n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Pengumuman agar Pasien Ditunggui Mahram di RSUD Kota Tangerang Telah Dicopot


Pengumuman agar Pasien Ditunggui Mahram atau Sesama Jenis di RSUD Kota Tangerang Telah Dicopot

JAKARTA, KOMPAS.com - Papan pengumuman yang berisi imbauan agar pasien ditunggu oleh mahram atau keluarganya yang sesama jenis kelamin sudah tidak terpasang lagi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang pada Senin (10/06/2019).



Menurut Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) RSUD Kota Tangerang Lulu Faradis, papan tersebut akan diganti dengan kata-kata yang lebih umum dan mudah dipahami.

"Insya Allah akan kami ganti kata-kata tersebut. Mungkin seperti ikhtilwat, orang-orang awam masih berpikir ini apa," kata Lulu di RSUD Kota Tangerang, Senin (10/06/2019).

Menurut dia, setelah mendapat sertifikasi RS Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) pada Maret lalu, papan itu dipasang guna mengimbau masyarakat.

"Memang ada ketentuan dari MUKISI untuk menginformasikan tentang perbedaan gender, tapi karena ramai jadi kami turunkan dulu papannya, kami ganti nanti," lanjut Lulu.

Papan pengumuman yang menganjurkan pasien dijaga oleh mahram atau keluarganya yang sesama jenis kelamin dibenarkan pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang dan pihak rumah sakit.



Namun pengumuman tersebut berupa imbauan dan bukan keharusan.
sumber

===========



Begini...
Jika sesuatu ditempatkan pada tempat yang semestinya, tentunya tak akan menimbulkan polemik. Yang jadi masalah itu jika ada sekelompok orang yang memaksakan kehendaknya demi ego kelompok. Itu yang harus dihindari.

Terkadang sebagian masyarakat Indonesia ini gagap menghadapi perubahan global. Ada sebagian orang yang merasa berkiblat kesini dapatnya neraka, berkiblat kesana dapatnya surga. Dan patokannya hanya sebuah negara. Padahal tak semuanya yang berbau sebuah negara lain itu baik atau buruk.



Repotnya, makin kesini sebagian masyarakat Indonesia makin tak menghargai bahasanya sendiri. Seolah yang berbau Arab itu hebat. Seolah kalau sudah bisa mengucap kosakata Arab bakal masuk surga. Tapi giliran mengucap Masya Allah, justru mengikuti vokal non Arab jadi Masha Allah. Seolah kalau bisa menyebut dan menulis Masha Allah itu kelihatan keren!

Barakallah Fii Umrik, Syafakillah atau Syafakallah, Milad, jadi bahasa umum yang digunakan oleh banyak orang terutama cewek di sosmed, yang kadang foto-foto, kata-kata atau tingkah lakunya tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Mereka cuma memoles diri agar terlihat agamis padahal masih suka menebar hoax. Seolah ucapan semoga panjang umur, semoga lekas sembuh, ulang tahun, jadi kalimat kuno dan haram.



Sehubungan dengan polemik RSUD Tangerang ini, sebenarnya ini sudah diluar konteks Rumah Sakit Pemerintah. Ini RS Umum Daerah, bukan RS Swasta. RSUD itu tidak boleh membawa jargon agama apapun juga meskipun niatnya baik. Dan niat baik itu juga tidak harus berbau budaya Arab. Kita punya bahasa Indonesia. Laknat mereka yang merendahkan bahasa nasional kita sendiri!!!!

Bicara sertifikasi Syariah, apa yang dikejar sebuah RSUD? Surga? Atau kesembuhan? Apa benar semuanya murni Syariah? Pembayaran tak lagi memakai jasa perbankan konvensional? Pintu masuk sudah terpisah? Dokter yang menangani sudah sesama jenis dan sesuai klasifikasi keilmuan? Yang masuk kesana wajib berhijab? Yang laki-laki wajib memakai baju gamis? Tak ada obat yang mengandung Alkohol atau semua obat sudah disertifikasi halal? Siapa yang diuntungkan? Pihak RS atau masyarakat? Apa pernah ada pelecehan disana? Apa tak ada CCTV disana?

Semua itu adalah pertanyaan turunan dari sebuah sebab akibat. Dan mungkin bagi sebagian orang yang merasa sudah dapat kunci surga, merasa hebat aqidahnya, merasa jadi pembela agama, akan membalas dengan komentar tak berkelas.

Padahal kalau sedikit saja kita mau berpikir, apa sih inti dari semua itu? Gak lebih gak kurang, cuma masalah kemaluan! Itu intinya.

Padahal masalah kemaluan gak melulu terhalang oleh hubungan keluarga. Banyak pelecehan, perilaku menyimpang justru ada dalam hubungan keluarga. Perilaku busuk, amoral, biadab, bukan karena seseorang beragama A atau B atau C. Itu lebih disebabkan oleh kesadaran diri masing-masing. Dia tak sadar kalau dirinya seorang manusia yang punya akal, punya hati. Itu tugas para pemuka agama. Lha sekarang ini justru banyak pemuka agama yang memuja syahwat dunia, penyebar fitnah dan hoax, bagaimana ummatnya bisa lurus?

Kalau kita melihat Rumah Sakit berkelas yang pelayanannya hebat, peralatannya mutakhir, justru kita melihat semuanya ada dinegara-negara (maaf) kafir. Dan mereka melayani dengan sepenuh hati, dengan alasan kemanusiaan, bukan alasan agama. Kenapa kita lantas mundur kebelakang?

Kebodohan bangsa ini adalah, karena ada sebagian manusia Indonesia yang sedang mundur kebelakang tanpa mereka sadari, seolah apa yang dilakukannya adalah benar. Padahal agama tidak sesempit yang ada diotak mereka.

Miris!

Quote:


Quote:


Quote:






Diubah oleh n4z1.v8 10-06-2019 20:47
rgenpeninsula
coldblacksnow
karikai04
karikai04 dan 44 lainnya memberi reputasi
45
11.4K
217
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.