Sampai Kapan Allah Mengujiku

Ane gk tau mau curhat sama siapa lagi mau curhat ke Ibu kandung tapi malunya minta ampun takut beliau kecewa.

Sebelum ane menceritakan kondisi dan masalah yang ane tulis tolong jangan di share tuliaan ane cukup kalian dan pengunjung aja yang tau.

Kurang 2 bulan lagi pernikahan ane menginjak 2 thn. Selama kurang lebih 1 thn istri ane betah dengan mertua ane. Dan disana mereka hidup bahagia bersama anak (1thn besok tgl 21) ane dan mertua ane.

Ane di kota ane bekerja untuk menghidupi mereka dan beberapa hutang mereka selama ane mulai menikah dengan istri ane.

Allhamdullilah selama ane menikah ane selalu berusaha sabar untuk setiap hinaan atau lontaran kata yang membuat ane down. Dan semata" ane gak mau hubungan ane sama istri ane berakhir karena ke egoisan orang tua.

Ane kasihan sama anak ane yang kondisinya masih kurang fit untuk kalangan anak pada normalnya. Anepun mati"an banting tulang agar bisa mencikupi mereka.. Bahkan itupun tidak cukup dan sebisa mungkin ane usahakan agar istri dan anak ane tidak merasakan derita karena sudah memilih ane disaat penghulu mengesahkan kita.

Namun yang tak habis fikir kini makin mendekati usia 2thn pernikahan Allah menguji kesabaran ane semakin dalam. Dimana mertua ane mendiamin menantunya dan istri ane yang sudah mulai tidak percaya sama ane.

Selama ini ibu kandung ane dan krabat keluarga ane belum pernah sama sekali di datengin menantu sama anak ane dengan alasan kondisi anak ane lagi kurang fit. Dan anepun memaklumi karena kondisi anaku masih kurang stabil.

Dan di sisi lain istri ane mendapatkan undangan dari krabatnya untuk menjenguk anaknya yang baru lahir sedangkan menengok ibuk ane saja gak pernah.
Dan yang ane lakukan adalah mengalah dan mereda karena ke kangenan anakane bahkan vidio call pun gak pernah.

Well dalam agama islam jikalau suami tidak mengizinkan istrinya untuk berpergi keluar rumah dan itu hukumnya haram jikalau sang istri masih tetap melakukan.

Ane melarang bukan ane mengekang istri ane untuk pergi ke luar kota bersama anak ane namun ane khawatir dengan kondisinya yang rentan terhadap lingkungan.

Ane juga sering kali mendapatkan gertakan" dari istri ane untuk menyudahi pernikahan ini. Dan sedikitpun ucapan atau perintah dari ane selalu diabaikan (siap menerima durhaka)
Anepun juga gak mau menjerumuskan anak orang untuk masuk ke jalur neraka karena ke begoan ane yang gak bisa menyakinkan mertua ane karena kesibukan ane bekerja untuk keluarga.

Dan anepun itu masih sabar dan mempertahankan hubungan ini. Tapi Allah memaksaku bersabar lebih dalam lagi untuk masalah ini yang dimana ane sudah stuck dan tidak ada temab untuk sharing lagi

Tollong ane sudah tidak bisa melakukan apa" selain berdoa yang membuat mereka percaya lagi pada ane layaknya mereka mempercayakan istri ane bersumpah ke penghulu.