Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan aksi tegas penenggelaman kapal asing yang mencuri ikan di Indonesia ditiru banyak negara terutama di kawasan Laut Cina Selatan.

“Coba anda cari di internet, banyak negara yang meniru langkah tegas pemerintah Presiden Joko Widodo menenggelamkan kapal yang ditangkap karena beroperasi tanpa izin,” kata Susi saat melepas mahasiswa KKN Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (28/6) siang.

Ia lantas bercerita beberapa waktu lalu negara Cina menenggelamkan kapal nelayan milik Vietnam. Vietnam juga menenggelamkan kapal milik Filipina. Tak ketinggalan Singapura menenggelamkan kapal nelayan Vietnam.

Menurutnya, saat ini terjadi konflik perebutan area pencarian ikan di Laut Cina Selatan, meski tak secara terbuka. Namun bila penangkapan ikan ilegal oleh nelayan asing dibiarkan, aksi ini akan membuat kawasan jadi tidak aman.

“Langkah tegas penenggelaman kapal ini adalah aksi nyata melindungi sumber daya kelauatan kita dan menjaga teritorial negara yang 99,7 persen adalah lautan,” katanya.

Sejak dilakukan 4,5 tahun lalu, moratorium kapal asing telah meningkatkan sumber hayati dan ikan di perairan Indonesia hingga dua kali lipat.

Menurutnya, nilai tukar nelayan bahkan naik 10 persen, nilai tukar usaha perikanan naik 24 persen, dan ekspor ikan melebihi produk domestik bruto nasional setiap tahun.

“Neraca ekspor produk-produk perikanan kita paling tinggi dibanding negara-negara ASEAN selama lima tahun terakhir,” ujarnya.

Susi bilang, pelarangan kapal ikan asing ini membuat nelayan di pesisir utara Jawa berani melaut hingga sisi timur Indonesia yang sebelumnya dikuasai nelayan asing.

Menteri Susi menyatakan capaian di industri perikanan ini tak lepas dari kebijakan Presiden Jokowi yang mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang penutupan investasi, pelarangan penangkapan ikan, dan kehadiran nelayan asing di perairan Indonesia.



SUMBER