CAPEK sudah Linda, 40, jadi istri Rahmad Kartolol, 46. Meski tampangnya seperti tolol, tapi dia jago berburu cewek. Menjadi pegawai asuransi, nasabah wanita sering malah diajak berdesah-desah di kamar hotel. Yang bikin Linda sakit hati, ada gebedan Kartolol nyamar jadi pembantu di rumah, nggak tahunya………



Karakter orang memang tak selalu paralel dengan penampilan. Ada yang kelihatan santun, tampang ganteng, tapi kerja berantakan. Ada pula yang kelihatan alim tak doyan cewek, ternyata hobinya malah koleksi perempuan. Maka perempuan harus hati-hati, jangan langsung percaya pada penampilan luar, bisa kecewa belakangan setelah kebobolan 5-0.



Rahmad Kartolol warga kota Surabaya, termasuk lelaki demikian. Sesuai dengan namanya, dia memang berpenampilan tolol kebloon-bloonan. Tapi jika sudah tahu kinerja dia, woo……dia termasuk lelaki yang pandai meyakinkan orang. Maka ketika dia bekerja sebagai petugas asuransi, sangatlah cocok. Setiap mem-prospek nasabah, selalu berhasil. Sebab meski penampilan Kartolol seperti orang tolol, tapi dia punya ilmu membujuk wanita, sehingga siap bertekuk lutut dan berbuka paha.



Lho, cari nasabah kok sampai urusan berbuka paha segala? Itulah Kartolol, punya kelebihan yang tak terduga oleh orang kebanyakan. Setiap menghadapi wanita cantik, dia selalu tampil acuh dan tidak butuh. Tapi dengan tutur katanya, dia lama-lama berhasil meyakinkan calon nasabahnya itu. Maka setelah benar-benar jadi nasabah, perempuan itu selain kasih benggol (baca: uang), juga memperoleh “bonggol” dari Kartolol.



Awalnya Linda tak tahu “kelebihan” suaminya itu. Dia baru ngeh ketika para suami nasabah itu klaim pada dirinya. Untungnya selama ini bisa diselesaikan dengan damai dan sejuk. Linda sendiri tak bisa berbuat tegas pada suami. Sebab ketika dia memerintahkan untuk menikahi perempuan itu, Kartolol selalu bilang, “Aku tak mencintai dia, karena cintaku hanya untukmu seorang, sayank!”



Maka Linda sering terheran-heran, tahu suaminya hanya main-main, tapi para wanitu itu sangat sayang pada Kartolol, bahkan rela menyerahkan aset nasionalnya. Jangan-jangan suaminya memang memiliki ajian Semar Mesem atau Jaran Guyang, sehingga begitu mudah wanita ditaklukkan. Malah dalam hati Linda menduga, jangan-jangan dirinya korban pertama Jaran Guyang itu.



Sampailah kemudian, suatu hari Kartolol membawa seorang perempuan muda ke rumah, katanya mau melamar jadi pembantu. Karena kebetulan Linda juga butuh untuk membantu urusan dapur diterima juga. Pembantu baru ini memang rajin, sehingga tak rugi Linda punya pembantu bernama Mariyem itu.



Tapi suatu ketika Linda memergoki adegan yang tak senonoh di rumah sendiri. Dengan mata kepala sendiri dia melihat bagaimana pembantu itu tengah digauli oleh suaminya, Rahmad Kartolol yang ternyata tidak tolol itu. Dia sangat marah. Tapi hatinya jadi luluh setelah perempuan itu berterus terang, dia dulu pegawai bank. Tapi karena cintanya pada Kartolol, dia memilih keluar dan siap dijadikan pembantu istri di rumah.



Linda tak tega merusak “kebahagiaan” Mariyem, sehingga kemudian dia menggugat cerai suaminya ke Pengadilan Agama Surabaya. Setelah bercerai nanti, Linda juga mendesak Kartolol untuk menikahi Mariyem. “Saya rela minggir, ketimbang makan hati.” Kata Linda.

Istri makan hati, suami malah makan pembantu!



SUMBER