Betul-betul abstrak diri ini. Hak asuh anak tidak jelas karena tergantung dengan permintaan anak ingin diasuh dengan ayah atau ibunya, kadang tinggal denganku dan kadang dengan ayahnya. Sepanjang tahun ini putraku tinggal dengan ayahnya, tetapi tidak luput dari pantauanku a.k.a masih komunikasi dengan baik meskipun berselimut beragam permasalahan pun turut serta.

Dulu, tibalah masa dimana ayah mulai tidak berjaya, ayahku menuai apa yg sudah diperbuatnya. Menuai kebangkrutan, paceklik kian terasa. Tidak puas disitu pula, penyakit stroke ringan menyerang. Setelah kembali pulih, pun tertangkap kasus narkoba yg dimana mirisnya berkejadian dirumah kita. Tetap pada akhirnya hanya ibuku yg selalu ada disamping ayahku ketika berada pada titik terendah dalam hidupnya. Ibuku menjual harta apapun yg bisa dijual, sudah jadi rahasia umum bagaimana bisa yg seharusnya dihukum 4 tahun hanya menjalani 6 bulanan saja? You know lah ya, money talks. Itu semua perjuangan ibuku agar bisa berkumpul lagi bersama dirumah. Ada sedikit kelegaan memang tapi tidak berlangsung lama, setelah bebas ayahku terserang stroke berat hingga mengalami kelumpuhan. Sudah hampir 3 tahun ini tidak bisa apa-apa hanya baring saja ditempat tidur. Ibuku tetap setia disampingnya. Peranku sebagai tulang punggung berlangsung dari 3 tahun yg lalu sampai saat ini.

Bagaimana dengan keadaanku saat ini? Entahlah. Tapi seringkali terpikir olehku bahwa aku ini terbiasa akan ketidakberadaan yg pada dasarnya kutakuti. Tapi tak apalah bila memang harus emoticon-Smilie

Seringkali juga terpikir, apakah aku ini mengalami mental illness? Karena pada kenyataannya sadar menjadi tidak kompeten pada hal apapun, tidak produktif, jobless (sebelumnya wiraswasta), sering kehilangan minat, sering menangis tanpa alasan, insomnia kronis. Yang tak pernah terduga pun kualami hingga kini, semenjak divorced punya hubungan yg komit tapi sebatas kekasih saja. Sudah jalin dengan beberapa yg komit, tidak cocok bubar, hingga kini pun sebatas kekasih juga. Semunya sudah pada level membiayai hidupku dalam segala hal, yg terkini pun begitu. Saat membicarakan jenjang pernikahan yg awalnya serius toh sampai saat ini masih jadi wacana saja. Entahlah, mungkin benar kalau janda itu ada daya tarik tersendiri bagi yg tidak mau adanya ikatan yg mengikat. Kebule-bulean.

Ada kalanya aku rindu pada hal yg entah kemana. Akhir-akhir ini semakin terbawa perasaan saja. Cinta tak bertuan. Tak tau arah. Terlihat anti sosial padahal berlaku selektif saja. Tidak punya teman alasan menuangkan lewat tulisan ini, semoga mengurangi kesesakan.

Pernah kecewa karena mencurahkan segalanya pada kawan dekat yg setidaknya hanya mendengarkan pun sudah cukup, malah terkesan toxic..

mengeja
mengeja memberi reputasi
1
1.5K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.6KThread27.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.