• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pak Tarno, dari Pedagang Keliling, Jadi Pesulap, hingga Nikahi Pramugari Cantik

Aboeyy
TS
Aboeyy
Pak Tarno, dari Pedagang Keliling, Jadi Pesulap, hingga Nikahi Pramugari Cantik



"Dibantu ya, bim salabim jadi apa, prok-prok-prok!"

Mendengar kata-kata di atas, kita tentu langsung membayangkan sosok seorang pesulap paruh baya yang bertubuh agak pendek, dengan wajah polosnya.

Ya, beliau adalah Pak Tarno, yang punya nama asli Sutarno. Pria kelahiran Losari, Brebes, Jawa Tengah pada 6 September 1950 ini sekarang boleh dikatakan hidup berkecukupan, bahkan bisa dikatakan mapan.

Hal itu dimulai sejak namanya meroket lewat ajang pencarian bakat The Master Season 3, tahun 2009, yang ditayangkan RCTI.

Meski dalam ajang itu, Pak Tarno bukan sebagai pemenang, tapi hanya memperoleh gelar kehormatan, dianugerahi gelar ‘Master of Traditional Magic’ oleh Deddy Corbuzier, namun karirnya di dunia hiburan mulai bersinar terang.

Sejak saat itu, namanya semakin terkenal, sering diundang show ke mana-mana, tampil di berbagai stasiun televisi, jadi bintang iklan, bahkan bermain film.

Tentu saja hal itu membuat harkat ekonominya semakin terangkat, sehingga bisa memiliki rumah dan mobil mewah, serta istri kedua, seorang pramugari yang cantik.
***
Namun jika ditelisik biografi Pak Tarno sebelum mengikuti ajang The Master Season 3 itu, kehidupannya boleh dikatakan cukup memprihatinkan.

Bagaimana tidak? Sejak kecil Pak telah ditinggal wafat oleh ayahnya. Sedangkan ibunya juga meninggalkannya, karena menikah lagi dengan seorang pria dari desa lain, sehingga tinggal di sana.

Karena tak mampu membeli beras, Pak Tarno kecil sering hanya bisa makan jagung untuk mengganjal perutnya.

Begitulah kesehariannya, hingga ia berusia 20 tahun, yakni di awal tahun 70-an. Saat itu, ia nekat merantau sendirian ke Jakarta, untuk mempertaruhkan keberuntungan, siapa tahu nasib bisa berubah. Ia naik kereta barang untuk menghemat biaya, hingga sampai ke Ibukota.

Selama di Jakarta, untuk mempertahankan hidup, awalnya Pak Tarno melakoni sebagai penjual keliling minyak tanah. Dari gang ke gang, lorong ke lorong dimasukinya dengan gerobak dorong yang membawa minyak.

Hasil berjualan hanya cukup untuk keperluan hidup sehari-hari, bahkan kadang kurang. Karena itu, akhirnya Pak Tarno banting stir menjual martabak bulat kecil, yang dijajakan secara berkeliling dari sekolah ke sekolah.

Nah saat berjualan martabak inilah Pak Tarno mempelajari teknik sulap, sebagai strategi marketing, untuk menarik minat anak-anak sekolah yang menjadi target pemasaran utama martabak yang dijualnya.

Tekniknya, Pak Tarno menjanjikan akan melakukan pertunjukan sulap, jika martabak yang dijualnya habis. Karena itu, anak-anak pun berebut untuk membelinya. Setelah jualannya habis, baru ia memperlihatkan permainan sulapnya.

Itulah yang dilakukan Pak Tarno setiap hari, sehingga jualannya hampir selalu habis, dan keterampilan sulapnya semakin meningkat dan bervariasi, walaupun jenisnya masih sulap tradisional (klasik), sehingga ia bisa menikah.

Istri Pak Tarno yang bekerja sebagai pedagang di Bogor, tidak bisa ikut ke Jakarta. Sementara Pak Tarno tetap berjualan martabak di Jakarta sampai tahun 2009, ketika takdir mengantarkannya ke pintu gerbang kesuksesan.

Ceritanya, setelah selesai atraksi sulap di sebuah sekolah, seorang guru di sekolah tersebut menyarankan Pak Tarno ikut ajang The Master Season 3.

Entah bagaimana prosesnya, yang jelas Pak Tarno bisa tampil di acara tersebut, dan meraih penghargaan sebagai ‘Master of Traditional Magic’, sehingga rezekinya semakin lancar.



Empat tahun kemudian, tepatnya di 2013, Pak Tarno dikabarkan dekat dengan seorang Pramugari cantik, entah bagaimana asal muasalnya. Yang jelas pada akhirnya, Pak Tarno menikahi perempuan tersebut, meski tak direstui oleh istri pertamanya.

Istri pertamanya tetap tinggal di Bogor bersama anak-anaknya, sedangkan Pak Tarno lebih banyak tinggal di Jakarta.

Sekarang Pak Tarno sudah punya mobil, rumah, tanah, dan warung internet. Ia juga memiliki manajer dan sopir pribadi.
***
Kehidupan Pak Tarno tampaknya berjalan mulus dan stabil. Hanya saja beberapa waktu yang lalu, ia diterpa isu ‘jatuh miskin’, karena ia kepergok naik angkot sendirian, mengenakan kaus sederhana berwarna biru.

Banyak warga net yang merasa sedih melihat penampilan Pak Tarno itu. Namun akhirnya semua isu itu dibantah oleh manajer Pak Tarno.

“Pak Tarno baik-baik saja. Beliau memang selalu berpenampilan sederhana dalam keseharian. Kalau bukan urusan kerja, beliau lebih memilih naik angkot dan berpakaian sederhana,” begitulah penjelasan sang manajer.
***
Oke, Om Tarno! Sukses terus, ya! Dan kalo bisa tambah 2 lagi pramugarinya, biar bisa 'menerbangkan' rumah tangganya! emoticon-Big Grin(*)
Ref 1 Ref 2
Diubah oleh Aboeyy 02-07-2019 10:40
nyimak92dani.supportbosandretarina
andretarina dan 26 lainnya memberi reputasi
27
61.4K
143
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.