Ikrom.lestariAvatar border
TS
Ikrom.lestari
(SFTH) Maafkan Ayah Putri Kecilku!
Based on a True Story


Quote:




Sayup-sayup ditengah malam buta terdengar suara lantunan orang mengaji yang membuatku terbangun. Samar-samar ku buka mataku pelan dan benar saja rupanya istriku yang melakukan hal itu.

"Kamu ini seperti tak ada waktu saja mengaji tengah malam mengganggu orang lagi tidur," gerutuku sambil melangkah keluar kamar.

Aku pun memutuskan untuk melanjutkan tidur di ruang tamu agar tidak lagi terganggu dengan istriku.

"Mas... Mas... Bangun mas Ari shalat subuh!" kata istriku sembari menggoyang-goyang tubuhku.

"Arghhh...! Kamu ini tidak bisakah tidak menggangguku tidur."

"Mas ini kenapa? Kenapa sekarang mas begitu berubah, bahkan mas tak pernah lagi pergi ke masjid dan di rumah pun tak mau melaksanakan shalat."

"Hemmhhh, buat apa pergi ke masjid dan shalat jika semua yang aku miliki tiba-tiba hilang begitu saja. Sudahlah jangan lagi kamu ganggu tidurku!"

"Istighfar mas, istighfar. Bukankah kamu dulu selalu marah jika aku meninggalkan shalat, tapi kenapa sekarang mas sendiri yang meninggalkannya," isak tangis istriku tak terbendung lagi.

Semenjak musibah yang bertubi-tubi menimpa keluarga kecilku, seolah hal ini membuatku tak lagi percaya tentang rahmat Allah SWT terhadap hamba-Nya. Aku dipecat dari perusahaan dengan fitnah keji yang tak pernah ku lalukan. Tak berselang lama satu-satunya harta berharga yaitu putri kecil kesayangan kami meninggal karena penyakitnya, dan sebulan setelahnya bapak mertuaku juga dipanggil ke pangkuan-Nya.

*****

Sekitar 5 tahun yang lalu aku memberanikan diri melamar seorang gadis desa bernama Akira Dwi Kartika, anak kedua dari seorang petani sukses di kampungku yang sekarang menjadi istriku. Selama 3 tahun pernikahan kami hampir tidak pernah ada masalah dan sangat harmonis sampai kami dikaruniai seorang putri kecil.

Namun menginjak tahun keempat prahara rumah tangga kami mulai diguncang berbagai masalah, diantaranya hasil diagnosa dokter terhadap putri kecil kami Anitta Kartika Lestari yang dinyatakan mengidap penyakit Leukimia. Berbagai upaya sudah kami lakukan untuk kesembuhan putri kami, namun kenyataan berkata lain sehingga pada akhirnya putri kami meninggal dunia di usianya yang hampir 4 tahun.

Sejak saat itulah perangaiku jadi berubah 180°, bahkan kehidupan agama yang dulu sering aku dalami seolah tak ada lagi gairah untuk melakukannya. Terhadap istri pun aku jadi sangat sensitif dan temperamental. Tak jarang kami pun terlibat pertengkaran karena kelakuanku.

*****

Sampai pada suatu hari seorang teman perempuan istriku datang berkunjung ke rumah kami bersama anak perempuannya. Karena terlalu asyik bercakap dengan istriku, anak perempuan tersebut tiba-tiba saja masuk ke kamarku yang memang tak tertutup pintunya.

Sejenak aku teringat dengan putri kecilku dan tanpa terasa mataku berkaca-kaca melihat anak perempuan tersebut menghampiriku untuk naik ke atas ranjang sambil melahap biskuit di tangannya. Karena susah untuk naik aku pun membantunya, kemudian kami bercengkerama di atas ranjang.

"Nina... Nina... Dimana kamu sayang!" terdengar suara istriku mencari Nina.

Rupanya anak perempuan ini bernama Nina, lantas aku pun menggendongnya ke luar kamar menemui istriku.

"Ya Allah mas, aku sama Reni sampai bingung mencari Nina. Rupanya dia sama kamu?" tanya istriku yang melihatku bersama Nina.

"Iya tadi tiba-tiba saja masuk ke kamar menghampiriku. Ya sudah aku ajak main saja di kamar."

"Nih...!" kataku sambil menyodorkan Nina ke istriku.

Melihat senyum di wajahku, istriku pun urung mengambil Nina dari gendonganku.

"Mas ajak main saja ya! Masih banyak yang harus aku kerjakan sama Reni, nanti biar aku yang ngomong sama Ibunya kalau Nina sama mas," jawab istriku yang kemudian berlalu kembali ke ruang tamu.

"Lohh, Nina nggak ada di dalam?" tanya Reni kaget melihat Akira keluar sendiri.

"Ada kok lagi main sama mas Ari, tadi si Nina masuk ke kamar dan diajak main sama mas Ari."

"Duh bandelnya anak itu, maaf ya Akira!"

"Nggak apa-apa, justru terimakasih karena kehadiran Nina mas Ari jadi bisa tersenyum. Mudah-mudahan setelah ini mas Ari tidak lagi temperamental seperti sebelumnya."

"Syukurlah kalo begitu!"

Karena lelah bermain denganku, si Nina pun tertidur di kamarku dan tanpa kusadari aku pun ikut tertidur di sampingnya. Hingga istriku membangunkanku menjelang maghrib.

*****

Perlahan aku mulai bisa menerima kepergian putri kecilku dan kembali mencoba menjadi kepala keluarga yang baik untuk menafkahi istriku. Setelah beberapa kali melamar pekerjaan, akhirnya aku diterima kerja di sebuah perusahaan jasa.

Besok adalah hari kelahiran putri kecilku, dan kami berniat berkunjung ke pusaranya untuk mendoakannya. Aku dan istriku sudah tidak sabar menanti hari esok, sehingga kami memutuskan untuk tidur lebih awal.

Quote:

"Maafin Ayah sayang, maafin Ayah."

"Anittaaaaa...!"

"Ada apa mas, kenapa kamu berteriak memanggil nama anak kita?" tanya istriku terkaget.

"Aku... Aku... Aku barusan bermimpi Anak kita memanggilku. Dia mengatakan kalau aku jahat padanya, aku sering sakitin Bunda dan aku lupa sama Allah," terangku menjelaskan mimpi yang baru saja aku alami sambil menangis dipelukan istriku.

"Istighfar mas, istighfar!"

"Astaghfirullahal adzim... Maafin mas belakangan ini sering sakitin Bunda!"

"Akira sudah maafin mas sebelum mas meminta maaf. Alangkah lebih baik jika mas meminta maaf sama Allah SWT karena pernah tak mempercayai-Nya."

*****

Dan keesokan harinya kami pun berkunjung ke pusara putri kecilku dengan membawa bunga kesukaannya dan mendoakannya. Setelah kejadian kemarin malam, aku sudah mulai kembali dengan apa yang dulu pernah ku lakukan dengan mendalami ilmu agama untuk membimbing keluarga kecilku nantinya.

Satu-persatu kabar baik mulai ditunjukkan oleh Allah SWT setelah perjalanan hijrahku kembali lagi kepada-Nya. Mulai dari tertangkapnya oknum yang memfitnahku melakukan kecurangan di perusahaan, asuransi jiwa dari almarhum bapak mertua yang diatas namakan untuk istriku, serta yang paling membuat kami bahagia adalah kabar kehamilan istriku di usia dua bulan kandungan.

Subhanallah...! Inilah kabar terindah dari Allah SWT atas karunia hadirnya kembali buah hati kami dan kepercayaan untuk kelak merawatnya hingga dewasa. Semoga Allah SWT menjaga istri dan bayi yang ada di dalam kandungannya hingga dia hadir melengkapi keluarga kecil kami. Aamiin... Aamiin... Yaa rabbal alamin.

Dan tak lupa kami pun mengadakan syukuran kecil-kecilan dengan mengundang kerabat dan sanak famili atas beberapa kabar baik yang kami terima, serta mendoakan putri kecil kami yang sudah lebih dahulu berada di surga-Nya.


~• TAMAT •~



Diubah oleh Ikrom.lestari 11-05-2019 21:35
hkm777
winehsuka
harhar46
harhar46 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
8.7K
176
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.