Mudik kali ini cuma sebentar karena waktu lebaran malah dinas jadi memanfaatkan waktu yang mepet. H-2 sebelum lebaran kami berangkat mudik ke Solo. Keesokan harinya sudah harus pulang.

Banyak yang harus disiapkan ketika hendak mudik. Beberapa sudah dipacking malam hari, tapi bekal disiapkan pagi hari.

Oleh-oleh ceriping dan stik talas sudah dimasukkan ke dalam bagasi kemarin sore biar tidak kelupaan.

Dua buah termos karakter sudah terisi penuh dengan air panas untuk persiapan membuat susu. Cemilan dan air minum sudah dimasukkan ke dalam wadah siap angkut. Diletakkan di bawah kursi depan agar mudah dijangkau.



Yang nggak kalah penting adalah mempersiapkan kasur angin untuk tidur selama perjalanan. Anak-anak sering tertidur dan pasti ribut rebutan tempat kalau nggak ada kasur.

Perlengkapan pendukung lainnya adalah : bantal, selimut, boneka, dan juga jarik. Sudah seperti pindah rumah saja ribetnya.

Kursi belakang sudah disulap sedemikian rupa hingga menyerupai tempat tidur. Tiga jam perjalanan bukanlah waktu yang sebentar kalau bersama anak-anak. Apa lagi mereka bangun pagi agar bisa berangkat sebelum jalanan dipadati oleh kendaraan lain.


Masih kecil jadi masih muat nih tidur selonjor. Bentar lagi pasti sudah tidak bisa.

Pagi hari jalanan masih sepi sehingga tidak ada halangan berarti.
Setelah keluar dari Temanggung, kami melewati jalan pintas Banyubiru. Daerah ini merupakan penghasil durian, sayangnya saat ini bukan musim durian. Jadi hanya bisa melihat patung durian saja. Anak-anak bilang kalau ini kampung durian runtuh seperti kampungnya Upin Ipin.

Keluar dari jalan pintas langsung menuju jalan tol. Suasana sepi membuat perjalanan lancar. Dulu nggak bayangin bakal bisa menikmati perjalanan melewati tol. Sekarang jadi lebih cepat sampai di Solo.

Biasanya kami terjebak macet di Salatiga - Boyolali. Lewat tol hanya ditemani oleh sekitar empat mobil saja. Beginilah keadaan di jalan tol.

Untuk mengusir jenuh selama perjalanan, anak-anak menyanyikan lagu "Sedang apa". Permainan lagu ini dibagi menjadi 2 tim yaitu tim Gilbert Bunda vs Wilona Ayah. Jangan tanya siapa yang menang ya, karena anak-anak selalu minta diulang kalau sudah mentok idenya.

Kegiatan lain adalah membuat tenda di dalam mobil. Ini gunanya membawa jarik dan selimut. Untuk dibentangkan sehingga menutupi kursi depan dan kursi belakang. Setelah itu mereka bersantai di bawahnya. Sayangnya tidak sempat mengambil gambar.

Tak terasa perjalanan sudah hampir berakhir setelah 2.5 jam berkendara. Kalau tidak lewat tol bisa sampai 3.5 jam.



Mudik kali ini selancar perjalanan pulang biasanya karena tidak terjebak macet.

Sesampai di Solo kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan silaturahmi ke rumah saudara. Berhubung anggota keluarga tertua yaitu eyang sudah meninggal dunia jadi kami pergi ke rumah adik eyang.



Begitulah cerita mudik kami. Sangat terlambat untuk diceritakan.