Di beberapa kesempatan sering kita dengar tauziah atau ceramah dari para da'i tentang setan yang dibelenggu di bulan Suci Ramadhan. Sehingga tak ada satu muslim yang tergoda oleh bujuk rayu setan agar meninggalkan ibadah. Baik sholat maupun puasa itu sendiri.

Menengok sebulan terakhir, masih banyak kejadian yang cukup mengiris hati. Semisal aksi demo yang berakhir kerusuhan di Jl. Tamrin, Jakarta. Kejadian itu telah merenggut setidaknya delapan nyawa warga sipil. Kemudian kasus ekstrim penemuan mayat wanita yang dimutilasi di Pasar Besar Malang, Jawa Timur.

Bahkan, pada awal Ramadhan ada sebuah kasus yang mengejutkan saya yakni kasus pembakaran yang dilakukan seorang menantu terhadap ibu mertuanya sendiri. Kejadian diatas membuktikan bahwa sulitnya bagi sebagian besar umat muslim dalam mengontrol hati dan pikiran mereka. Masih saja ada muslim yang mudah marah, mudah tersinggung dan tak jarang terlalu mudah dipengaruhi oleh berita hoax.


.

Dari beberapa kejadian di atas tersingkirkan pula stigma positif bahwa seluruh setan telah dibelenggu. Jika begitu banyak kejadian negatif pastinya masih ada setan yang melenggang bebas berbuat maksiat.

Sebagaimana tertulis dalam salah satu ayat Al-quran yakni Q.S An-Nas:6.
Keseluruhan setan dari golongan jin memang dipenjara pada bulan ini. Namun setan dari jenis lain masih bebas berkeliaran. Siapakah setan itu? Jawabannya, tak lain tak bukan adalah setan dari golongan manusia.

Sumber Gambar: Al-Quran digital (Andi Unpam)

Jadi tidak heran ya Gan Sis, jika kejahatan pada bulan ini masih saja ada. Bahkan untuk kasus mencuri dan jambret semakin marak. Tak bisa dipungkiri, kebutuhan pada bulan ini bisa dibilang semakin meningkat. Jadi tak heran jika beberapa orang melakukan aksi nekat untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Kesucian bulan Ramadhan kali ini memang telah ternoda oleh beberapa aksi kejahatan beberapa oknum. Mirisnya pelaku adaalh seseorang muslim, setidaknya begitu agama yang tercantum di KTP pelaku. Padahal, Islam jelas mengajarkan kebaikan bukan sebaliknya. Lantas masihkah mereka pantas menyebut diri mereka muslim?

Entahlah, yang jelas Allah itu Maha Pengampun. Hanya Allah jualah yang bisa mengadzab atau memberi pahala setiap hambaNya.

Pertanyaan saya selanjutnya adalah:.
Adakah setan dalam diri Agan dan Sista?

Naudzubillah mindzalik, Semoga tidak ada ya... Semoga kita benar-benar menjadi sebenar-benarnya manusia dan tak ada sifat setan dalam diri kita.

Jikalaupun ada, semoga setan itu segera pergi dari diri kita. Bulan Ramadhan adalah ladang pembelajaran dan penyucian diri. Sebulan penuh berpuasa dan beramal sholeh untuk kemudian menyongsong hari raya dengan hati yang suci dan terlahir kembali sebahai insan kamil. Insyaallah.


Alhamdulillah, Allah telah menunjukkan kuasaNya. Wafatnya beberapa tokoh-tokoh besar meredamkan suasana panas perpolitikan Indonesia saat itu. Seperti kematian Ust. Arifin Ilham, KH. Tholchah Hasan dan terakhir tokoh inspirasi wanita Ibu Ani Yudhoyono.



Meskipun kematian mereka adalah tanda sebuah perpisahan panjang yang menyedihkan dengan sanak keluarga.
Namun kesedihan itu telah menyelamatkan negeri ini dari bencana yang lebih besar. Tak bisa saya bayangkan jika sifat anarkis para pedemo dan hampir sebagian penduduk Indonesia ini tak bisa diredam. Negara ini bisa hancur.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang begitu menyayangi bangsa ini hingga negeri ini kembali damai dan tentram. Semoga kedamaian ini tak akan lagi terusik oleh mulut-mulut usil dan tangan-tangan jahil orang tak betanggung jawab. Semoga negeri ini menjadi tempat ternyaman kita dan anak cucu kita. Amin.