ceuhettyAvatar border
TS
ceuhetty
Apa Salahnya Jadi TKW?
Woman worker the real is wonder woman

Kemuliaan seseorang tidak dilihat dari harta, tahta, atau pun muka. Seseorang dihargai dari bagaimana cara ia menghargai orang lain.

Seseorang layak tidaknya dihargai, bukan dilihat darimana ia berasal atau dimana ia tinggal. Seseorang layak dihargai atas apa yang ia miliki dengan segenap kekurangan dan kelebihannya.

Ya, inilah manusia! Makhluk yang paling sempurna. Saking merasa paling sempurnanya sehingga kerap kali sesuka hati melakoni peran makhluk yang dianggap bermartabat berada dibawahnya.



Hai kaskuser lovers! Ketemu lagi bareng aku, Si Ratu halu yang lucu dengan Thread seru yang sudah tentu, selalu ditunggu-tunggu.

Beberapa hari ngadem gak nge-thread, kangen banget rasanya. Ane bukannya lagi males nge-thread sih, cuma lagi sibuk aja Gansist, lagi sibuk nyemangatin diri sendiri buat ngapalin lagu, soalnya pengen ikutan lomba nyanyi, sapa tau ntar bisa menang. Elaaaaaahhh ... ini ngarep apa promosi yaak? 🤭

By the way, kali ini ane mau cerita sedikit tentang TKW. Tenaga Kerja Wanita alias woman worker alias Pahlawan devisa. Beuuhhh ... keren banget yaak labelnya?

Hal ini berdasarkan apa yang ane sendiri lihat, dengar, dan rasakan. Thread ini tidak bermaksud menyudutkan siapa pun dan pihak mana pun. Baiklah, langsung saja ke titik permasalahan, emang Apa salahnya jadi TKW?

Dewasa ini lapangan pekerjaan di bumi pertiwi semakin menyempit. Harga sembako melejit dan kebutuhan hidup terus menjerit. Akibatnya masyarakat berbondong-bondong mencari mata pencaharian hingga ke berbagai pelosok belahan bumi.

Pun kaum hawa tidak terlepas dari gonjang-ganjing situasi ini, Sebagai ahli management keuangan dalam sebuah rumah, justru merekalah yang paling merasakan beban berat ini. Sehingga pada akhirnya memutuskan memilih bekerja di luar negeri.

Dengan iming-iming gaji yang lumayan menjanjikan dan kebutuhan yang terus berdesakan, maka TKW menjadi pilihan terakhir demi kelanjutan hidup dan masa depan.

Sungguh pun demikian, menjadi TKW bukanlah tanpa rintangan. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak proses yang harus dijalani. Dimulai dari test kesehatan hingga ujian pendidikan.

Terlepas dari itu semua, yang sering tidak diperhitungkan adalah tentang perasaan dan katakanlah kejiwaan, seorang calon TKW atau pun sang TKW.

Banyak yang menutup mata akan hal ini. Tidak banyak yang memikirkan bagaimana ia harus menjalani hari sekian lama tanpa keluarga bersamanya. Tak banyak yang memikirkan, bagaimana ia memulai hari ketika awal membuka mata di negeri antah berantah tanpa tahu apa-apa. Adakah yang tahu? Adakah yang peduli?

Kebanyakan dari mereka menganggap kami sebagai sapi perah. Lebih parah lagi, ada yang menganggap kami layaknya sampah. Padahal hati kami berdarah-darah dan menyumbang negara dengan tetesan peluh yang tidak sedikit.

Jika kami dianggap rendah hanya karena disamaratakan dengan sebagian TKW yang mengambil upah dari hasil esek-esek. Bukankah tidak sedikit pula pejabat yang menjadi penjahat? Apa boleh, kami bilang kalau semua pejabat itu penjahat? Tentu saja tidak!

Tolong pandang kami secara manusiawi, sudah terlalu banyak penderitaan yang harus kami tanggung. Rindu yang menggunung, stigma yang cenderung meremehkan, pekerjaan yang tiada berkesudahan, dan sebuah beban tanggung jawab yang diabaikan.

Bukan perkara mudah bagi seorang istri untuk meninggalkan suaminya jauh di perantauan. Bukan hal enteng buat seorang ibu hidup jauh dari anak-anaknya yang terkasih. Bukan masalah sepele, bagi seorang anak untuk pergi jauh dari pengasuhan orang tua.


Pinterest

Bayangkan, semua itu mendera kami selama ratusan hari. Apakah hati ini tidak sakit? Sangat! Namun sekali lagi, perjuangan selalu harus diiringi dengan pengorbanan. Demi kehidupan di masa depan yang lebih baik.

Permasalahan menjadi TKW tidak cukup sampai disitu. Banyak kasus menerpa para TKW dan tak mendapatkan keadilan. Banyak nyawa melayang demi mempertaruhkan kehormatan.

Spoiler for TKW :
pinterest


Jadi sungguh tidak etis jika menyimpulkan martabat sebuah pekerjaan dari sudut pandang segelintir orang saja. Sejatinya, tidak ada pekerjaan hina selama itu dilakukan dengan cara-cara yang baik.

Demikianlah thread kali ini ane akhiri dengan harapan tidak ada lagi pandangan yang menganggap remeh terhadap sebuah pekerjaan. Sungguh jika saja kami memiliki pilihan tentu hidup bersama keluarga akan sangat menyenangkan.

Dan buat kalian yang masih dianugerahi keluarga yang utuh, beserta rezeki yang melimpah maka, bersyukurlah. Sesungguhnya kebahagiaan itu hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang pandai bersyukur.




Jeddah, 22062019


Sumber: oppri & dokpri
Diubah oleh ceuhetty 24-06-2019 09:54
qisatria
swiitdebby
franssinaga
franssinaga dan 20 lainnya memberi reputasi
21
8.6K
173
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread•82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.