ertamaxertamaxertamaxertamax

Gaes, khususnya para jombloers, kalian pernah terpikir untuk nikah muda nggak sih? Apa sih yang biasanya jadi bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk menikah muda? Jangan bilang kalau kamu melakukannya hanya karena cinta buta sesaat doang? 😱😱😱

Jangan terburu-buru mengambil keputusan, gaes. Ada baiknya kalian pikirkan juga dampak positif negatifnya dulu biar nggak nyesel di kemudian hari. Simak ulasan ane di bawah ini ye! 😉😉

:monggo:monggo:monggo:monggo

Adalah benar, gaes. Menikah muda mungkin bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghindari zina. Dari pada pacaran lama-lama, ye kan. Namun, gaes, ane mau sedikit membantah pernyataan di atas. Loh kok?

Ane cuma mau mempertanyakan kembali pernyataan yang sering digembor-gemborkan banyak orang tersebut. Bener nggak sih, nikah muda bisa menghindari zina? Sekarang coba amati sekitar aja, zina nggak hanya dilakukan oleh muda mudi yang masih pacaran, tapi juga dilakukan orang-orang yang sudah menikah. Lah?

Iya lah. Lihat aja maraknya pelakor, pebinor, janda girang, lelaki hidung belang yang suka jajan sembarangan. Bukankah mereka juga melakukan zina?

Mungkin ini sekedar pengalihan opini ya, gaes. Mungkin nikah muda memang bertujuan untuk menghindari zina. Namun, gimana jadinya kalau pelaku nikah muda ini malah melakukan zina dengan orang lain setelah menikah? Wew, ini tergantung orangnya juga kan, gaes?

Orang tua mana yang nggak bahagia melihat anaknya menikah. Selain telah berhasil menjalankan kewajiban menikahkan anak, mereka pun lega(terutama orang tua pihak cewek) karena akhirnya anak mereka ada yang menjaga, melindungi dan menafkahi.

Eits, tunggu dulu, gaes. Si pelaku nikah muda ini udah kerja belum? Udah siap menjalani lika-liku bahtera rumah tangga belum? Jangan-jangan tiap hari berantem karena belum matang secara mental dan pemikiran, yang ujung-ujungnya mengadu ke orang tua karena nggak mampu menyelesaikan persoalan sendiri.

Belum lagi kalau mereka dari golongan ekonomi rendah. Sudah pasti urusan finansial ini menjadi perkara yang cukup berpengaruh dalam kehidupan rumah tangga yang baru dibangun. Kalau masih tinggal di rumah orang tua, bukannya malah membebani kan, ya?

Barangkali dengan menyegerakan diri menikah akan membuat mereka bungkam untuk selamanya. Siapa yang nggak mau terlepas dari nyinyiran yang terkadang bikin baper tersebut? Semua orang juga mau, keles. Namun benarkah hal itu sanggup menyumpal mulut mereka?

Jangan harap deh, gaes. Kaum nyinyir ini nggak ada matinya. Mereka pasti punya bahan nyinyiran baru untuk menjatuhkan kalian. Pertanyaan mereka mungkin berubah, tapi nada nyinyirnya tetap sama, gaes. Nyelekit!

Banyaknya orang yang memutuskan untuk menikah muda membuat angka kehamilan dan kelahiran kian pesat. Pertumbuhan penduduk yang membludak ini bikin dunia makin sesak aja, gaes.

Eits, bukan berarti kita nggak boleh menikah dan meneruskan keturunan loh, gaes. Misalnya gini, jika orang usia 17-20 sudah pada menikah, otomatis mereka punya peluang terus menambah anak hingga usia 35. Bisa kebayang berapa anak yang diproduksi tuh. 😅😅 Kecuali jika mereka serentak mengikuti program 2 anak cukup.

Beda lagi jika orang usia 25-30 baru menikah. Peluang mereka punya anak lebih dari 1 jadi makin kecil. Otomatis, angka pertambahan penduduk bisa ditekan dah. 😉😉

Rata-rata kaum hawa yang menikah muda mengalami kesulitan dalam dunia kerja. Banyak di antara mereka yang lebih memilih menjadi ibu rumah tangga saja. Apalagi yang nggak punya latar belakang pendidikan yang bagus, misal lulus SMA langsung nikah. Mau kerja apa dia? 😅

Muda-mudi usia 20 an adalah masa-masa di mana mereka memiliki produktifitas tinggi. Dari pada nikah muda, mending sekolah yang tinggi, berprestasi, meniti karir, setelah dirasa cukup sukses baru pikirkan menikah. Yes?

Tak dapat dipungkiri gaes, problematika rumah tangga yang rumit terkadang membuat beberapa orang depresi dan melakukan hal-hal di luar kendali. Kebanyakan pelaku dan korban KDRT adalah mereka yang tidak memiliki pertahanan yang kuat, emosi yang labil, dan tentu saja jiwa muda yang masih berkobar. Yah, meskipun tidak semuanya sih.

Lagi-lagi ts mengalihkan opini! 😏

Adalah benar, gaes. Namun, untuk membangun sebuah pernikahan yang solid, terarah dan langgeng, dibutuhkan pula kesiapan mental, kematangan berpikir, dan yang pasti kedewasaan dalam bersikap dan bertindak. Seseorang harus mampu menjalin komitmen seumur hidup dengan pasangannya. Siap menerima dan membuka diri, berbagi dalam segala hal. Heleh, belibet amat yak? 😏

Menikah muda its okey, tak masalah. Namun, apakah kalian sudah memiliki kesiapan-kesiapan seperti yang telah disebutkan di atas? Sebaiknya pikirkan baik-baik sebelum salah langkah.

Menurut ts sendiri, menikah muda itu lebih banyak dampak negatifnya dari pada positifnya. Memang sih, menikah itu suatu ibadah dan kewajiban yang harus disegerakan BILA MAMPU. Namun, jika dirasa belum mampu, ya sebaiknya jangan buru-buru.

Nah, bagaimana menurut pandangan Agan dan Sista sekalian? Silakan berdiskusi di sini, asal jangan rusuh ye. Belajarlah menerima pendapat orang lain. Yes?

:tepuktangan:tepuktangan:tepuktangan:tepuktangan

Okelah, gaes, ane rasa sudah cukup panjang pembahasan kali ini. Semoga menambah wawasan, memberi pencerahan dan menjadi bahan pertimbangan buat kalian yang ingin menikah muda. Terima kasih sudah berkenan mampir, dan jangan lupa sisakan segelas cendol yang segar bagi ts, biar nggak tambah baper. 😅😅

Selamat siang dan selamat beraktifitas.