Merambaknya budaya jepang ke Indonesia sudah tak dapat dipungkiri lagi, dengan masuknya manga,anime, light novel bahkan game ke Indonesia menciptakan budaya baru di Indonesia yang berbau jejepangan yang sering disebut WIBU atau OTAKU.


Jumlah wibu sendiri tidaklah sedikit, mulai dari wibu akut hingga wibu munafik semua saya hitung sebagai wibu. Saya sendiri juga suka menonton anime dan membaca manga sehingga tak akan keberatan jika dipanggil wibu. Tentu saya hanyalah wibu standar yang tak pernah bercosplay dan tak akan marah jika ada yang menyebut anime=kartun meski sesekali saya tak sengaja mengucapkan NANIII saat berbicara dengan orang lain.
 
Namun budaya baru ini selalu diekori oleh prasangka negativ bagi orang non wibu. Ada beberapa orang yang menganggap wibu sebagai sampah masyarakat yang tak pantas dipandang, meski generasi muda saat ini sudah cukup maklum dengan kebudayaan ini tapi tidak bagi generasi yang lebih tua. Tentu kita masih ingat dengan kasus seorang wibu yang dituduh pedofil di supermarket hanya karna memakai gambar anime sebagai wallpaper ponselnya.
kenapa wibu dipandang rendah?
1.      Minoritas wibu memang orang yang aneh

Memang tidak banyak tapi kita pasti pernah menjumpai fenomena wibu akut yang percaya bahwa dirinya akan pergi ke isekai jika mati. Hal ini tentu membuat orang orang akan bersikap defensive terhadap wibu. Meski hanya minoritas yang bersikap gila kenapa semua kena getahnya? Karna begitulah masyarakat, mereka hanya perlu melihat bagian yang ingin mereka lihat dan bersikap maha benar.
 
2.      Budaya wibu berasal dari negara penjajah

Mau bagaimana lagi? Dalam sejarah Indonesia dijajah selama 3,5 tahun oleh jepang, negara negara penjajah(belanda,jepang) sudah mendapat status buruk sejak awal di Indonesia
 
3.      Mayoritas wibu bertindak illegal

Tentu masih banyak orang pintar di Indonesia yang tak langsung mencap miring seorang wibu, tapi karena mereka pintar itulah mereka tetap mencap buruk seorang wibu. Kenapa? Karena mayoritas wibu pasti menonton anime dan membaca manga secara bajakan dan itu melanggar hukum, so sobat wibu diluar sana usahakanlah membeli anime dan manga secara sah sekaligus untuk mendukung pengarangnya.
 
4.      Kebanyakan anime dan manga memiliki unsur ++

Siapa yang tak suka fanservice, sayangnya hal ini dianggap tak cocok dengan budaya Indonesia, terbukti dari suatu anime tertentu yang mendapat sensor habis habisan agar dapat tayang di indonesia

5.      Dicap tidak cinta tanah air

Well,  di rumah kita pasti ada setidaknya satu benda yang ‘made in china’ ,so kenapa harus ribut untuk yang satu ini? Toh Saya juga sering menonton serial sopo jarwo di tv sampai merasa bosan karna terus diulang

 
Masalah seorang wibu

Yahhh, menjadi seorang wibu memang punya tantangannya sendiri baik dari sosial masyarakat maupun lingkungan, pernah suatu ketika seorang teman saya menunjukkan sebuah karakter anime dan bertanya nama dari karakter tersebut dan saya jawab tidak tau, ‘lo katanya wibu tapi kok nggak tau’ begitulah responnya(belakangan saya tau itu Tina dari black bullet(saya penasaran tuh anak searching apa sampai keluar gambar ni loli))

Serius nih? Apa karna saya seorang wibu jadi saya harus hafal setiap anime yang pernah diterbitkan sepanjang masa? Atau saya harus fasih baca tulis Bahasa jepang? Anda pikir saya ini apa sih?
Pernah juga saat saya di ruang UKM(unit kegiatan mahasiswa) saya putar lagu untuk menenangkan hati terus teman saya yang anti wibu nyerocos bilang telinganya sakit dengar lagu anime, saya pun balas dendam besoknya saya putar lagu yang sama tapi versi Bahasa Indonesia. Tau dia bilang apa? ‘Nge feel banget tuh lagu,judulnya apa?’ kukatakan saja bahwa itu lagu anime dan diapun diam seribu Bahasa
(besoknya dia nonton tuh anime(selamat datang di dunia wibu))
ini lagunya gan



positive
menjadi wibu juga punya keuntungannya sendiri Ada juga masanya saya senang menjadi seorang wibu, menjadi wibu membuat saya bisa mengobrol dengan lebih banyak orang yang saling berbagi ketertarikan yang sama, saya juga senang karna dengan menjadi wibu saya mampu menulis thread seperti ini.
Secara umum dengan menonton banyak anime akan membuat kita banyak belajar dari nilai nilai moral di dalamnya(saya setuju jika ada yang bilang beberapa anime lebih baik dari film box affice) itu juga menghibur dan menambah luas wawasan. Dalam lingkup luas masuknya budaya ini juga membantu ekonomi negara dengan banyaknya investor jepang yang menanam sahamnya di Indonesia serta membuka peluang tenaga kerja baru.

Ingin belajar sesuatu? Menonton anime bisa menjadi pilihan terbaik. Ingin belajar bisnis? spice and wolf, ingin belajar pertanian? Moyashimon ,belajar masak? shokugeki no souma ,belajar trik membunuh? Detektive conan. Oke yang terakhir memang sebaiknya tidak dipelajari.



Ingin ketawa ketiwi ria? Ada banyak anime yang mengkhususkan diri pada humor, ingin aksi?ingin romansa?ingin slice of life atau fantasi? Anime saat ini sudah memiliki banyak variasi yang tak akan membuatmu bosan.



 
***
Ada banyak orang di dunia ini, tentunya akan ada banyak sudut pandang. Akan selalu ada pro dan kontra, untuk kalian yang pro ingatlah untuk jangan terjerumus terlalu dalam,tetap pertahankan kesadaran akal kalian(minimal jangan berkhayal yang nggak nggak sama karakter anime)
Untuk yang kontra, saya mengerti alasan kalian tapi tolong jangan melihat kami dengan mata jijik seperti itu, kita semua ini sama, hanya saja memiliki ketertarikan yang berbeda. Tolong jangan bersikap rasis

Budaya wibu memang sulit, ada beberapa yang tetap bisa menjalani hidupnya dengan normal tapi ada pula yang tersesat ke arah yang tidak benar. Sekali lagi itu kembali ke diri kita masing masing untuk menyikapinya
                        Catatan dari seorang wibu