Apaan tuh? ya sesuai namanya… Nanogenerator itu pembangkit listrik ukuran nano. Ada banyak teknik2 yang sudah diteliti oleh para insinyur bidang energi di seluruh dunia untuk membuat nanogenerator. Disini kita fokuskan ke satu teknik saja yang relevan. Teknik ini memanfaatkan fakta bahwa aktivitas riil yang dilakukan oleh para netizen nyinyir itu adalah ya dengan mengetik di keyboard komputer atau smartphone mereka. Aktivitas mengetik ini adalah gerakan mekanis yang mengandung energi kinetik. Energi kinetik bisa kita ubah menjadi energi listrik dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan memanfaatkan fenomena fisika yang bernama piezoelektrisitas.




Piezoelektrisitas adalah muatan listrik yang muncul pada material padat tertentu akibat tekanan pada material tersebut. Beberapa material yang memiliki sifat piezoelektrik antara lain: kristal, tulang, kayu dan jenis keramik tertentu. Jadi kalau material-material khusus tersebut ditekan-tekan, bisa menghasilkan listrik. Sejauh ini sudah ada beberapa percobaan untuk membuat keyboard piezoelektrik yang bisa menghasilkan listrik saat tombol-tombolnya ditekan. Salah satu prototipe yang sudah dibuat bisa menghasilkan energi sebesar 650 mikro joule per satu ketukan tombol keyboard (keystroke)
Emang listrik segitu cukup untuk bikin pelosok Indonesia terang benderang?
Mari kita hitung! 
Catatan: hitung-hitungan di bawah ini sangat kasar dan mengabaikan banyak faktor lain yang harus diperhatikan, dan angka-angka nya juga sengaja diperlebay biar keliatan poin nya. Dan… kalau kamu mumet ngeliat angka, bisa langsung loncat aja ke kesimpulan hehe…






Jadi berapa kira-kira total energi listrik yang bisa kita dapatkan dari seluruh netizen nyinyir Indonesia. Untuk membuat hitungan kasarnya, kita butuh membuat asumsi-asumsi umum

Kita sudah tahu bahwa satu ketukan keyboard bisa menghasilkan 650 mikrojoule.
Sekarang kita perlu tahu berapa kali keystroke yang diperlukan untuk menulis satu postingan caci maki di dunia maya. Kira-kira jumlah keystroke ini mungkin kurang lebih sama dengan jumlah karakter dalam satu postingan. Untuk mempermudah, mari kita batasi saja lingkupan nya ke Twitter.

Seorang pegawai Twitter pada tahun 2012 pernah menghitung rata-rata jumlah karakter dalam satu tweet adalah 67.9 [9], mari kita bulatkan saja ke bawah jadi 60 karakter.

Jadi jumlah energi yang bisa dihasilkan dari satu tweet :
650 mikrojoule x 60 keystroke = 39.000 mikrojoule = 39 millijoule

Lanjut, mari kita cari tahu jumlah netizen nyinyir di Indonesia. Susah banget nyari ini hehe, kita coba generalisir habis-habisan aja deh ya. Mari kita anggap seluruh pengguna internet di Indonesia itu tukang nyinyir.

Minimal kita semua nyinyir katakanlah sepuluh kali sehari dalam bentuk tweet sepanjang 60 karakter.

Dengan begitu, energi yang dihasilkan oleh seorang netizen nyinyir Indonesia dari caci maki nya di internet dalam satu hari adalah:





Bisakah kita menerangi seluruh Indonesia dengan 15.5 KWh?
Ya jelas gak bisa… berdasarkan data World Bank konsumsi listrik per kapita kita pada tahun 2014 adalah 811 KWh. Jadi bahkan masih jauh dari kebutuhan listrik satu orang.




Ternyata gak peduli seberapapun banyaknya netizen nyinyir yang suka caci maki di dunia maya, pembangkit listrik dari energi mereka tetap gak akan bikin seluruh pelosok Indonesia terang benderang. Hiks… Kita berharap sama pembangkit listrik tenaga angin, tenaga air dan tenaga-tenaga lain yang beneran aja ya


Referensi



[ol]
[li][1] Zheng Q, Shi B, Li Z, Wang ZL. Recent Progress on Piezoelectric and Triboelectric Energy Harvesters in Biomedical Systems. Advanced Science. 2017;4(7):1700029. doi:10.1002/advs.201700029. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art...es/PMC5515112/[/li]
[li][2] Ya Yang, Ken C. Pradel, Qingshen Jing, Jyh Ming Wu, Fang Zhang, Yusheng Zhou, Yue Zhang, and Zhong Lin Wang (2012). Thermoelectric Nanogenerators Based on Single Sb-Doped ZnO Micro/Nanobelts. ACS Nano 2012 6 (8), 6984-6989. https://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/nn302481p[/li]
[li][3] Mercier PP, Lysaght AC, Bandyopadhyay S, Chandrakasan AP, Stankovic KM. Energy extraction from the biologic battery in the inner ear. Nature biotechnology. 2012;30(12):1240-1243. doi:10.1038/nbt.2394. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art...es/PMC3938019/[/li]
[li][4] Zurbuchen, A., Pfenniger, A., Stahel, A. et al. (2012). Energy Harvesting from the Beating Heart by a Mass Imbalance Oscillation Generator, Ann Biomed Eng (2013) 41: 131. https://doi.org/10.1007/s10439-012-0623-3.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22805983[/li]
[li][5] Holler, F. James; Skoog, Douglas A.; Crouch, Stanley R. (2007). “Chapter 1”. Principles of Instrumental Analysis (6th ed.). Cengage Learning. p. 9. ISBN 978-0-495-01201-6.[/li]
[li][6] L. Beker, Ö. Zorlu, H. Külah and A. Muhtaroğlu, “Hybrid energy harvesting from keyboard,” 2011 International Conference on Energy Aware Computing, Istanbul, 2011, pp. 1-4.
doi: 10.1109/ICEAC.2011.6136691. https://ieeexplore.ieee.org/document/6136691/[/li]
[li][7] Wacharasindhu, T., and J. W. Kwon. “A micromachined energy harvester from a keyboard using combined electromagnetic and piezoelectric conversion.” Journal of Micromechanics and Microengineering 18.10 (2008): 104016. http://iopscience.iop.org/article/10...10/104016/meta[/li]
[li][8] Page, Tom. “A feasibility study in energy harvesting from piezoelectric keyboards.” International Journal of Energy Optimization and Engineering (IJEOE) 6.2 (2017): 1-23. https://dl.acm.org/citation.cfm?id=3149791[/li]
[li][9] https://www.quora.com/What-is-the-av...Isaac-Hepworth[/li]
[li][10] Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2017). Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017.[/li]
[/ol]