Lembaga antariksa Eropa - European Space Agency - melakukan beberapa penelitian di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk persiapan misi ke Mars mendatang. Penelitian-penelitian ini memberikan informasi mengenai tantangan yang akan dihadapi para astronot saat menuju ke Mars. Penelitian yang dilakukan adalah:

-Jam Biologis
Pada saat perjalanan ke Mars, durasi terkenanya tubuh dengan paparan sinar Matahari tidak akan sama dengan di permukaan Bumi. Sama halnya dengan astronot yang berada di ISS. Hal tersebut dapat mempengaruhi jam biologis para astronot.

Untuk mengetahui efek dari perubahan jam biologis, ESA bekerjasama dengan lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA. Astronot NASA Anne McClain melakukan penelitian Circadian Rhythms (Irama Sirkadian). Anne mengenakan 2 sensor ditubuhnya, yang terletak di dahi dan dada selama 36 jam. Dipenelitian ini, suhu tubuh dan pengeluaran hormon melatonin (hormon yang disintesis di otak) pada saat berada di luar angkasa dan di Bumi akan dibandingkan.

NASA

Selain itu, Anne dan astronot NASA Nick Hague serta astronot Kanada David Saint-Jacques juga melakukan penelitian mengenai hubungan antara paparan sinar Matahari terhadap durasi tidur.

- Penuaan
ESA mengungkapkan bahwa luar angkasa membuat para astronot mengalami penuaan lebih cepat. Mengenai hal ini, ESA melakukan eksperimen European Nano Antioxidants. Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui efek gravitasi mikro terhadap antioxidan pada tubuh.

Gianni Ciofani

Dieksperimen ini, sel-sel hidup dan sel keramik, yang disebut nanoceria ditempatkan diinkubator di modul Columbia ESA selama 6 hari. Sel-sel tersebut sekarang dibekukan dalam suhu -80 derajat Celcius dan akan dibawa kembali ke Bumi pada 3 Juni 2019 dengan menggunakan kapsul Dragon buatan SpaceX. Hasil eksperimen ini dapat digunakan untuk membuat antioxidan untuk mencegah penuaan.

- Radiasi
Meskipun sudah terlindungi oleh dinding modul luar angkasa, astronot tetap terkena paparan radiasi. Untuk mengetahui seberapa banyak radiasi yang menembus dinding modul luar angkasa, ESA melakukan penelitian Dosis-3D. Dipenelitian ini, 11 detektor radiasi dipasang di dinding modul Columbus.

Selain berdampak terhadap tubuh manusia, radiasi luar angkasa juga berdampak terhadap alat-alat yang berada didalam modul luar angkasa. Oleh karena itu, ESA juga melakukan penelitian ICE Cubes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang tahan terhadap radiasi luar angkasa.

- Bakteri dan Jamur
Bakteri dan Jamur juga menjadi ancaman bagi astronot dan alat-alat di luar angkasa. Untuk mengatasi masalah ini, ESA melakukan penelitian Matiss-2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan apa yang baik untuk digunakan didalam modul luar angkasa, dan tahan terhadap bakteri dan jamur.





Berbagai penelitian yang dilakukan oleh ESA menunjukan persiapan Eropa dalam misi ke Mars. Langkah berikutnya yang akan dilakukan oleh ESA adalah membawa kembali seluruh sampel dan hasil penelitian ke Bumi untuk diteliti lebih lanjut.

Sumber:
European Space Agency- https://m.esa.int/Our_Activities/Hum..._Space_Station

Physics On The Sky

Line: @ROT9595H
Facebook: Physics On The Sky
Instagram: physicsonthesky
Kaskus: physicsonthesky